Renungan Harian 11 September 2015
MENGHAKIMI
( Lukas 6:39-42)
1 Timotius 1:1-2,12-14
Mazmur 16:1-2,5,7-8,11
Saudara/i-ku dalam Yesus Kristus,
Menghakimi berasal dari
kata dasar hakim, awalan me, akhiran i, artinya :
berlaku atau bertindak sebagai hakim terhadap
sesuatu ….
di bidang non
rohani
seseorang
ditunjuk dan ditetapkan sebagai hakim setelah melalui proses panjang melalui
seleksi dan pengujian secara keseluruhan; tidak hanya kemampuan saja tetapi
termasuk mental dan sikap atau attitude dinilai juga.
Tuhan adalah
Hakim Agung diatas segala hakim-hakim di dunia ini.
Mazmur 9:5
sebab Engkau membela perkaraku dan hakku sebagai
Hakim yang adil
Engkau duduk di atas tahta.
Pengertian menghakimi
dalam bacaan Injil hari ini menunjukkan kepada hal-hal negatif artinya
seseorang bertindak sebagai hakim berdasarkan prasangka atau pendapat diri
sendiri tanpa prinsip kebenaran dan prinsip keadilan.
Lukas 6:41-42
mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata
saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?
bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: saudara, biarlah aku
mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam
matamu tidak engkau lihat?
hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari
matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu
dari mata saudaramu.
Menghakimi
disini disebabkan cenderung menilai orang lain tanpa mengintropeksi diri
sendiri, biasanya diboncengi oleh perasaan tidak suka kepada orang tersebut
atau bisa juga ada iri hati yang menyebabkan seseorang mencari-cari kekurangan
dari orang lain agar terlihat dirinya lebih baik daripada orang lain yang
dihakiminya.
Timbul suatu
pertanyaan, kalau begitu bisakah kita menilai perbuatan orang lain tanpa harus
menghakimi atau dengan kata lain apa beda mengkrtik vs menghakimi?
mengkritik dan
menghakimi adalah sama-sama menilai perbuatan orang lain.
bedanya,
mengkritik memberikan solusi untuk memperbaiki sedangkan menghakimi tidak
memberikan solusi melainkan cenderung menjatuhkan/menghancurkan orang.
kita wajib
menegor dan mengkritik sesuatu perbuatan tidak baik menurut prinsip kebenaran
Tuhan (bukan kebenaran duniawi)
Matius
18:15
apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di
bawah empat mata
jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah
mendapatnya kembali.
Yehezkiel 3:18
Aku berfirman kepada orang jahat: engkau pasti
dihukum mati!
engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata
apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya
ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan
menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.
( baca
selengkapnya mulai ayat 17-21).
JADI,
sangat jelas
menghakimi itu termasuk perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh orang beriman
karena biasanya didorong motivasi untuk kepentingan diri sendiri.
berlakulah
bijaksana tetapi tidak bersikap apatis, masa bodoh, tidak peduli, kepada sesama
sebab kita diutus untuk membawa banyak orang kepada Yesus yaitu kepada
kebenaran sesuai kehendak Tuhan.
Timotius
mengakui semula dirinya termasuk orang yang menghujat dan menganiaya karena bertindak menghakimi orang lain dan
sekarang sudah diubahkan oleh karena kasih karunia Tuhan kepada dirinya.
1 Timotius
1:13-14
aku yang tadinya seorang penghujat dan seorang
penganiaya dan seorang ganas, tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya
itu telah kulakukan tanpa pengetahuan yaitu di luar iman.malah kasih karunia
Tuhan kita itu telah dikaruniakan dengan limpahnya kepadaku dengan iman dan
kasih dalam Kristus Yesus.
Refleksi Diri
Lebih baik
memperbaiki sifat dan sikap hidup agar semakin berkenan bagi Tuhan
daripada
menghakimi orang lain.
Bersandarlah
kepada hikmat dan kebijaksanaan Tuhan!
Mazmur 16:2,8,11
Aku berkata kepada TUHAN: "Engkaulah Tuhanku,
tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" Aku senantiasa memandang
kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah. Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di
hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat
senantiasa.
Salam Kasih,
Surya Darma
(
renunganpdkk.blogspot.com )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com