Senin, 3 Juli 2017
A. BACAAN PERTAMA
EFESUS
2:19-22
Rasul Paulus
mengatakan pada jemaat di Efesus bahwa mereka termasuk anggota-anggota keluarga
Allah yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi dengan Kristus Yesus
sebagai batu penjuru.
Di dalam Kristus
Yesus maka mereka menjadi bait Allah, tempat kediaman Allah, di dalam
Roh.
TANGGAPAN
MAZMUR
127:1-2
Jikalau bukan Tuhan
yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan
Tuhan yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah kamu
bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang
diperoleh dengan susah payah — sebab Ia memberikannya kepada yang
dicintaiNya pada waktu tidur.
C. BACAAN INJIL
YOHANES
20:24-29
Tomas Didimus,
seorang dari ke12 murid Yesus, tidak percaya bahwa Yesus telah bangkit ketika
mendengar kesaksian dari murid-murid lainnya.
Delapan hari
kemudian Yesus datang di tengah-tengah mereka padahal pintu rumah terkunci dan
berkata kepada Tomas :
"Taruhlah
jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam
lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."
(Yohanes 20:27)
Selanjutnya Tomas
menjadi percaya dan mengakui Yesus adalah Tuhan dan Allah, lalu Yesus berkata
bahwa :
"Karena
engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak
melihat, namun percaya."
(Yohanes
20:29).
RENUNGAN HARI
INI
Kalender Liturgi
Gereja Katolik hari ini menetapkan sebagai Pesta St. Tomas dan bacaan Injil
hari ini juga mengenai Tomas yang baru percaya setelah Yesus menampakan diri di
hadapannya.
Kitapun umat
kristiani meski mengaku percaya kepada Yesus tetapi seringkali tidak
mempercayai perkataan Yesus sebab kita cenderung mengandalkan intelektual
kemampuan diri sendiri.
Terlebih jika
seseorang terkenal sukses di mata dunia dan mendapat pujian atas kecerdasan
otaknya yang genius atau yang sukses dalam karir atau bisnis dan sukses
memiliki harta kekayaan dunia.
Hal-hal mengenai
rohani dan segala yang ada di dalam kitabsuci, dianggap sebagai sejarah masa
lalu yang setiap tahun diulang-ulang kisahnya dan oleh Gereja dirayakan,
seperti hari ini kisah mengenai Tomas diceritakan kembali.
Pertanyaannya
adalah hal apa saja yang bisa kita pelajari dari kisah Tomas ini?
Jawabannya adalah Percayalah
kepada Yesus dalam segala hal walau menurut pemikiran akalbudi, itu tidak
mungkin.
Jujur saja, tidak
banyak diantara kita umat kristiani mempercayai Yesus?
Benarkah demikian?
Mari kita tanya pada diri kita masing-masing!
Kita mulai dengan
kalimat bertanya :
Apakah percaya,
Yesus pasti sembuhkan sakit penyakitmu yang sekian lama belum sembuh padahal
sudah berdoa?
Apakah percaya,
Yesus pasti menolong kesusahanmu yang sekian lama berdoa tetapi tidak kunjung
selesai penderitaan hidupmu yang mesti engkau tanggung?
Apakah percaya,
Yesus pasti mengasihi dirimu sedangkan dirimu terluka dianiaya atau dihina
orang lain, hidupmu terpuruk dalam kesendirian dan tiada seorangpun disekitarmu
peduli kepada dirimu?
Apakah percaya,
Yesus pasti menetapi janji-janjiNya memberikan AnugerahNya kehidupan kekal
diSorga bagi orang yang bersedia menjalani hidup sangkuli?
(sangkal diri,
pikul salib, ikut Yesus)
Ke4 pertanyaan ini
seringkali terlontar dari mulut orang yang berkeluh-kesah berjuang dalam
kehidupannya sebab apa yang dilihatnya, didengarnya, dialaminya, tidak seperti
harapannya memperoleh pengggenapan janji-janji Tuhan.
Contoh :
Lihatlah perjalanan
hidup orang jujur, orang yang berusaha hidup benar sesuai kebenaran
Tuhan...
begitu banyak
rintangan dan masalah hidup yang menerpa orang jujur dan orang benar
tersebut?
Bukankah seharusnya
orang jujur dan orang benar itu hidupnya lebih baik dari pada orang jahat dan
orang yang tidak hidup di dalam kebenaran Tuhan?
Berapa banyak
diantara kita bersikap seperti Tomas, yang meminta bukti bahwa Yesus hadir
sebab sebelumnya Yesus mati di salib, sedangkan kita minta bukti Yesus hadir di
saat kita sedang menghadapi masalah hidup.
Ketika hidupmu
baik-baik saja;
keluargamu
baik-baik saja, keuanganmu lancar, tabungan/nvestasimu lebih dari cukup buat
keperluan hidupmu sekian tahun, kesehatanmu baik-baik saja, yach segalanya
dalam keadaan baik-baik saja maka engkau percaya kepada Yesus karena telah
melihat bukti nyata bahwa janji2 Tuhan digenapi dalam hidupmu.
Bagaimana bila
suatu hari... entah hari ke 100, hari ke 1000, hari ke 10.000 dari hidupmu,
engkau sakit berat, hartamu terkuras oleh hutangmu, orang jahat mengusik
ketenangan hidupmu, dsbnya, apakah engkau masih percaya kepada Yesus bila
perubahan keadaan hidupmu membuat engkau menderita?
Apalagi doa-doamu
mohon dipulihkan keadaan hidupmu ternyata sekian tahun belum ada titik terang,
bahkan terkadang semakin berat penderitaan hidupmu?
Barulah ke4
pertanyaan diatas muncul dan mengiang-ngiang di telingamu dan meresahkan
hatimu!!!
Sudah banyak orang
jujur, orang benar, menanggung penderitaan hebat yang menguji ketahanan iman
percayanya kepada Yesus Kristus?
Iman percaya kita
akan diserang terus oleh segala bentuk penderitaan dunia hingga teruji ketaatan
kita tetap percaya kepada Yesus Kristus.
Salahsatu kuncinya
yang tidak boleh kita gadaikan dengan kesenangan duniawi, dan tidak boleh kita
lupakan perkataan Yesus kepada Tomas :
Yohanes 20:29
Karena engkau telah
melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak
melihat, namun percaya.
Jadi ada 2 hal
untuk menangkal ujian hidup ini yakni :
(melihat Yesus =
mengalami Yesus)
Pertama
Percaya setelah
melihat Yesus
Cara ini paling
banyak diantara kita umat kristiani lakukan supaya iman kita kuat.
Hidup di dunia ini
berat sekali bila kita tidak bersandar kepada Yesus tetapi tidak mudah
dilakukan sebab biasanya kita diperhadapkan pilihan lain yang lebih cepat dan
instant dari solusi dunia asalkan kita mau pakai cara-cara dunia bertentangan
dengan kebenaran Tuhan.
Setelah mengalami
pertolongan Tuhan maka biasanya iman kita bertumbuh tetapi bila tak kunjung
tiba pertolongan Tuhan maka iman kita menjadi lemah dan tergoda mengikuti
cara-cara dunia.
Hendaknya kita
adalah orang yang tahu berterimakasih dan tahu balas budi agar tidak gampang
melupakan pertolongan Tuhan di masa lalu, sebelum datang masalah hidup saat ini
kita hadapi.
Karena kita telah
mengalami kebaikan Tuhan maka iman percaya kita tidak kendur tetapi berjuang
tetap bertahan mempercayai Tuhan berdasarkan atas pengalaman masa lalu telah
menerima pertolongan Tuhan.
Kedua
Percaya meskipun
belum melihat Yesus
Inilah kualitas
iman yang paling baik sebab mencerminkan sikap rendah hati.
Orang yang rendah
hati, biasanya telah keluar dari sifat mementingkan dirinya dan mau menerima
nasehat, pengajaran dari orang lain sehingga lebih mudah percaya meski belum
ada buktinya.
Mengapa
demikian?
Karena hatinya
terbuka lebar dan tidak menyimpan akar kepahitan/kekecewaan dan menerima
kekurangan orang lain.
Bila suatu hari ia
mengalami ujian iman berupa penderitaan hidup maka ia rela menanggungnya sebab
sebelumnya ia mau menerima nasehat/pengajaran dari orang lain;
termasuk saat mendengar tentang siapa Yesus dan kebenaranNya.
Semoga iman kita
tetap teguh percaya kepada Yesus Kristus dalam segala keadaan hidup kita saat
ini.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com