Kamis, 31 Desember 2015

MENGASIHI TUHAN VS MENGASIHI DUNIA









Renungan Harian 30 Desember 2015 
MENGASIHI TUHAN VS MENGASIHI DUNIA 
(1 Yohanes 2:12-17) 

Lukas 2:36-40 
Mazmur 96:7-10 

Saudara/i dalam Yesus Kristus, 

Melanjutkan pembahasan hal ketaatan pada renungan yang lalu, hari ini kita diajak melihat ketaatan yang ditunjukkan seorang nabi perempuan yakni Hana. 

beliau sudah lanjut usia 84 tahun begitu setia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dimana ia berdoa dan berpuasa seraya menantikan kedatangan Yesus Sang Mesias dan akhirnya dapat bertemu dengan Yesus seperti Simeon juga di Bait Allah. 

Lukas 2:36-38 
lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya. Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun. Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa. Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem. 

kita bisa belajar dari ketaatan Hana yang setia kepada Allah yang menunjukkan kasihnya kepada Allah dengan melayani di Bait Allah dan bagaimana kesetiaan berdoa dan berpuasa setiap hari. 

Mengasihi Tuhan itu sifatnya pribadi dan sulit dilihat oleh orang lain sedangkan mengasihi sesama itu bisa dilihat dari perbuatan baik yang dilakukan orang. 

tema renungan hari ini mengkontraskan secara tajam perbedaan antara : 
mengasihi Tuhan vs mengasihi dunia !!! 

kita coba mengutip firman Tuhan sebagai dasar kebenaran yang sejati. 

Yohanes 14:21 
barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh BapaKu dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diriKu kepadanya

1 Yohanes 2:15-16 
janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. 
sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. 

sangat jelas dan perbedaannya tegas !! 
namun kenyataannya bertolak-belakang. 

hampir sebagian besar orang beriman kepada Yesus, justru melakukan hal sebaliknya yaitu lebih mengasihi dunia daripada mengasihi Tuhan. 

silahkan bertanya pada hati nurani kita masing-masing pribadi ?? 

kita tidak perlu membela diri atau mau show-on menunjukkan kepada orang lain bahwa diri kita mengasihi Tuhan. 

tadi di bagian atas sudah dikatakan bahwa mengasihi Tuhan itu sulit dilihat orang lain dan hanya pribadi kita dengan Tuhan saja yang mengetahui seberapa dalam kasih kita kepada Tuhan. 

kita semua sudah tahu bagaimana cara mengasihi diluar diri kita sendiri dan renungan hari ini hanya mengingatkan saja agar jangan sampai lupa bahwa mengasihi Tuhan itu teramat sangat penting di dalam kehidupan ini melebihi segala kasih yang kita terima dari dunia. 

kita sudah dengar ayat firman Tuhan yang mengatakan bahwa dunia ini memberikan kepada kita berupa : 
1) keinginan daging 
2) keinginan mata 
3) keangkuhan hidup 

sekali lagi semua orang sudah tahu apa yang dimaksud ketiga hal tersebut tetapi persoalannya adalah : 
apakah kita mau mentaati perintah Tuhan agar kita jangan mengasihi dunia melainkan kasihilah Tuhan, Allah kita. 

sudah diberitahu dan diingatkan dalam ayat 15b bahwa : jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. 

namun mengapa masih saja orang beriman tidak peduli dengan peringatan tersebut dan hal ini sudah terjadi sejak awal mula manusia Adam melanggar perintah Allah. 

padahal saat itu kehidupan Adam luar biasa enak dan nyaman di taman Eden di bumi ini tetapi mengapa masih saja tidak menghargai Allah dan tidak mengasihi Allah? 

tidak heran bila keadaan bumi sekarang ini semakin semerawut dan disana-sini terjadi kerusakan alam yang menyebabkan bencana alam yang amat menyengsarakan manusia.  

belum lagi kelaparan, kemiskinan, berbagai penyakit kronis dan perilaku manusia semakin egois yang akibatnya menimbulkan banyak penderitaan. 

sehingga untuk mengasihi Tuhan itu, banyak tantangan dari keadaan manusia yang hidupnya serba kekurangan yang menyebabkan manusia lebih mendahulukan kepentingan diri sendiri daripada mengasihi Tuhan. 

singkat kata untuk membela diri, 
wong jaman Adam yang hidupnya serba berlimpah dan nyaman saja belum mampu mengasihi Tuhan Allah, apalagi situasi jaman saiki jaman edan yang kehidupan makin sulit... yah maklumlah bila belum bisa mengasihi Tuhan??? 

weleh, weleh, weleh, keliru òii 
ga boleh begitu !!! 

kita tengoklah sejenak kisah hidup Yesus semasa hidup di dunia; ia lahir di palungan tempat makanan ternak, hidup sederhana bersama orangtuanya yang diremehkan orang lain dengan sebutan anak tukang kayu. 

setelah dewasa berkarya memberitakan Injil, dihina dan dituduh menghujat Allah oleh kaum farisi dan ahli taurat bahkan harus mengorbankan diri disiksa sampai mati di Salib. 
semua itu dijalaniNya dengan sabar dan tabah semua penderitaan demi ketaatan kepada BAPA karena Yesus mengasihi BAPA dan karena Yesus mengasihi kita manusia berdosa ini. 

penderitaan kita tidak seberat yang diderita Yesus semasa hidup di dunia ini dan karena itu kita tidak pantas ngomel, menggerutu, komplain, kepada Allah. 

kitab Ibrani mengatakan

Ingatlah selalu akan Yesus, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah. Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkanNya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai anak." jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?  (Ibrani 12:3-7)

JADI, 

pokok persoalan yang membuat manusia pada umumnya dan orang beriman pada khususnya tidak mampu mengasihi Tuhan Allah adalah karena mengasihi dunia demi kepentingan diri sendiri. 

tadi sudah dijelaskan bahwa dunia ini dipenuhi oleh keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. 

seperti yang dialami Yesus ketika Iblis mencobai Yesus di padang gurun (baca Injil Lukas 4:1-13) yaitu : 

dicobai keinginan tubuh akan roti, 
dicobai keinginan mata dengan memperlihatkan kemegahan dunia, 
dicobai keangkuhan hidup melalui kesombongan sebagai Anak Allah. 
--> tubuh - jiwa - roh. 

keinginan daging berkaitan erat dengan keinginan tubuh jasmani yang sarat dipenuhi oleh hawa nafsu berlebihan. 

keangkuhan mata berkaitan erat dengan keinginan jiwa yang meliputi keinginan perasaan, keinginan pikiran, keinginan untuk berbuat sesuatu, yang semuanya itu bertentangan dengan hati nurani. 

keangkuhan hidup berkaitan erat dengan kesombongan rohani yang mengklaim dirinya sudah hidup benar dan tingkatan rohaninya sudah tinggi. 

keinginan tubuh dan keangkuhan hidup mudah terlihat transparan tetapi untuk keinginan mata terkadang samar-samar bisa menyembunyikan keinginannya. 

kita coba bahas keinginan mata yang seringkali berdampak tidak baik bagi pertumbuhan iman kita meskipun mata diperlukan membaca firman Tuhan. 

salah-satu contoh keinginan mata

sekarang musim liburan akhir tahun, banyak orang pergi piknik wisata. 
berapa banyak duit yang dikeluarkan untuk melihat segala sesuatu yang ingin dinikmati oleh mata. 

kemudian di photo supaya bisa dilihat lagi sekaligus di pamerkan di facebook, twitter, atau media lainnya. 

salahkah itu? 
jawaban bisa bermacam-macam tergantung dari sisi mana dilihatnya. 

kalo begitu saat mana keinginan mata melanggar kehendak Tuhan? 
jawabannya sederhana dan normatif yaitu pada saat tujuan keinginan mata untuk kepentingan memenuhi keinginan kedagingan di dalam dirinya. 

melihat dunia untuk diri sendiri dan tidak mau berbagi kepada sesama bahkan terkadang menghalangi orang lain untuk mendapatkan apa yang dilihatnya. 

misal : tambang emas freeport 
melihat emas dunia di negeri papua amat menguntungkan diri sendiri atau kelompok/perusahaan sendiri maka berusaha menghalangi orang lain agar tidak mendapatkan hasil emas tersebut. 

dari melihat dunia beserta isi alamnya membutakan hati nurani orang yang membuatnya serakah dan tak mau berbagi kepada orang lain. 

hal serupa banyak terjadi di sekitar kita, 
demi mengejar keuntungan pribadi menggunakan segala cara untuk mendapatkannya; dengan berbohong, memanipulasi, berdalih demi pelayanan atau demi membela agama. 

dari mata turun ke pikiran lalu ke hati 
dari penglihatan mata maka pikiran menanggapinya dengan analisa dan rencana yang menguntungkan, kemudian dilakukan melalui perbuatan dan hasilnya menyenangkan hati. 

lama kelamaan terjalin "kerjasama" antara mata-pikiran-hati yang semakin bertentangan dengan kebenaran Tuhan sehingga tidak heran imannya semakin menjadi kerdil. 

jangan pernah meremehkan mata sebab merupakan pintu masuk yang sangat mempengaruhi seseorang membuat keputusan ke pikiran dan hati; 
apakah selanjutnya dilakukan untuk kepentingan egoisme diri sendiri ataukah sesuai dengan kehendak Tuhan yang mencerminkan kita mengasihi Tuhan. 

hendaknya kita memutuskan menolak mengasihi dunia dan mengutamakan mengasihi Tuhan melebihi segala kasih yang bisa kita berikan sebab kita tahu bahwa : 

1 Yohanes 2:17 
dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya. 

REFLEKSI DIRI 

apakah aku sudah mengasihi Tuhan dengan berbuat segala sesuatu yang menyenangkan Hati Tuhan? 

katakan deja vu kepada mengasihi dunia dari kehidupan kita !!! 


Salam Kasih, 
Surya Darma 

Selasa, 29 Desember 2015

KETAATAN












Renungan Harian 29 Desember 2015 
KETAATAN 
(Lukas 2:22-35) 

1 Yohanes 2:3-11 
Mazmur 96:1-3,5b-6

Saudara/i dalam Yesus Kristus, 

Injil Matius sangat kental nuansa ke-Yahudi-an yang menjunjung tinggi taurat dan latar belakang adat istiadat Yahudi. 

kita baca dalam bacaan Injil hari ini sarat dengan peraturan hukum taurat dan latar belakang Yusuf dan Maria adalah keturunan Yahudi maka mereka mentaatinya (Galatia 4:4), diantaranya : 

Lukas 2:22-23 
ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkanNya kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah" 

Imamat 12:3 
pada hari yang kedelapan haruslah dikerat daging kulit khatan anak itu. 

Keluaran 13:2 
"Kuduskanlah bagiKu semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan pada orang Israel, baik pada manusia maupun pada hewan; Akulah yang empunya mereka." 

peraturan tentang pentahiran sesudah melahirkan anak dibedakan antara orang yang miskin dan orang yang kaya dan terlihat disini persembahan Yusuf dan Maria adalah sepasang burung merpati menunjukkan persembahan mereka bukan persembahan orang kaya yaitu seekor domba berumur setahun dan seekor anak burung merpati. 

Lukas 2:24 
untuk mempersembahkan korban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati

Imamat 12:8 
jikalau ia tidak mampu untuk menyediakan seekor kambing atau domba, maka haruslah ia mengambil dua ekor burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, yang seekor sebagai korban bakaran dan yang seekor lagi sebagai korban penghapus dosa, dan imam itu harus mengadakan pendamaian bagi perempuan itu, maka tahirlah ia." 

sejak jaman dahulu perbedaan orang kaya dan orang miskin sangat kentara bahkan untuk urusan kerohanian/agama sekalipun tetap berbeda perlakuannya. 

semoga saja saat ini di gereja tidak ada perbedaan tersebut ...
yach semoga saja para Imam/pastor memperlakukan umat apa adanya dan tidak pilih kasih berdasarkan status sosial; apakah yang kaya atau miskin 
apakah ia donatur atau bukan; pokok e tidak membeda-bedakan umat. 

demikian juga umat sebagai orang beriman maka hendaknya tidak memandang rupa atau membedakan perlakuan terhadap orang lain karena ia orang kaya atau ada maksud lain untuk kepentingan pribadi. 

Yakobus 2:1b-4 
janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian buruk, dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata kepadanya: "silahkan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "berdirilah di sana!" atau: "duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!", bukankah kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim dengan pikiran yang jahat? 

kita mesti tahu bahwa berulangkali Yesus mengatakan bahwa Ia datang untuk orang berdosa, orang bodoh, orang yang tersisihkan, orang miskin, orang yang remuk hatinya, dsbnya. 

Yakobus 2:5-6 
dengarkanlah, hai saudara-saudara yang kukasihi! bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah dijanjikanNya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia? tetapi kamu telah menghinakan orang-orang miskin. bukankah justru orang-orang kaya yang menindas kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan? 

Selanjutnya, 

ada seorang bernama Simeon yang menantikan kedatangan Mesias dengan penuh kerinduan dan akhirnya ia bisa bertemu dengan Yesus. 

Lukas 2:25-28 
adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu, dibawa masuk oleh orang tuaNya untuk melakukan kepadaNya apa yang ditentukan hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatangNya sambil memuji Allah. 

kita lihat bagaimana kerinduan Simeon bertemu dengan Yesus, Sang Mesias begitu besarnya sehingga ia memohon kepada Allah supaya sebelum ia mati kerinduannya terpenuhi dan itu terjadi. 

demikian hendaknya kerinduan kita berjumpa dengan Yesus menggelora di hati sanubari supaya kitapun dapat merasakan kegirangan Simeon yang sudah bertemu dengan Yesus. 

kita yang hidup di jaman sekarang ini belum pernah bertemu dengan Yesus secara langsung tetapi iman kita kepada Yesus menyatukan keinginan kita suatu hari nanti kerinduan kita terpenuhi. 

seberapa besar kerinduan kita bertemu dengan Yesus bergantung pada seberapa besar ketaatan kita menantikan dan menyambut kedatangan Yesus di dalam diri kita. 

itu terlihat seberapa intim relasi kita di dalam doa, saat teduh, mendalami firmanNya, dan diwujudkan dalam perbuatan kita sehari-hari. 

setiap hari ke gereja mengikuti misa pagi dan setiap minggu ikuti misa ekaristi adalah salah satu bagian saja usaha kita menyatakan kerinduan kita dan semoga bukan karena kewajiban. 

namun jika kita tidak menjalin relasi pribadi yang intim dengan Yesus dan mendalami apa yang menjadi kehendakNya yang sudah tertulis di Alkitab maka boleh dikatakan kerinduan bertemu dengan Yesus secara pribadi belum sepenuhnya menggambarkan kerinduan kepada Yesus. 

dengan kata lain, 

ketaatan kita sebagai anak-anak Allah kepada Allah adalah sangat penting dan yang harus kita lakukan adalah menjalin relasi intim melalui saat teduh, berdoa, dan mengerti kehendakNya. 
setelah itu barulah kita mewujudkannya dalam perbuatan. 

1 Yohanes 2:3-6 
inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintahNya. barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintahNya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. tetapi barangsiapa menuruti firmanNya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup. 

Ketaatan tidak mungkin dapat dilakukan tanpa mengenal DIA dan begitu juga Mengasihi Allah tidak mungkin dapat terwujud bila kita tidak mentaati apa yang dikehendaki Allah untuk kita lakukan. 

sama halnya kita mengasihi ayah kita, 
sebelumnya kita harus mengenal pribadi ayah kita, kemudian kita mentaatinya untuk menunjukkan kita mengasihinya. 

memang ada anak yang hanya menuntut ayahnya supaya mengasihi dirinya tetapi ia tidak peduli kepada ayahnya sebab baginya seorang ayah harus senantiasa memenuhi keinginan anak-anaknya. 

Ia tidak mau tahu bahwa sebagai anak ada kewajiban menuruti kehendak ayahnya sebagai wujud kasihnya kepada ayahnya. 

demikian juga hubungan kita dengan Allah; selain kita meminta BerkatNya karena memang Allah adalah sumber segala Berkat namun disisi lain kita juga ada kewajiban melaksanakan perintah dan kehendakNya. 

salah satunya adalah dengan cara melakukan perbuatan baik kepada sesama manusia secara umum dan terlebih secara khusus kepada keluarga dan saudara terdekat. 

1 Yohanes 2:9-11  
barangsiapa berkata, bahwa ia berada di dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan sampai sekarang. 

barangsiapa mengasihi saudaranya, ia tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan. 

barangsiapa membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya. 


REFLEKSI DIRI 

apakah aku selalu merindukan Hadirat Tuhan hadir dalam hidupku? 
apakah aku mau mentaati Tuhan sebagai wujud aku mengasihNya? 


Salam Kasih, 
Surya Darma