Setiap orang yang beriman kepada
TUHAN, pasti mengakui bahwa hanya TUHAN yang dia sembah seumur hidupnya.
memang terkadang ada yang berdoa
dengan menyebut nama TUHAN atau TUHAN YESUS, atau ALLAH, ada juga yang menyebut
BAPA......
namun pada dasarnya kita "hanya"
menyembah TUHAN !
kata "hanya"
berarti tidak ada yang lain atau artinya satu-satunya.
kita semua pasti sudah amat sangat
mengerti arti kata "hanya" namun anehnya saat diperhadapkan
pada pilihan kebenaran menurut Tuhan versus
kebenaran menurut realita kehidupan sehari-hari yang ada disekitar lingkungan
kehidupan kita ....
maka kata "hanya"
menjadi bias sesuai prinsip hidup masing2 pribadi. benar menurut saya, belum tentu benar menurut orang lain.
seringkali terjadi pergolakan dalam
hati kita ketika ada masalah yang harus kita hadapi, dimana iman kita mengalami
suatu ujian;
apakah kita tetap menyembah Tuhan
meski berbagai persoalan hidup sedang menerjang diri kita.
kesetiaan kita terus menerus diuji
sampai kita tetap setia berkata :
HANYA ENGKAU TUHAN KUSEMBAH SEUMUR HIDUPKU.
A. UJIAN KESETIAAN TERJADI SAAT BERBUAT KEBENARAN
Suatu hari saat lunch, seorang teman berkata begini : "jaman sekarang ini
hidup bener dan jujur susah. dagangan makin sepi, belum lagi urusan UMR pegawai
minta naik gaji ... pusing dah!"
sebagai temen, yach saya bilang
sabar deh, orang jujur pasti dibela Tuhan, yang penting kudu banyak berdoa dan
berserah kepada Tuhan.
eh tiba-tiba dia melotot dan katanya
:
"enak aja elo ngomong, kagak
ngerasin gimane sulitnya berdagang, nah elo mah enak kerjanya ...bla, bla , bla
...."
(memang rumput tetangga lebih hijau
...haaaa3x)
terus saya diam saja dengerin dia keluarin unek-uneknya,
biar dia lega. (terkadang kita kudu jadi pendengar
yang baik!).
setelah sekian menit kemudian,
keliatan dari mimik mukanya dia sudah mulai tenang.
seringkali persoalan yang kita pendam dalam hati, lama
kelamaan akan membludak keluar supaya hati kita terasa lega meskipun cuman
sesaat.
Apa yang dialami temen saya itu
adalah dia berusaha hidup dalam kebenaran Tuhan tetapi lingkungan bisnisnya
justru mendorong untuk berbuat tidak jujur agar bisnisnya lancar.
dia diperhadapkan pada realita bisnis : jika ia jujur maka biaya produksi
menjadi membengkak dan tentu saja harga jual menjadi lebih tinggi, akibatnya
produk yang dijualnya kalah bersaing dengan pengusaha lain yang "kompromi"
dengan keadaan bisnis kudu mesti demikian.
Saya jadi teringat dengan perkataan Yesus dalam Injil
Matius 5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika
tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari
si jahat.
seringkali bukan hanya urusan bisnis, kita tergoda menuruti
kebiasaan yang orang lain juga lakukan padahal jelas itu tidak benar menurut
kebenaran Tuhan.
sekarang ini ada istilah berbohong
demi kebaikan.
berbohong jika untuk kebaikan, itu
bukan termasuk berbohong bahkan ada yang mengatakan itu bukan dosa ?
pertanyaannya : kebaikan siapa?
banyak pembenaran-pembenaran yang orang lakukan untuk
menutupi kata hatinya sendiri yang sebetulnya dia tahu bahwa yang dia lakukan
itu tidak benar namun dia berdalih bahwa toch orang lain juga begitu.
jika kita terus menerus mengingkari kata hati kita mengenai
kebenaran Tuhan maka tidak heran suatu saat kita merasa tidak bersalah apalagi
merasa berdosa untuk suatu kebohongan yang kita lakukan.
arti kata berbohong adalah
menyatakan sesuatu ketidak-benaran sebagai suatu kebenaran menurut
pemikirannya.
(baca dan renungkan ayat firman diatas Matius 5:37)
itu sebabnya kata "hanya"
mempunyai makna yang dalam, bukan sekedar tahu artinya tetapi tidak
melakukannya.
Menyembah Tuhan itu bukan saat kita beribadah di gereja saja
atau dipersekutuan doa atau saat retret dan sebagainya yang bernuansa rohani
melainkan menyembah Tuhan itu melekat dalam relung hati kita dalam keadaan
apapun juga termasuk ketika kita sedang bekerja atau berbisnis.
B. UJIAN KESETIAAN TERJADI SAAT
KEADAAN SEDANG TENANG
Masalah bisa terjadi tiba-tiba pada
saat kehidupan kita sedang oke-oke saja, sedang dalam keadaan senang, nyaman,
dan tenang.
jika kita tidak siap, kita akan
kaget ketika sesuatu tiba2 menghantam sendi-sendi kehidupan kita.
banyak contoh nyata yang terjadi, misalnya seperti yang terjadi pada seorang
ibu tertipu sekian ratus juta sehingga situasi keluarganya jadi mengalami
kesulitan keuangan, padahal sebelumnya ekonomi keluarga baik-baik saja
berkecukupan.
atau tiba-tiba orang yang kita kasihi "pergi"
meninggalkan kita; ada yang dipanggil pulang oleh Tuhan, ada yang pergi karena
mengkhianati kita, dan sebagainya.
Ketika keadaan tidak mengenakan
terjadi pada diri kita,
apakah kita tetap setia "hanya"
menyembah Tuhan?
jangan ditanya kalo keadaan kita
sedang happy-happy saja,
wow, berjuta rasanya kita memuji
dan menyembah Tuhan dan
dengan mantap kita berkata: hanya engkau Tuhan kusembah!
bagaimana jika sedang happy,
tiba-tiba keadaan kita berubah menjadi keadaan yang tidak diinginkan terjadi
pada diri kita.
kita merasa "kehilangan"
dan berteriak kepada Tuhan :
Mengapa Tuhan?
itu sebabnya, Yesus berSabda bahwa
kita mesti berjaga-jaga!
berjaga-jaga disini, ternyata juga bermakna adalah kita kudu
harus menyiapkan diri kita, hati kita, untuk siap menerima perubahan keadaan
yang tiba-tiba bisa terjadi dalam hidup kita pada saat keadaan kita sekarang
sedang tenang-tenang dan happy-happy saja.
Ketika keadaan kita happy-happy, kita kagak boleh terlena
terbuai keadaan yang menyenangkan tetapi kita sudah harus menyiapkan diri jika
sewaktu-waktu terjadi perubahan keadaan hidup kita.
tidak mudah beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi dalam hidup kita,
membutuhkan penyesuaian diri yang belum terbiasa kita lakukan.
Seperti Musa mengalami perubahan
situasi hidupnya, dimana sekian puluh tahun statusnya sebagai anak angkat putri
Firaun raja Mesir yang tentu saja kehidupannya seperti seorang pangeran dan
suatu hari ia mengetahui bahwa dia adalah keturunan Ibrani (=Yahudi/Israel).
Musa membutuhkan waktu 40 tahun lamanya perubahan hidupnya
sebelum dipanggil Tuhan memimpin bangsanya keluar dari Mesir menuju tanah
Kanaan.
C. UJIAN KESETIAAN TERJADI SAAT HIDUP DALAM DOSA
seringkali dalam hidup ini kita
berulangkali jatuh dalam dosa karena kita lebih menuruti keinginan kita sendiri
dan mengabaikan keinginan Tuhan.
namun percayalah hati nurani kita terus menerus mengingatkan
kita agar bertobat dan kembali ke jalan kebenaran Tuhan.
memang sih hati ini mau kembali ke
Tuhan tetapi seringkali pikiran dan kemauan kita menghalanginya ....
Roma 7:21-23
jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. Sebab di
dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di dalam anggota-anggota
tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan
membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota
tubuhku.
... bahkan si oknum Iblis mengkompori dengan dakwaannya bahwa kita ini bejat
dan Tuhan benci sama kita dan tidak mungkin berubah menjadi baik kembali.
Yohanes 8:44
Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan
keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak
hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia
berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta
dan bapa segala dusta.
satu kebenaran yang mesti kita
ketahui dan percayai bahwa Tuhan selalu bersedia menerima kita kembali jika
kita sungguh2 mau bertobat (baca Injil Lukas pasal 15)
terkadang kita terpengaruh oleh
pemahaman yang salah mengenai Kasih Bapa Surgawi sehingga hati kita sendiri
yang ragu-ragu ...
1 Yohanes 3:21
Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita
mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah ....
D. SEBAIKNYA TETAP SETIA DALAM
KEADAAN APAPUN
kita harus banyak tahu tentang kebenaran Tuhan dengan cara membaca dan
mendengar Firman Tuhan agar kita tidak mudah berbuat kompromi atas
ketidak-benaran menurut Tuhan.
Matius 5:5
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran
karena mereka akan dipuaskan.
setelah tahu kebenaran Tuhan,
percayalah dengan tetap menyembah Tuhan dan melakukan perbuatan-perbuatan yang
berkenan bagi Tuhan.
Hanya kepada Tuhan sajalah yang kita
sembah sepanjang hidup kita.
Mazmur
26:2-3
Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.
Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.