Senin, 18 Juni 2018
1 RAJA 21:1-16
MAZMUR 5:2-7
MATIUS 5:38-42
Matius 5:39
Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat
jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga
kepadanya pipi kirimu.
Ayat Firman Tuhan ini dianggap suatu kebodohan di mata dunia dan
di mata umat beriman non kristiani.
Menurut mereka, kejahatan harus dibasmi bukan malah menyuburkan
kejahatan bila caranya tidak melawan bahkan berikan pipi kiri setelah ditampar
pipi kanan.
Siapa berbuat jahat, dihukum setimpal dengan perbuatan jahatnya
dan pendapat ini juga diterapkan dalam hukum Taurat supaya orang jahat jera dan
mencegah orang lain mau berbuat jahat.
Ulangan 19:19b-21
Demikianlah harus kauhapuskan yang jahat itu dari
tengah-tengahmu. Maka orang-orang lain akan mendengar dan menjadi
takut, sehingga mereka tidak akan melakukan lagi perbuatan jahat
seperti itu di tengah-tengahmu. Janganlah engkau merasa sayang
kepadanya, sebab berlaku: nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi,
tangan ganti tangan, kaki ganti kaki.
Tetapi mengapa ajaran Yesus sepertinya bertentangan dengan hukum
Taurat?
Sebelumnya kita perlu ingat bahwa Injil Matius pasal 5 ini
konteknya tentang Yesus dan hukum Taurat, diawali dengan pernyataan Yesus bahwa
Ia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat tetapi untuk menggenapinya
(Matius 5:1).
Dan hari ini Yesus membahas mengenai penerapan hukum Taurat
berlaku saat itu yang diketahui masyarakat Yahudi dari ajaran para ahli Taurat
dan orang Farisi.
Matius 5:38
Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan
gigi ganti gigi.
Mata ganti mata dan gigi ganti gigi
berlaku untuk urusan pengadilan dengan maksud agar tidak terjadi
balas dendam pribadi dimana pengadilan memutuskan perkara seadil-adilnya.
(baca Ulangan 19:15-20).
Ahli Taurat dan orang Farisi menafsirkan peraturan tentang mata
ganti mata, gigi ganti gigi (Ulangan 19:19-21) berlaku juga untuk
urusan pribadi padahal itu urusan pengadilan.
Darimana kita tahu tentang hal ini?
Tentu dari ayat 39 dan seterusnya dimana Yesus menjelaskan
bagaimana sikap pribadi kita menanggapi orang berbuat jahat kepada kita.
Menampar = perbuatan penghinaan
Menginginkan bajumu, memaksa kamu berjalan satu mil, dan orang
meminta atau meminjam adalah perbuatan jahat ingin memiliki kepunyaan orang
lain.
Kita diminta Yesus bersikap sabar dan tidak membalas dendam atas
perbuatan orang tersebut kepada diri kita.
Ayat 38 : pengadilan menghukum
Ayat 39-42 : pribadi tidak mendendam
Artinya perbuatan jahat akan menerima hukuman dari pengadilan
menurut hukum peradilan; demikian juga Tuhan yang berhak menghakimi orang jahat.
Roma 12:19
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut
pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan
itu adalah hakKu. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan.
Ulangan 32:35-36
HakKulah dendam dan pembalasan, pada waktu kaki
mereka goyang, sebab hari bencana bagi mereka telah dekat, akan segera
datang apa yang telah disediakan bagi mereka. Sebab Tuhan akan memberi keadilan
kepada umatNya, dan akan merasa sayang kepada hamba-hambaNya; apabila
dilihatNya, bahwa kekuatan mereka sudah lenyap, dan baik hamba maupun orang
merdeka sudah tiada.
Kita pribadi tidak berhak membalas dendam atau menghakimi orang
yang berbuat jahat kepada kita.
Roma 12:17, 21
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa
yang baik bagi semua orang! Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan,
tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!
Inilah pengajaran yang kita terima hari ini namun tergantung
bagaimana tanggapan kita; apakah mau menuruti ajaran Yesus ataukah pesimis
kagak mungkin bisa?
Seri pengajaran Yesus dari kotbah di bukit akan berlanjut hingga
pasal 7 dan besok dilanjutkan dengan pengajaran tentang mengasihi musuh.
Bila hari ini kita tidak mau bersikap sabar dan membalas dendam
terhadap orang berbuat jahat kepada kita maka dapat dipastikan kita tidak akan
mau mengasihi orang jahat tersebut.
Pertanyaannya :
Bagaimana caranya agar kita mau dan mampu bersikap sabar dan
tidak balas dendam terhadap orang yang jahat?
Pertama
Kita harus mengakui diri kita juga pernah berbuat jahat kepada
orang lain.
Roma 7:22-23
Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah, tetapi di
dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan
hukum akal budiku dan membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam
anggota-anggota tubuhku.
Kita manusia sangat lemah melawan keinginan berbuat dosa. Kita
pasti sering berbuat jahat kepada orang lain.
Berbuat jahat seperti dikatakan dalam Injil hari ini memang
membuat seseorang menderita akibat perbuatan orang lain.
Oleh sebab itu kita belajar memaklumi kesulitan orang lain yang
belum mampu mengendalikan diri berbuat jahat sebab kita juga dulu pernah
seperti dia meski sekarang ini kita tidak lagi berbuat jahat.
Benarkah demikian kita sekarang sudah tidak pernah berbuat jahat
kepada orang lain? silahkan mengecek diri kita.
Kedua
Tuhan sabar dan tidak membalas atas kesalahan dan dosa yang kita
lakukan maka hendaknya kita berbuat demikian kepada orang lain yang berbuat
salah dan jahat keoada kita.
Mazmur 103:8-10
Tuhan adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah
kasih setia. Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia
mendendam. Tidak dilakukanNya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak
dibalasNya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita.
Kita masih ingat tentang seorang Raja mengampuni hamba yang
berhutang kepadanya tetapi hamba tersebut tidak mau mengampuni hamba lain yang
berhutang kepadanya (Matius 18:21-35).
Matius 18:32-33
Raja itu menyuruh memanggil orang itu dan berkata kepadanya: Hai
hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan karena engkau memohonkannya
kepadaku. Bukankah engkaupun harus mengasihani kawanmu seperti aku telah
mengasihani engkau?
Ketiga
Kita mau menuruti ajaran Yesus dan minta kekuatan
dariNYA agar kita dimampukan bersikap sabar dan tidak membalas atas
perbuatan jahat orang lain kepada diri kita.
Yesaya 12:2
Sungguh, Allah itu keselamatanku; aku percaya dengan tidak
gementar, sebab Tuhan Allah itu kekuatanku dan mazmurku Ia telah menjadi
keselamatanku.
Kita tidak akan mampu bila andalkan kekuatan diri kita sendiri
untuk bersikap sabar dan tidak membalas perbuatan jahat orang lain kepada diri
kita.
Sebab kita ini manusia yang egois dan mengaku diri sendiri
paling benar dari orang lain karena mewarisi sifat Adam dan Hawa yang tidak
mengakui dirinya salah tetapi menyalahkan pihak lain.
Oleh sebab itu kita butuh kekuatan dari Tuhan di dalam segala
aspek kehidupan di dunia ini termasuk bersikap sabar dan tidak membalas
dendam.
Semoga ketiga hal ini menyadarkan kita mau menuruti kehendak
Yesus agar supaya kita bersikap mengalah, sabar, dan tidak membalas dendam
kepada orang yang berbuat jahat kepada kita.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com