Senin, 17 Juli 2017
A. BACAAN PERTAMA
KELUARAN
1:8-14,22
Raja Firaun
memerintah Mesir dan tidak mengenal Yusuf menindas bangsa Israel dengan memaksa
kerja rodi ternyata bangsa Israel makin bertambah banyak sehingga diperintahkan
membuang anak laki-laki ke dalam sungai Nil.
B. MAZMUR TANGGAPAN
MAZMUR
124:1-8
Mazmur ini ditulis
Daud, berisikan pujian pada Tuhan yang telah menolong dan menyelamatkan
Israel.
C. BACAAN INJIL
MATIUS
10:34-11:1
Yesus menegaskan
kepada siapa saja yang mau mengikutiNya harus memikul salibnya
masing-masing.
Ada beberapa peringatan
Yesus :
Pertama
Barangsiapa
mengasihi orangtua atau anak-anaknya melebihi kasihnya kepada Yesus maka ia
tidak layak bagiNya.
Kedua
Barangsiapa
menyambut seorang nabi sebagai nabi atau menyambut seorang benar sebagai orang
benar, ia menerima upah nabi dan upah orang benar.
Ketiga
Barangsiapa
menyambut kamu maka ia menyambut Aku dan barangsiapa menyambut Aku, ia
menyambut Dia yang mengutus Aku.
Keempat
Barangsiapa
mempertahankan nyawanya maka ia akan kehilangan nyawanya.
Kelima
Barangsiapa memberi
air sejuk secangkir saja kepada seorang yang kecil ini karena ia muridKu maka
ia tidak akan kehilangan upahnya daripadanya.
RENUNGAN HARI
INI
Bacaan Injil hari
ini Yesus menjelaskan bagaimana seharusnya manusia
sangat bergantung pada Tuhan; membutuhkan kasih Tuhan di dalam hidup kita
manusia.
Adakah yang
melebihi kasih Tuhan?
coba tanyakan
kepada hati nurani kita masing-masing : apakah aku sungguh membutuhkan kasih
Tuhan melebihi kasih yang ada di dalam dunia ini?
Hati nurani tidak
pandai berbohong, dan tidak bisa bersandiwara sehingga dapat dipercayai
kejujurannya.
Berbeda dengan
pikiran atau akalbudi yang sangat mahir menutupi kata hatinya yach menutupi
hati nuraninya, sehingga pikiran memerintahkan perasaan dan perbuatan melakukan
apa yang dipikirnya
Kasih itu timbul
dari dalam hati nurani tetapi perasaan memanipulasinya untuk kepentingan
keinginan/kehendak yang di dorong oleh kebutuhan memuaskan kedagingan yang
membentuk koloni dan benteng yang kokoh di dalam pikirannya sehingga menjadi
prinsip hidup di dalam diri seseorang.
Rasul Paulus
memahami hal ini sehingga menuliskan pesan ini sebagai nasehat agar menjaga
pikiran dan perasaan kita selaras dengan pikiran dan perasaan Kristus di dalam
hidup kita.
Filipi 2:5
Hendaklah kamu
dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam
Kristus Yesus.
Itu sebabnya
mengapa kita memulai renungan hari ini dengan membicarakan tentang hubungan
hati nurani dengan pikira dan perasaan supaya kita dapat memahami
perkataan Yesus pada Injil hari ini yaitu :
Matius
10:34-36
Jangan kamu
menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan
untuk membawa damai, melainkan pedang.
Sebab Aku datang
untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu
perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi
rumahnya.
Ayat Firman Tuhan
ini bisa ditafsirkan salah oleh orang yang belum memahami betapa besarnya kasih
Tuhan kepada manusia; seakan-akan Tuhan itu kejam dan tidak membawa damai di
bumi dan memisahkan orang dari orangtua dan anggota keluarganya.
Padahal kasih Tuhan
itu Kasih Agape; kasih yang tidak pernah berubah atau kasih yang tidak dipengaruhi
oleh waktu, keadaan, danboleh apapun juga, bahkan sekalipun manusia berdosa
tetapi Tuhan tetap mengasihi.
Berbeda dengan
kasih manusia terhadap sesama manusia yang mudah sekali berubah oleh keadaan,
oleh waktu, dan dipengaruhi oleh kepentingan pribadi.
Contohnya bisa kita
baca pada bacaan pertama hari ini dimana raja Mesir telah berubah karena
melihat bangsa Israel semakin banyak di Mesir.
Raja Firaun
khawatir bangsa Israel akan menguasai negerinya sehingga mulailah berubah
perlakuannya dan menjadikan bangsa Israel sebagai budak, dipaksa kerja rodi
untuk menekan bangsa Israel, bahkan diperintahkan membunuh setiap anak
laki-laki yang baru lahir.
Sebelumnya di jaman
Yusuf dipercayakan raja Firaun mengurusi kekayaan Mesir dan menjadikannya sebagai
orang kedua berkuasa setelah Firaun di Mesir dan saat itulah bangsa Israel
datang dari Kanaan dan diijinkan berdiam di Mesir hingga ratusan tahun
lamanya.
Jelaslah bahwa
kasih manusia bisa saja berubah sewaktu-waktu tergantung pada perubahan kepentingan
pribadi.
Kasih Tuhan tetap
kekal selamanya dan dengan setia memegang janjiNya untuk mengasihi manusia.
Yohanes
3:16-17
Karena begitu besar
kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang
tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus AnakNya ke
dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh
Dia.
Ironinya kita
manusia seringkali tidak mempercayai kasih Tuhan.
Kasih kita kepada
Tuhan lebih sering menuntut Tuhan memberikan semua yang kita inginkan.
Kasih kita kepada
Tuhan sering berubah dan dipengaruhi oleh terkabulnya doa permohonan kita yang
menginginkan Tuhan memberkati hidup kita sesuai dengan keinginan kita.
Pertanyaannya
adalah :
Mengapa kita
bersikap demikian kepada Tuhan?
Bila orang yang
kita kasihi meninggal dunia padahal kita menginginkan Tuhan mengijinkan kita
masih berkumpul dengan orang yang kita cintai.
Apakah kita tetap
mengasihi Tuhan meski kenyataannya Tuhan memisahkan kita dari orangtua kita,
dari orang yang kita cintai (=anak, istri, suami, dsbnya) ?
Begitu mudahkan
kita melupakan kasih Tuhan yang telah kita alami sebelumnya, oleh karena saat
ini hidup kita menderita atau mengalami kesulitan hidup?
Seringkali ujian
kesetiaan kita kepada Tuhan adalah pada saat kita mengalami sesuatu yang tidak
sesuai dengan apa yang kita inginkan?
Kita akan
mengatakan Tuhan itu baik jika Tuhan menuruti apa yang kita inginkan sebagai
bukti bahwa Tuhan mengasihi.
Anda perlu
mendalami Firman Tuhan agar semakin memahami sifat Tuhan yang penuh dengan
Kasih Agape; kasih kekal.
Salahsatunya adalah
berikut ini :
Ibrani
12:6-7,11
karena Tuhan
menghajar orang yang dikasihiNya, dan Ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai
anak." Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan
kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Memang
tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi
dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai
kepada mereka yang dilatih olehnya.
Artinya ada waktu
kita dididik Tuhan melalui kesulitan hidup kita, dengan maksud agar kita kuat
menghadapi segala persoalan hidup di dunia ini.
Inilah bagian
tersulit memahami Kasih Tuhan di saat hidup kita menderita.
Seperti halnya kita
sulit memahami yang Yesus katakan bahwa :
"Jangan kamu
menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan
untuk membawa damai, melainkan pedang"
Kita bisa memahami
maksudnya jika hati kita terbuka menerima kenyataan bahwa kedatangan Yesus
menggemparkan dunia yang terbiasa dengan cara-cara dunia menyelesaikan suatu
masalah dunia.
Yesus mengajarkan
kasih dan menjadi kontroversi ketika Yesus mengatakan:
Matius 5:39
Aku berkata
kepadamu:
Janganlah kamu
melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang
menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Matius
5:43-44
Kamu telah
mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi
Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang
menganiaya kamu.
Ajaran kasih Yesus
bertolak-belakang dengan prinsip dunia sehingga tidak heran menimbulkan
pertentangan antar yang setuju dan yang tidak setuju dengan
perkataan/ajaran/nasehat Yesus.
Ini yang dimaksud
dengan kata Yesus :
Dia datang membawa
pedang dan tidak ada kedamaian.
Rasul Paulus juga
mengulangi perkataan Yesus ketika ia berada dalam penjara dan menuliskan
nasehatnya untuk meneguhkan iman jemaat saat itu.
Roma 12:19-21
Saudara-saudaraku
yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat
kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hakKu. Akulah
yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah
dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu
menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap
kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!
Akhir kata,
Semoga perkataan
Yesus pada Injil hari ini tidak menggoncangkan iman percaya kepadaNya melainkan
semakin teguh dan semakin percaya bahwa Kasih Tuhan tiada duanya dan tidak ada
kasih yang melebihi kasih Tuhan di dalam dunia ini.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com