Kamis, 10 Mei 2012

KITA INI ANAK ALLAH

Dalam keheningan, perasaanku teduh dan tanpa kusadari aku menggoreskan dan menumpahkan isi hatiku. Inilah sekerat sketsa renungan hatiku tentang : anak Allah.

Kubuka Alkitabku, kubaca dan kurenungkan bacaan harian, mata hatiku tertambat pada satu ayat dibawah ini :

1 Yohanes 3:1-2
Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.
Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

Setelah itu hatiku bertanya : benarkah aku ini anak Allah?
Yohanes 1:10-13
Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, namun dunia tidak mengenal-Nya.
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya. Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.

Galatia 3:26
Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Seorang bapa pasti mencintai anak-anaknya tetapi seorang anak belum tentu mencintai bapanya. Apalagi yang aku sebut bapa disini adalah BAPA SURGAWI, sedangkan Papa-ku saja mengasihiku.

Matius 7: 9-10
Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti atau memberi ular, jika ia meminta ikan?

Mazmur 103:13-14
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.

lalu kucoba menelusuri di relung hatiku :
sudahkah aku ini mencerminkan diriku sebagai anak Allah?
sebagai anak :
- sudah sepantasnya aku menyenangkan hati bapa-ku
- sudah selayaknya aku membalas kebaikan bapa-ku
- sudah seharusnya aku tahu apa yang bapa inginkan
- sudah waktunya aku mengerjakan apa yang bapa kehendaki

Seringkali aku bertingkah-laku seperti anak dunia yang mengumbar hawa nafsu kedagingan belaka tanpa menjaga kekudusan tubuh dan jiwaku.

Roma 6:13
Janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.

1 Korintus 6:19
tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?

Roma 12:1
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Aku mengakui segala kekurangan dan kedegilan diriku betapa aku tidak sungguh-sungguh menjalani hidup sebagai anak Allah yang telah Allah anugerahkan lewat penebusan Yesus di Salib. Oleh karena beratnya tekanan hidup yang ku alami sehingga hidupku kacau dan jauh dari Allah dan terkadang aku meragukan jati diriku sebagai anak Allah ; seperti kisah dibawah ini :

Alkisah suatu ketika seekor induk ayam heran di sangkarnya tergeletak sebuah telor yang ukurannya lebih besar daripada telor yang biasa dia keluarkan. Sebagai seekor ayam betina yang menjalankan kewajiban alaminya mengerami telor agar menjadi seekor anak ayam maka tanpa sungkan dia erami juga telor tersebut diantara telor-telor yang biasa dia erami. Singkat cerita telor tersebut tumbuh dan berkembang sebagai mana layaknya hidup seekor anak ayam namun ia merasa heran kenapa dirinya lebih besar daripada saudaranya yang lain. Suatu hari ia melihat seekor burung rajawali terbang tinggi di angkasa dan ia mengaguminya. Ia melamun dan membayangkan betapa senangnya jika ia bisa terbang seperti burung rajawali. Ia tidak tahu bahwa sesungguhnya ia adalah anak burung rajawali dan induk ayam itu tidak memberitahu kepadanya.

Akhirnya aku menyadari dan segera bertekad meninggalkan cara hidupku yang salah dan puji syukur kepada Allah yang begitu mengasihi diriku telah mengampuniku.
Aku berjanji pada diriku untuk selalu mengingat segala hal yang telah diajarkan kepadaku dan segera bertindak melakukannya dalam langkah-langkah hidupku selanjutnya.
Tak akan pernah aku lupakan segala pengajaran yang telah kuterima dan akan kubawa serta dalam sepanjang hidupku selanjutnya.

Kriteria Hidup Sebagai anak Allah

1. Mengerti dan Melakukan kehendak Allah

Efesus 5:15-17
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.

Roma 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

2. Mengasihi Allah

1 Yohanes 5:2
Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.

1 Petrus 1:8
Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan.

Yohanes 14:21
Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.

3. Menjauhkan diri dari perbuatan dosa

1 Yohanes 3: 9-10
Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.

1 Yohanes 3: 6-8
Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.
Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu.
Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;
barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.

Ibrani 10:26
Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

KESIMPULAN 

Ingatlah kita ini anak Allah karena kepercayaan kita kepada Yesus.
Jangan sia-siakan dan meremehkan anugerah agung ini.
Tinggalkanlah cara hidup yang tidak mencerminkan sebagai anak Allah.
Tanggalkanlah citra anak dunia yang mengutamakan hawa nafsu.

Masakan kita mau lepaskan anugerah sebagai anak Allah, oleh karena kita masih mau hidup sebagai anak-anak dunia ?
seperti halnya Bangsa Israel yang tegar tenguk lebih memilih kehidupan di Mesir sebgai budak daripada kehidupan di tanah terjanji sebagai Bangsa pilihan Allah. (Baca Kitab Bilangan)

2 Petrus 2:20-22
Jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.
Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.
Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini:
"Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."

Galatia 3:3-4
Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!


Salam Sejahtera Selalu,
Surya Darma

MENGAPA AKU JADI BEGINI?

A. PENDAHULUAN

Dalam mengarungi samudera kehidupan ini, seringkali tidak berjalan dengan mulus seperti yang kita harapkan. Tidak jarang membuat hati kita menjadi kecewa dan mengalami kepahitan bahkan tanpa kita sadari iman kita terombang-ambing dan bertanya-tanya
- Benarkah Engkau ada Tuhan?
- Mengapa saya harus mengalaminya? Kenapa Tuhan? atau
bagi yang aktif dalam pelayanan di gereja ketika mengalami masalah mempertanyakan :
 - Tuhan, Bukankah aku sudah melayaniMU?
- Bagaimana mungkin Engkau membiarkan aku jatuh dalam penderitaan?

Iman seseorang akan terlihat ketika ia menangani persoalan yang menerjang hidupnya.
Apakah imannya akan tergoncang ataukah tetap bertahan sambil berharap selalu kepada Allah.
- Jika keadaan hidup serba mudah-menyenangkan, semua orang bisa bersorak & memuji Tuhan
- Jika keadaan hidup serba sulit dan sepertinya tidak menemukan jalan keluar maka tidak banyak
  orang mampu bertahan dan mengucap syukur atas segala hal yang terjadi pada dirinya.

Kita manusia cenderung hanya mau menerima Berkat Tuhan tetapi menolak segala bentuk ujian dan penyangkalan diri, apalagi disuruh memanggul Salib.
Apakah kita hanya mau menerima yang baik saja dari Allah tetapi tidak mau menerima yang buruk? (Ayub 2:10b)

B. MARI KITA TELUSURI APA PENYEBABNYA

Tuhan memberikan setiap orang masing-masing talenta sebagai bekal untuk menghadapi tantangan hidup ini namun banyak orang melalaikan atau menyia2kan apa yang sudah Tuhan berikan.
Pada saat masalah terjadi, yang dipersalahkan adalah orang lain dan ia "lupa" meng-intropeksi diri bahwa realita yang sering terjadi adalah masalah itu terjadi pada umumnya oleh karena kesalahan kita sendiri.

Banyak contoh yang dapat kita lihat, misalnya :
ketika seseorang tidak mendapatkan pekerjaan yang baik dengan gaji yang tinggi maka ia menyalahkan atasannya atau boss-nya berlaku tak adil.
seorang mahasiswa setelah lulus kuliah, ia tidak mendapatkan pekerjaan sedangkan ia tidak siap untuk ber-wiraswasta menciptakan lapangan kerja bagi dirinya.
Mau buka usaha, ia mengeluh tidak punya modal.

Ada beberapa pertanyaan yang mesti kita kritisi pada diri kita , yaitu :
1. Apakah saya sudah menetapkan sebuah visi?
2. Apakah saya sudah membuat suatu perencanaan yang terstruktur baik?
3. Apa tindakan konkrit yang sudah saya kerjakan untuk mewujudkannya?
4. Apakah saya menyertakan Tuhan sebagai pimpinan dalam perencanaan saya?

Yang terpenting dari semua itu adalah bagaimana persiapan kita dengan menggunakan talenta yang sudah Tuhan berikan kepada kita agar diberdayakan se-optimal untuk dapat bertahan dan memenangkan setiap tantangan hidup yang kerap kali tidak kita perhitungkan tetapi tiba-tiba datang menyerang diri kita.
Jika kita lalai dan tidak mempersiapkan diri sebelumnya maka badai persoalan menerpa maka kita panik dan tidak mampu bertahan bahkan menjadi lemah tiada berdaya, pada akhirnya datanglah penderitaan yang berlarut-larut berkepanjangan. apalagi dibarengi dengan putus-asa dan hilang pengharapan maka hidup kita menjadi hancur berantakan, kita mengalami depresi dan ......

Tuhan Yesus sudah memperingati kita dalam bacaan Injil berikut ini :
Matius 7:24-25
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana yang mendirikan rumahnya diatas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan diatas batu. 

Matius 7:26-27
Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku inidan tidak melakukannya ia sama dengan orang yang bodoh yang mendirikan rumahnya diatas pasir. Kemudian turunlah hujandan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu sehingga rubuhlah rumah itu dan hebat kerusakannya.

Kita semua sudah tahu bahwa setiap orang beriman pasti pernah mengalami diserang oleh "banjir badai" seperti perumpamaan diatas. Rumah yang didirikan diatas batu tidak roboh artinya rumah itu memiliki pondasi yang kokoh.
Begitu juga kita seharusnya membangun iman kita yang kokohsehingga mampu melawan setiap badai persoalan hidup.
Yang membedakan setiap orang percaya adalah : Pada Skala berapa kekuatan imannya meredam kegoncangan?

LANGKAH APA YANG SEHARUSNYA KITA PERSIAPKAN

1 . PERCAYALAH SEPENUHNYA KEPADA TUHAN YESUS

Bagi orang beriman telah bertahun-tahun pergi ke gereja tak perlu lagi dipertanyakan apakah percaya kepada Yesus? Yang menjadi fokus perhatian kita adalah seberapa dalam kepercayaan kita kepada Yesus ? berarti berbicara mengenai sikap hati kita yang mau berserah kepada Tuhan Yesus. Banyak kata-kata bijak kita baca, kita dengar dan kita ingat bahwa kita harus berserah kepada Tuhan namun tidak seindah kata-kata berserah, ternyata tidak mudah bagi kita untuk menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan.

Yeremia 29:11
Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Kita memang sudah memahami rancangan Allah sesungguhnya maka kita pasti mendengar dan melakukan perkataan Tuhan dan kita dengan berani menjawab tantangan hidup dengan berkata, segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)

2. MILIKILAH KARAKTER ILAHI

Dari bacaan Injil Matius pasal 7 diatas, ada kata kunci yang perlu kita ingat dan kita pegang erat-erat yaitu : Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya.
Perkataan Yesus yang manakah yang dimaksudkan ?
Kita harus membaca Injil Matius mulai pasal 5 ketika Yesus berkotbah di bukit memberi pengajaran2 kepada banyak orang.
Dimulai dengan kata "Berbahagialah" atau lebih dikenal dengan sebutan "7 Sabda Bahagia" Perkataan Yesus agar kita memiliki 7 sikap hati mencerminkan karakter Ilahi yang harus kita persiapkan dalam berguna saat kita meniti kehidupan ini.

3. BERIKAN TEMPAT PALING UTAMA BAGI ALLAH

Matius 6:33
carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka
semuanya itu akan ditambahkan kepadamu

Banyak orang menginginkan Berkat Allah yang optimal dengan bersikap seadanya bahkan acuh tak acuh,tidak mau tahu apa kata Firman Tuhan bahkan lebih mendahulukan ajaran dan prinsip dunia. Tidak sedikit orang menaruh Allah di belakang dirinya sedangkan ia berdiri di depan mengambil keputusan tanpa konsultasi dulu dengan Allah.
Ketika timbul persoalan, barulah Allah dimintai bantuan dengan berbagai macam dalih yang bersifat memaksa agar Allah segera turun tangan menolongnya.

RENCANA VERSUS REALITA

Seringkali dalam kenyataannya, apa yang sudah dipersiapkan tidak selamanya sesuai dengan tujuan yang hendak kita capai.
Kita boleh berencana namun Tuhanlah yang menentukan hasilnya.

Pengkhotbah 8:17
maka nyatalah kepadaku, bahwa manusia tidak dapat menyelami segala pekerjaan Allah, yang dilakukan-Nya di bawah matahari. Bagaimanapun juga manusia berlelah-lelah mencarinya, ia tidak akan menyelaminya.
Walaupun orang yang berhikmat mengatakan, bahwa ia mengetahuinya, namun ia tidak dapat menyelaminya. Kita tidak dapat menyelami apa maksud Allah dibalik semua peristiwa hidup kita namun kita percaya bahwa bila waktu Tuhan telah tiba maka semuanya baik adanya.

Pengkhotbah 3:11
Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

Belum tentu apa yang nampaknya buruk maka hasilnya buruk pula karena rancangan Allah tidak mudah dipahami oleh orang beriman namun kurang dekat hubungannya dengan Allah.
Seperti contoh berikut ini mengenai YUSUF anak YAKUB.
Yusuf mengalami banyak penderitaan dimulai ketika ia dicebur ke lobang sumur oleh saudara2nya dan kemudian dijual ke Potifar orang Mesir. Yusuf di penjara karena di fitnah oleh istri Potifar. Yusuf juga dikhianati oleh Juru Minum. Hingga tiba waktunya, Allah mengubah hidup Yusuf dari seorang budak menjadi orang nomor 2 setelah Raja Firaun di Mesir.
(baca selengkapnya kitab Kejadian pasal 37 s/d pasal 50)

Ternyata ada maksud Allah di balik penderitaan Yusuf
Yusuf dipersiapkan Allah untuk menggenapi janji Allah membuat umat Israel terhindar dari bencana kelaparan. (baca selengkapnya Mazmur 105:1-25).
Mazmur 105:17-19
diutus-Nyalah seorang mendahului mereka: Yusuf, yang dijual menjadi budak.Mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi, sampai saat firman-Nya sudah genap, dan janji TUHAN membenarkannya.

KESIMPULAN 

- Persiapkanlah diri kita dan Berserahlah kepada Allah.
- Temukanlah apa visi dan misi hidup kita yang Allah kehendaki
- Kerjakanlah semua yang telah direncanakan dengan segenap hati
- Fokuslah dengan jalan yang sesuai dengan rencana Allah
- Pergunakanlah segala karunia yang Tuhan telah berikan
- Bersabarlah menanti penggenapan janji Allah

Yakobus 1:3-4
sebab kamu tahu, bahwa : ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.

Jika kita berada dalam kegelapan yang paling gelap janganlah putus asa sebab sebentar lagi fajar menyingsing terang benderang akan segera menyingkap kegelapan.
Allah selalu siap menggendong kita sebab IA tak akan membiarkan kita sendirian ...

GOD has Gifts for you :
1. A LIGHT For Every Shadow
2. A PLAN For Every Tomorrow
3. A KEY For Every Problem
4. A JOY For Every Sorrow
ENJOY GOD’S GIFTS EVERYDAY


Salam Sejahtera Selalu,
Surya Darma