1 RAJA 18:41-46
MAZMUR 65:10-13
MATIUS 5:20-26
Matius 5:20
Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar
dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya
kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Pengajaran Yesus berlanjut setelah sebelumnya menegaskan bahwa
hukum Taurat tetap eksis dan Yesus datang untuk menggenapi hukum Taurat.
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi memegang teguh tradisi
nenek moyang dan menjalankan hukum Taurat.
Mereka percaya kepada Allah yang Esa (monotheism)
sedangkan situasi dunia saat itu masih menyembah dewa atau ilah-ilah
lain.
Orang Farisi dan ahli Taurat menguasai pengetahuan kitab Taurat
dan Hukum Taurat namun tidak menyentuh sampai ke hati sehingga perbuatan mereka
tidak sesuai dengan pengetahuan Taurat.
Sisi positifnya, hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi dijadikan patokan atau barometer bagi masyarakat
Yahudi dalam pengetahuan Firman Allah dan tradisi Yahudi.
Dari sisi negatifnya, mereka memandang rendah orang lain karena
mengklaim diri mereka lebih suci padahal dalam banyak hal, perbuatan
mereka tidak sejalan dengan apa yang mereka katakan.
Yesus mengkritik sikap dan perbuatan mereka dan dikatakan
munafik tetapi memuji pengetahuan Firman Allah yang mereka kuasai dan iman
percaya mereka hanya kepada Allah saja.
Ada beberapa contoh perbuatan mereka yang dikatakan Yesus
mengenai :
1) jangan membunuh (ayat 21)
2) jangan marah kepada saudaramu
(ayat 22)
3) berdamailah dengan sesamamu
(ayat 23-25)
4) jangan berhutang (ayat 26)
Ada yang menarik dari perkataan Yesus pada ayat 20
bahwa untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga bilamana
hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari hidup keagamaan
ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi !!!
Sedikitnya ada dua hal yang bisa kita petik dari perkataan
Yesus pada ayat 20:
Pertama
Iman kepercayaan kita kepada Allah haruslah bertumbuh dan
teguh.
Roma 19:17
Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman
Kristus.
Bicara soal iman itu bukan sekedar kita mengaku percaya kepada
Yesus dan pergi ke gereja seminggu sekali serta mengucapkan iman rasuli
saja.
Deklarasi pengakuan iman di mulut dan dibaptis oleh Romo kemudian
di legalisir berupa surat baptis dari gereja ternyata kelak kemudian hari ada
sebagian yang menganggap dirinya sudah beriman katolik dan merasa sudah cukup
dan tidak merasa perlu menumbuhkan iman dengan menekuni pengetahuan firman
Tuhan yang tertulis di Alkitab.
Akibatnya, ia menjalani hidup menurut kebiasaan dan cara-cara
dunia atau istilahnya menjalani hidup menurut prinsip-prinsip kebenaran dunia
dan bukan menurut prinsip-prinsip kebenaran Firman Tuhan.
Secara lahiriah imannya katolik tetapi sikap dan perbuatannya
tidak sesuai dengan iman kekatolikan.
Maaf, tidak bermaksud menghakimi namun inilah realitanya; salah
satu contoh nyata adalah fenomena jumlah umat yang hadir di malam natal dan
trisuci hari paskah membludak penuh dan boleh dikatakan dua atau tiga kali
lebih banyak dari umat yang hadir setiap hari minggu.
Hal ini mirip meski tidak persis sama dengan kebiasaan orang
Farisi dan ahli Taurat yang menjalankan kewajiban keagamaan hanya di permukaan
saja supaya dilihat dan dinilai orang.
Bukankah sebagian umat katolik yang hanya ke gereja setahun dua
kali atau yang jarang beribadah ke gereja adalah salah satu contoh dari hidup
keagamaan yang tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi.
Paling tidak orang Farisi dan ahli Taurat lebih tahu tentang
pengetahuan Firman Allah meski sikap kemunafikan merusak iman mereka, seperti
dikatakan Yesus dalam berbagai kesempatan yang kita ketahui dari bacaan
Injil.
Umat kristiani seharusnya menguasai pengetahuan Firman Tuhan
tertulis di kitabsuci supaya mengetahui kehendak Tuhan; peraturan dan perintah
Tuhan.
Bagaimana mungkin kita bisa masuk ke dalam Kerajaan Sorga bila
tidak tahu jalan menuju kesana dan jalan itu melalui Yesus Kristus.
Yohanes 14:6
Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan
hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui
Aku."
Iman kita itu sangat mudah goyah diterjang oleh berbagai masalah
hidup terutama masalah keuangan, kesehatan, dan masalah relasi dalan
keluarga.
Lihatlah keadaan keluarga-keluarga orang beriman, dalam hal
ini keluarga katolik; ada yang baru menikah sekian bulan atau sekian tahun, mau
cerai karena berbagai penyebab yang pada umumnya tidak jauh dari
ketiga masalah hidup tersebut, yakni masalah duit atau masalah tidak adanya
komunikasi atau masalah mandul belum punya anak.
Bila saja mereka perhatikan imannya yang seharusnya diberi
makanan rohani seperti pergi ke gereja, berdoa bersama, baca dan renungkan
firman bersama maka akan terjalin komunikasi sesama anggota keluarga.
Masalah apapun di dalam keluarga bisa dirembuk bersama
dan dengan iman yang semakin hari semakin bertumbuh menjadi lebih teguh ketika
menghadapi berbagai masalah hidup.
Kedua
Sikap dan Perbuatan kita haruslah sesuai dengan pengetahuan
Firman Tuhan yang kita imani
Yakobus 1:22
Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar
saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.
Yakobus 2:22
Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan
dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
Pengetahuan akan Firman Tuhan harus disertai dengan perbuatan
dan hal ini cenderung tidak dilakukan oleh orang Farisi dan ahli Taurat
meskipun tidak semua dari mereka seperti itu, misalnya Nikodemus dan
Paulus.
Yesus mengingatkan akan hal ini dan hendaknya kita menyimak dan
menjadi pelajaran bagi kita supaya tidak seperti kemunafikan orang Farisi dan
ahli Taurat.
Matius 23:2-3
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi
Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka
ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka,
karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.
Bagian terpenting dan terberat adalah menjadi pelaku Firman
sebab disinilah kualitas iman kita terlihat sampai sejauh mana bobot dan
kemurnian iman kita.
Kita semua setiap hari bergumul dan berjuang meningkatkan
kualitas iman kita seperti yang dikatakan Yesus :
Matius 17:20
Yesus berkata kepada mereka:
"Karena kamu kurang percaya." Sebab Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji
sesawi sajakamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke
sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil
bagimu.
Seringkali iman kita pasang surut atau up and down, pertumbuhan
iman lambat mudah tergerus oleh masalah hidup.
Demikianlah masalah pertumbuham iman dan perbuatan kita menjadi
tolok ukur yang harus kita benahi untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan
Sorga.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com