Dalam keheningan, perasaanku teduh dan tanpa kusadari aku menggoreskan dan menumpahkan isi hatiku.
Inilah sekerat sketsa renungan hatiku tentang : anak Allah.
Kubuka Alkitabku, kubaca dan kurenungkan bacaan harian, mata hatiku tertambat pada satu ayat dibawah ini :
1 Yohanes 3:1-2
Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah.
Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak;
akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
Setelah itu hatiku bertanya : benarkah aku ini anak Allah?
Yohanes 1:10-13
Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, namun dunia tidak mengenal-Nya.
Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya itu tidak menerima-Nya.
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Galatia 3:26
Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
Seorang bapa pasti mencintai anak-anaknya tetapi seorang anak belum tentu mencintai bapanya. Apalagi yang aku sebut bapa disini adalah BAPA SURGAWI, sedangkan Papa-ku saja mengasihiku.
Matius 7: 9-10
Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti atau memberi ular, jika ia meminta ikan?
Mazmur 103:13-14
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia. Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
lalu kucoba menelusuri di relung hatiku :
sudahkah aku ini mencerminkan diriku sebagai anak Allah?
sebagai anak :
- sudah sepantasnya aku menyenangkan hati bapa-ku
- sudah selayaknya aku membalas kebaikan bapa-ku
- sudah seharusnya aku tahu apa yang bapa inginkan
- sudah waktunya aku mengerjakan apa yang bapa kehendaki
Seringkali aku bertingkah-laku seperti anak dunia yang mengumbar hawa nafsu kedagingan belaka tanpa menjaga kekudusan tubuh dan jiwaku.
Roma 6:13
Janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
1 Korintus 6:19
tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu,
Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, — dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri?
Roma 12:1
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.
Aku mengakui segala kekurangan dan kedegilan diriku betapa aku tidak sungguh-sungguh menjalani hidup sebagai anak Allah yang telah Allah anugerahkan lewat penebusan Yesus di Salib.
Oleh karena beratnya tekanan hidup yang ku alami sehingga hidupku kacau dan jauh dari Allah dan
terkadang aku meragukan jati diriku sebagai anak Allah ; seperti kisah dibawah ini :
Alkisah suatu ketika seekor induk ayam heran di sangkarnya tergeletak sebuah telor yang ukurannya lebih besar daripada telor yang biasa dia keluarkan.
Sebagai seekor ayam betina yang menjalankan kewajiban alaminya mengerami telor agar menjadi seekor anak ayam maka tanpa sungkan dia erami juga telor tersebut diantara telor-telor yang biasa dia erami.
Singkat cerita telor tersebut tumbuh dan berkembang sebagai mana layaknya hidup seekor anak ayam namun ia merasa heran kenapa dirinya lebih besar daripada saudaranya yang lain.
Suatu hari ia melihat seekor burung rajawali terbang tinggi di angkasa dan ia mengaguminya.
Ia melamun dan membayangkan betapa senangnya jika ia bisa terbang seperti burung rajawali.
Ia tidak tahu bahwa sesungguhnya ia adalah anak burung rajawali dan induk ayam itu tidak memberitahu kepadanya.
Akhirnya aku menyadari dan segera bertekad meninggalkan cara hidupku yang salah dan puji syukur kepada Allah yang begitu mengasihi diriku telah mengampuniku.
Aku berjanji pada diriku untuk selalu mengingat segala hal yang telah diajarkan kepadaku dan segera bertindak melakukannya dalam langkah-langkah hidupku selanjutnya.
Tak akan pernah aku lupakan segala pengajaran yang telah kuterima dan akan kubawa serta dalam sepanjang hidupku selanjutnya.
Kriteria Hidup Sebagai anak Allah
1. Mengerti dan Melakukan kehendak Allah
Efesus 5:15-17
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
Roma 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
2. Mengasihi Allah
1 Yohanes 5:2
Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.
1 Petrus 1:8
Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihi-Nya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihat-Nya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan.
Yohanes 14:21
Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.
3. Menjauhkan diri dari perbuatan dosa
1 Yohanes 3: 9-10
Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.
1 Yohanes 3: 6-8
Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.
Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu.
Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;
barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.
Ibrani 10:26
Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
KESIMPULAN
Ingatlah kita ini anak Allah karena kepercayaan kita kepada Yesus.
Jangan sia-siakan dan meremehkan anugerah agung ini.
Tinggalkanlah cara hidup yang tidak mencerminkan sebagai anak Allah.
Tanggalkanlah citra anak dunia yang mengutamakan hawa nafsu.
Masakan kita mau lepaskan anugerah sebagai anak Allah, oleh karena kita masih mau hidup sebagai anak-anak dunia ?
seperti halnya Bangsa Israel yang tegar tenguk lebih memilih kehidupan di Mesir sebgai budak daripada kehidupan di tanah terjanji sebagai Bangsa pilihan Allah. (Baca Kitab Bilangan)
2 Petrus 2:20-22
Jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan mereka lebih buruk dari pada yang semula.
Karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.
Bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini:
"Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya."
Galatia 3:3-4
Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh, maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging? Sia-siakah semua yang telah kamu alami sebanyak itu? Masakan sia-sia!
Salam Sejahtera Selalu,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com