Rabu, 6 Desember 2017
A. BACAAN PERTAMA
YESAYA 25:6-10a
Tuhan menyediakan masakan bergemuk
dalam perjamuan bagi segala bangsa dan mereka bersorak-sorak dan
bersukacita.
B. MAZMUR TANGGAPAN
MAZMUR 23:1-6
Tuhan adalah gembalaku yang menuntun
aku di jalan yang benar dan mengurapi kepalaku dengan minyak dan pialaku penuh
melimpah.
Kebajikan dan kemurahan mengikuti aku
seumur hidupku dan aku akan diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa.
C. BACAAN INJIL
MATIUS 15:29-37
Yesus menyembuhkan berbagai penyakit
dan melakukan mukjizat mengubah tujuh roti dan beberapa ikan untuk memberi
makan kenyang kepada banyak orang dan ternyata masih tersisa potongan roti
sebanyak tujuh bakul penuh.
RENUNGAN HARI INI
Bacaan Injil hari ini sering kita
dengar tentang penggandaan roti dan ikan.
Ada yang membahas dari sudut teologis
yang memberikan berkat rohani dan ada yang melihatnya dari sisi berkat
jasmani.
Yang paling penting adalah Berkat Tuhan
melimpah tercurah bagi hidup kita.
Meskipun ada yang komplain hidupnya
saat ini menderita tetapi sebelumnya ia pasti sudah menerima Berkat
Tuhan.
Darisini bisa belajar bahwa Berkat
Tuhan di dalam hidup kita hendaknya dikelola dengan sebaik-baiknya supaya
lestari di sepanjang hidup kita.
Pertanyaannya : bagaimana caranya
mengelola Berkat Tuhan?
Mau tidak mau kita mencari jawabannya
dengan menelusuri Firman Tuhan yang tertulis di kitabsuci atau di
Alkitab.
Di dalam Berkat Tuhan ada bagian untuk
kita dan ada bagian untuk dibagikan pada sesama kita.
2 Korintus 9:10
Tuhan yang menyediakan benih bagi
penabur, dan roti untuk dimakan,
Ia juga yang akan menyediakan benih
bagi kamu dan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu.
Banyak orang lupa diri sebab
disangkanya Berkat Tuhan itu untuk dirinya semua dan seandainya ia tahu, belum
tentu ia mau berbagi kepada sesamanya.
Sesama manusia itu banyak versinya
namun kita berpegang pada Firman Tuhan bahwa yang dimaksud sesama itu adalah
seperti tertulis di Lukas 10:29-37.
Sadarilah sifat egois itu sangat
dominan di dalam diri setiap orang dan sebagai orang beriman, hendaknya
menundukkan sifat egois dengan sifat murah hati.
Untuk memiliki hati yang bermurah hati
maka kita harus bergaul karib dengan Firman Tuhan dan relasi intim dengan Tuhan
melalui doa dan saat teduh.
Supaya hati kita tergerak oleh belas
kasihan kepada sesama dan seandainya dusta Iblis mencoba menutupi belas kasihan
hati kita namun pikiran kita telah dikuasai Firman Tuhan dapat melawan dan
membongkar tipu muslihat Iblis.
Seringkali Tuhan memakai BerkatNya
untuk menguji kita, apakah mau berbagi kepada sesama?
Tidaklah heran akan datang pencobaan
dari Iblis yang berhasil mempengaruhi pikiran dan hati orang agar mereka tidak
mau berbagi kepada sesama.
Caranya Iblis menghalangi kita mau
berbagi pada sesama ialah membisikan berbagai alasan :
Pertama
Meyakini apa yang ia peroleh adalah
hasil jerih-payah usahanya sendiri dan hasil itu bukanlah Berkat Tuhan.
Pandangan seperti ini adalah pandangan
orang yang belum mengimani Firman Tuhan yang mengatakan bahwa :
Ulangan 8:17-18a
Janganlah kaukatakan dalam hatimu:
Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.
Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang
memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan...
Engkau pintar memang engkau rajin
belajar tetapi otakmu berasal dari Tuhan dan ini harus disadari sebab kita ini
dibuat atau diciptakan Tuhan.
Tugas kita adalah memberdayakan apa
segala yang telah Tuhan berikan kepada kita, seperti karunia, talenta,
berkatNya.
Entah kenapa, kebanyakan orang sukses
dan orang kaya seringkali lupa diri dan mengklaim ini hasil usahanya dan tidak
mengakui semua yang diperolehnya itu adalah Tuhan yang menghargai usaha dan
kerajinan kita.
Sebaliknya orang malas dan tidak mau
memberdayakan talenta dan karunia yang Tuhan beri maka orang ini tidak sukses
dan tidak kaya maka janganlah salahkan Tuhan dan menuduh Tuhan tidak
adil.
Ada juga orang yang ingin cepat kaya
dan cepat sukses berpaling dari Tuhan dan ikuti tipu muslihat Iblis yang
berjanji akan berikan semua yang diinginkan asalkan kita meninggalkan Tuhan dan
tunduk pada Iblis melalui keterikatan menerima instan kekayaan harta
dunia.
Matius 4:8-9
Iblis membawaNya pula ke atas gunung
yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepadaNya semua kerajaan dunia dengan
kemegahannya, dan berkata kepadaNya: "Semua itu akan kuberikan kepadaMu,
jika Engkau sujud menyembah aku."
Lihat saja banyak koruptor dan pebisnis
yang memakai cara dunia, termasuk juga orang rohani yang bertujuan kemuliaan
diri sendiri; yang meremehkan Tuhan demi tercapai keinginannya.
Orang rohani mengejar kesuksesan atau
kepopuleran dirinya menempuh cara-cara dunia dengan mempromosikan dirinya dan
dalam pewartaannya menonjolkan kepentingan pribadi padahal mewartakan Yesus
Kristus seharusnya 90% dari isi pewartaan yang disampaikan pada umat.
Ingatlah 2 Korintus 9:10 dalam segala
hal yang kita kerjakan, termasuk pewartaan.
Roti disini adalah untuk konsumsi kita,
artinya ketika kita mewartakan Injil maka bagian pewartaan mengenai diri kita
boleh disampaikan sebagai sharing iman tetapi karya Tuhan mengubah hidup kita
harus dominan ditonjolkan.
Meminjam angka 10% untuk kewajiban
persepuluhan dalam hukum Taurat maka ukuran bobot pewartaan adalah 10% untuk
sharing iman dan 90% untuk karya Tuhan atas hidup kita manusia.
Kenyataannya memang umat lebih suka
mendengar pewartaan yang ringan saja, apalagi yang lucu-lucu..suka
sekali.
Padahal pemahaman Firman Tuhan yang
paling utama seharusnya dibutuhkan sebab jika tujuan untuk refreshing maka
datang ke acara pelawak/entertainment, dan bukan ke acara rohani.
Kedua
Merasa dirinya masih kekurangan
Ada orang ingin memberi tetapi merasa
dirinya masih kekurangan padahal sudah berkelebihan sehingga tidak jadi memberi
Justru ketika kita memberi di saat kita
sedang kekurangan maka Tuhan melihat hal itu akan memberkati kita
berlimpah.
Ingat Yesus memuji persembahan janda
yang memberi dalam kekurangannya dan janda di Sarfat memberikan makanan
terakhirnya pada Elia (1 Raja 17:12-16).
Lukas 21:4
Sebab mereka semua memberi persembahannya
dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia
memberi seluruh nafkahnya.
Seharusnya kita memberi dari apa yang
ada pada kita dengan kerelaan hati.
2 Korintus 9:7
Hendaklah masing-masing memberikan
menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab
Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
Ketiga
Ambisinya/cita-citanya belum tercapai
2 Korintus 8:12
Sebab jika kamu rela untuk memberi,
maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada
padamu, bukan berdasarkan apa yang tidak ada padamu.
Ada yang berjanji akan memberi bila
nanti setelah cita-citanya berhasil.
Jadi ia akan memberi dari sebagian
hasil yang akan ia peroleh di kemudian hari padahal ia bisa memberi dari yang
ada padanya saat itu.
Keempat
memberi supaya menerima kembali
Lukas 14:12
Yesus berkata juga kepada orang yang
mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan
malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu
atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan
membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat
balasnya.
Tipe orang memberi dengan tujuan bisnis
atau untung-rugi suatu pemberian.
Menurut Yesus, seharusnya kita memberi
kepada orang yang tidak mampu membalas kebaikan kita dan Bapa di Surga membalas
perbuatan baik kita.
Lukas 14:13-14
Apabila engkau mengadakan perjamuan,
undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan
orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai
apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada
hari kebangkitan orang-orang benar.
J A D I
Tuhan tahu kebutuhan kita dan bersedia
memberkati di sepanjang hidup kita.
Tetapi Tuhan juga mau mendidik kita
menjadi saluran berkat bagi sesama.
Mazmur 23:1,5-6
Tuhan adalah gembalaku, takkan
kekurangan aku.
Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi
kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan
belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah
Tuhan sepanjang masa.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com