Shalom,
Bacaan hari Jumat 4
September 2015 menurut kalender liturgi katolik :
Kolose
1:15-20
Lukas
5:33-39
Mazmur 100:2-5
Bacaan
Injil Lukas hari ini mengenai orang-orang farisi menegur
murid-murid
Yesus tidak berpuasa seperti murid-murid Yohanes dan
murid-murid orang
farisi yang berpuasa.
Lukas 5:33
orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus:
"murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga
murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum."
orang-orang Farisi itu berkata pula kepada Yesus:
"murid-murid Yohanes sering berpuasa dan sembahyang, demikian juga
murid-murid orang Farisi, tetapi murid-murid-Mu makan dan minum."
kita lihat dari Injil
sinoptik lainnya untuk mengetahui apakah benar
murid-murid Yohanes Pembaptis sudah dipengaruhi oleh orang farisi
padahal guru mereka, Yohanes Pembaptis sangat menghormati Yesus.
murid-murid Yohanes Pembaptis sudah dipengaruhi oleh orang farisi
padahal guru mereka, Yohanes Pembaptis sangat menghormati Yesus.
Matius
9:14
datanglah
murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata :
"mengapa kami
dan orang farisi berpuasa tetapi murid-murid-Mu tidak?"
ya
begitulah, diantara murid-murid Yohanes Pembaptis selain
Yohanes dan Yakbous, anak Zebedeus, murid-murid lainnya terlihat
Yohanes dan Yakbous, anak Zebedeus, murid-murid lainnya terlihat
mengkritik Yesus atas
sikap murid-murid Yesus tidak berpuasa.
Yesus
tahu alasan dibalik kritikan terutama orang-orang farisi bahwa
sesungguhnya
bukan persoalan puasa atau tidak puasa melainkan
mereka selalu
mencari-cari kesalahan sekecil apapun dari Yesus.
memang
begitulah sikap orang yang iri hati, selalu berusaha untuk
menjatuhkan
nama baik kita dan berusaha menghalangi kesuksesan
orang yang ia tidak
sukai.
oleh
karena itu Yesus menjawab kritikan mereka dengan mengatakan :
ayat 34-35
dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai
itu bersama mereka? tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu
diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
ayat 34-35
dapatkah sahabat mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai
itu bersama mereka? tetapi akan datang waktunya, apabila mempelai itu
diambil dari mereka, pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
kita coba menafsirkan
apa yang dimaksud Yesus :
kata
mempelai laki-laki berarti sedang dalam pesta perkawinan dan
tentu
saja bukan saat yang tepat untuk berpuasa sebab suasananya
sedang bersuka-cita.
kata
mempelai laki-laki itu diambil dari mereka berarti apa?
kita tahu bahwa mempelai
laki-laki itu adalah Yesus sendiri.
pada saat Yesus diambil dari mereka, apakah berati saat Yesus wafat,
bangkit dan naik ke Surga?
pada saat Yesus diambil dari mereka, apakah berati saat Yesus wafat,
bangkit dan naik ke Surga?
menjelang
paskah, gereja katolik setiap tahun menetapkan Jumat Agung
dimana
setiap umat katolik diwajibkan untuk berpuasa, dengan maksud
untuk
menghormati pengorbanan Yesus di kayu salib untuk menebus
dan menyelamatkan
manusia dari alam maut.
selanjutnya,
Yesus
mengutarakan dua perumpamaan, yaitu :
1.
baju yang tua tidak cocok ditambal dari secarik kain dari baju baru
Lukas 5:36
tidak seorangpun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk
menambalkannya pada baju yang tua.
jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu
tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu.
tidak seorangpun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk
menambalkannya pada baju yang tua.
jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang tua itu
tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru itu.
2.
anggur baru tidak dapat disimpan dalam kantong anggur yang lama
Lukas 5:37-38
tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit
yang tua karna jika demikian anggur yang baru itu akan mengoyakkan
kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur.
Lukas 5:37-38
tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit
yang tua karna jika demikian anggur yang baru itu akan mengoyakkan
kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur.
tetapi
anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula
kembali kita coba
menafsirkan apa maksud Yesus mengatakan
kedua perumpamaan ini sebab tidak tertulis penjelasannya.
kedua perumpamaan ini sebab tidak tertulis penjelasannya.
baju
baru = anggur baru = ajaran Yesus yang menonjolkan kasih
baju lama= anggur
lama = ajaran taurat orang-orang farisi
orang
yang sudah mengalami Kasih Yesus seharusnya menjalani hidup
sesuai
dengan ajaran Yesus dan harus melepaskan ajaran lama yang
bukan berasal dari
Yesus.
seperti misalnya ajaran leluhur dan tatacara adat-istiadat leluhur.
seperti misalnya ajaran leluhur dan tatacara adat-istiadat leluhur.
suatu
kali saya menghadiri upacara sembahyang dari tradisi leluhur
(dari
salah satu famili) dimana ada kegaduhan yang disebabkan
salah
seorang anak dari yang meninggal dunia tersebut, tidak mau
berlutut
mencium lantai menyembah kearah peti mati ayahnya tetapi
ia memilih duduk
berdoa saja sehingga saudara lainnya menegornya.
mendoakan
orangtua, tidak harus mengikuti tatacara tradisi leluhur
sebab
sikap iman kita adalah hanya menyembah kepada Tuhan Allah,
bukan kepada illah
atau allah lain atau disebut yang lain.
masih
banyak orang beriman kepada Yesus tetapi masih memegang
teguh dan
mengandalkan ajaran leluhur dan lebih dipercayai daripada
ajaran Yesus.
ajaran Yesus.
Yesus memperingatkan
hal ini.
Markus 7:7-9
percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang
mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan
untuk berpegang pada adat istiadat manusia. Yesus berkata pula kepada
mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah,
supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.
Markus 7:7-9
percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang
mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan
untuk berpegang pada adat istiadat manusia. Yesus berkata pula kepada
mereka: "Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah,
supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu sendiri.
bukan
hanya tradisi dan ajaran leluhur saja yang masih diandalkan,
tidak
sedikit masih mengandalkan prinsip hidup diri sendiri yang lebih
dipercayai
karena sudah terbukti membuat dirinya berhasil dalam
menjalani
hidupnya daripada mengikuti ajaran Yesus yang belum tentu
menguntungkan dan
berguna bagi dirinya.
misalnya
:
ada
orang yang memegang teguh prinsip hidup seperti begini :
yang
penting saya tidak merugikan orang lain; urusan doa dan puasa
bagi saya itu tidak
penting; apalagi membaca kitab suci, tidak tertarik.
bahkan
ia akan mengatakan :
percuma
kalian rajin ke gereja, kalau hidup kalian susah dan menderita
sedangkan
hidup saya makmur dan berkelimpahan harta padahal
jarang
ke gereja dan sudahlah yang penting cari duit yang banyak
untuk keluarga
sendiri.
kalo
sudah banyak duit, semua bisa diatur.
orang
gereja datang meminta sumbangan, yach kita beri ....
daripada orang lain cuma bisa omong doang tentang hal rohani tetapi
daripada orang lain cuma bisa omong doang tentang hal rohani tetapi
hidupnya
susah, boro-boro menyumbang keperluan gereja,
untuk diri sendiri
saja morat-marit.
lihatlah, orang lain
hanya melihat yang nampak dari luar !!
seperti orang-orang farisi yang sangat peduli penampilan luarnya
tetapi bagian dalam dirinya dipenuhi nafsu kepentingan diri sendiri.
orang akan memuji donatur yang memberikan sumbangan ratusan juta
bahkan milyaran rupiah sebagai orang yang baik hati. sehingga banyak
orang yang mengagungkan namanya.
seperti orang-orang farisi yang sangat peduli penampilan luarnya
tetapi bagian dalam dirinya dipenuhi nafsu kepentingan diri sendiri.
orang akan memuji donatur yang memberikan sumbangan ratusan juta
bahkan milyaran rupiah sebagai orang yang baik hati. sehingga banyak
orang yang mengagungkan namanya.
hanya
Tuhan yang tahu maksud dan tujuannya memberi
(ingat
kisah kolekte janda miskin dan orang kaya - Lukas 21:1-4)
yach
donatur terkenal tersebut memberikan uang dari kelebihannya
dan mungkin hanya
seper-sekian dari total harta yang ada padanya.
seorang
donatur seharusnya tidak perlu mencantumkan namanya
saat ia menyumbang dananya supaya tidak ada seorangpun yang tahu
saat ia menyumbang dananya supaya tidak ada seorangpun yang tahu
selain dirinya dan
Tuhan bahwa ia sudah memberikan sumbangan.
tentu
kita masih ingat ajaran Yesus yang mengatakan :
Matius
6:2-3
apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan
hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan
di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu:
sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.tetapi jika engkau
memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang
diperbuat tangan kananmu.
pada dasarnya, orang yang belum mengosongkan diri dari keinginan
apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan
hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan
di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu:
sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.tetapi jika engkau
memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang
diperbuat tangan kananmu.
pada dasarnya, orang yang belum mengosongkan diri dari keinginan
diri
sendiri, maka tindakan yang ia lakukan berdasarkan asas manfaat
kepentingan
dirinya dan ia sudah mendapatkan upahnya yaitu dipuji
dan disanjung orang
lain serta dikenal sebagai donatur dermawan.
demikian
juga dalam hal berpuasa.
kita
berpuasa, bukan untuk pamer dan dipuji orang lain melainkan
kita
berpuasa karena kita mau menghormati Yesus yang sudah rela
berkorban untuk
keselamatan kita.
Yesus
juga memperingatkan sikap kita ketika sedang berpuasa.
Matius 6:17-18
apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu
supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa
melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu
supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa
melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
itu
sebabnya Yesus memberikan 2 perumpamaan untuk menjelaskan
mengapa
murid-muridNya tidak berpuasa seperti yang dilakukan oleh
murid-murid farisi
dan juga murid-murid Yohanes Pembaptis.
selanjutnya,
pada bagian akhir,
Yesus mengatakan :
Lukas 5:39
tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur
yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik.
tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur
yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik.
anggur
yang disimpan dalam waktu yang lama lebih baik daripada
anggur
yang baru disimpan tidak lama sebab menurut orang yang
suka minum anggur
mengatakan bahwa rasa anggur lama lebih enak
daripada rasa anggur yang baru.
daripada rasa anggur yang baru.
jika
kita sudah merasakan dan mengalami Anugerah Tuhan yang telah
mengubah
hidup kita menjadi lebih baik (=minum anggur tua) maka
sepatutnya kita tidak menerima tawaran dunia yang mengiming-iming
sepatutnya kita tidak menerima tawaran dunia yang mengiming-iming
kesenangan dan
kenikmatan kedagingan (=minum anggur baru).
2 Petrus 2:20-22
sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan
Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-
kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan
mereka lebih buruk dari pada yang semula.
karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah
mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian
berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.
bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini:
"Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi
ke kubangannya."
sebab jika mereka, oleh pengenalan mereka akan Tuhan dan
Juruselamat kita, Yesus Kristus, telah melepaskan diri dari kecemaran-
kecemaran dunia, tetapi terlibat lagi di dalamnya, maka akhirnya keadaan
mereka lebih buruk dari pada yang semula.
karena itu bagi mereka adalah lebih baik, jika mereka tidak pernah
mengenal Jalan Kebenaran dari pada mengenalnya, tetapi kemudian
berbalik dari perintah kudus yang disampaikan kepada mereka.
bagi mereka cocok apa yang dikatakan peribahasa yang benar ini:
"Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi
ke kubangannya."
Semoga
kita penuh kesadaran menjaga diri untuk berbuat sesuatu
kebaikan
atas dasar ketulusan hati dan tidak berpura-pura untuk
kepentingan diri
sendiri.
apapun
itu, baik dalam hal berpuasa atau dalam hal apa saja
sebaiknya
kita melakukannya dengan maksud untuk menyenangkan
hati Tuhan, dan bukan
untuk menyenangkan diri kita sendiri.
Salam
Kasih,
Surya
Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com