Sabtu,
30 Maret 2019
HOSEA
6:1-6
MAZMUR
51:3-4,18-21
LUKAS
18:9-14
Bacaan
Injil Lukas hari ini, Yesus memberikan perumpamaan doa orang farisi
dan doa pemungut cukai, untuk menjelaskan tentang orang yang menganggap dirinya
benar dan memandang
rendah orang lain.
Lukas 18:9-10
kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.
kita bisa
baca, bagaimana cara berdoa orang farisi :
Lukas 18:11
orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini.
orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini.
Memang,
kecenderungan menganggap diri sendiri adalah benar dan orang lain adalah tidak
benar, merupakan kebiasaan yang harus dihilangkan, sebab jika tidak, akan
menjadi sombong rohani.
Kebiasaan
orang Farisi mengungguli diri sendiri karena mereka tidak rendah
hati.
biasanya
mereka bersikap begitu, karena memiliki kelebihan dan kehebatan prestasi
diri sehingga merasa sudah hebat dan menganggap orang lain masih dibawah
level dirinya.
Di jaman
sekarang ini, masih terlihat seperti sikap orang Farisi biasanya mereka tidak
mau bergaul dengan orang lain yang dianggapnya masih dibawah level dia dan
tidak menguntungkan dirinya sehingga mereka enggan bergaul dan berelasi.
Memilih-milih
teman adalah cikal bakal menjadi orang Farisi sebab biasanya mereka ada
motivasi untuk kepentingan sendiri dan jika teman tersebut tidak menguntungkan
dirinya maka ia enggan melanjutkan relasi
pertemanan.
sebetulnya,
apa sih
yang perlu di sombongkan ?
apakah
hanya mau berteman bila ada urusan duit, urusan bisnis? dan biasanya akan mempengaruhi
cara berdoa, cara membangun relasi dengan Tuhan.
Tuhan
dijadikan objek kepentingan diri sendiri, hanya berdoa jika membutuhkan
pertolongan Tuhan, sama seperti cara ia begaul, ia hanya mau berteman bila ada
manfaat kepentingannya.
Selama ia
belum memerlukan orang lain, belum butuh Tuhan maka ia tidak akan mau
ber-relasi dan terhadap Tuhan juga ia enggan
berdoa, ia tidak akan tertarik mengenal Tuhan, demikian juga ia tidak tertarik
mengenal diri seseorang sepanjang
tidak berguna bagi kepentingan dirinya. segala-galanya hanya karena uang,
bisnis, dan kekayaan materi.
Andaikata
berdoa juga, cara berdoanya juga cenderung seperti doa orang Farisi.
sesungguhnya,
Yesus memberi contoh dari perumpamaan ini supaya kita meniru dan mencontoh sikap doa pemungut
cukai.
Lukas 18:13
tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.
Sadarilah
bahwa diri kita ini rentan dengan dosa karena kecendrungan egoisme diri kita
sangat tinggi sehingga seringkali
kita tidaklk dapat mengendalikan dan akibatnya kita berbuat dosa melanggar
kehendak Allah.
Setiap
hari kita kudu harus meminta ampun kepada Allah atas perbuatan, perkataan,
pikiran yang kita lakukan ....Jika kita
menilik lebih detail firman Allah, hampir
dapat dipastikan perbuatan bertentangan dengan kebenaran Allah seringkali
kita lakukan.
Mungkin
ada orang yang complain merasa dirinya bersih dari dosa namun hati-hati, jangan
sampai merasa diri benar (seperti orang farisi) eh ternyata di mata Tuhan, kita
berdosa.
Matius 7:21
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
JADI,
Lebih
baik kita bersikap rendah hati dan mawas diri serta menyadari bahwa diri kita
ini masih banyak kekurangan dan kelemahan sehingga kita terus-menerus merasa
perlu mendekatkan diri kepada Tuhan dan akan memohon ampun setiap hari supaya
jalan hidup kita semakin disempurnakan Allah.
Lukas 18:14
Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak.sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak.sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Salam Kasih,
Surya Darma