JUMAT,
20 NOVEMBER 2020
WAHYU 10:8-11
Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.
Maka ia berkata kepadaku: "Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja."
MAZMUR 119:14,24,72,103,111,131
Ya, peringatan-peringatanMu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku. Peringatan-peringatanMu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku. Mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintahMu.
LUKAS 19:45-48
Yesus mengusir pedagang di Bait Allah dan mengajar setiap hari di Bait Allah.
RENUNGAN
Yesus mengusir semua pedagang di Bait Allah dapat diartikan bahwa diri kita merupakan bait Allah (1 Korintus 3:16) dan jangan sampai diri kita dipenuhi oleh keinginan mencari keuntungan pribadi seperti pedagang mencari keuntungan atas barang dagangannya.
Selain itu adanya ketidak-seriusan atau ketidak-tekunan beribadah atau berrelasi dengan Tuhan karena fokus hal duniawi atau sibuk urusan dunia padahal di Bait Allah bukan tempat untuk berdagang.
Padahal di dalam Bait Allah selain tempat ibadah, juga tempat pengajaran Firman Tuhan seperti Yesus lakukan.
Lukas 19:46-47a
kataNya kepada mereka: "Ada tertulis: RumahKu adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah.
Karena kita adalah bait Allah maka kita harus dibersihkan dan disucikan agar menjadi kudus agar Allah Maha Kudus bersemayam di dalam diri kita.
Ibrani 4:12-13
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapanNya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Hadirat Tuhan akan menyelimuti diri kita bila kita menguduskan diri.
Ibrani 12:14b
Kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.
Persoalannya adalah banyak diantara kita cenderung membiarkan diri dikuasai oleh hawa nafsu kedagingan karena sedang tenggelam dalam kenikmatannya
Rohani dibiarkan kering kerontang tidak diberi asupan makanan rohani yakni Firman Allah karena menurut hikmatnya pengetahuan dari dunia lebih berguna dari pada pengetahuan Firman Allah.
Demikian pula damai sejahtera dari dunia yang dapat dinikmati saat ini dianggap lebih berguna bagi dirinya daripada damai sejahtera dari Allah yang dia kira akan terjadi nanti setelah meninggal dunia.
Banyak orang termasuk umat beriman yang tidak tahu bedanya damai sejahtera dan sukacita dari Allah dengan dari dunia karena mereka belum mengalami damai sejahtera dari Allah.
Orang dunia memilih damai sejahtera dunia mudah diperoleh dibandingkan damai sejahtera dari Allah.
Kita harus hidup dalam kebenaran Firman Tuhan dan berrelasi dengan Tuhan untuk mengalami damai sejahtera Allah.
Belum lagi urusan membersihkan diri dan menguduskan diri yang dianggapnya sulit karena dirinya telah dikuasai hawa nafsu kedagingan yang terasa nikmat baginya.
Namun ingatlah bahwa kita hidup di dunia hanya sementara dan sudah waktunya kita berbenah diri membersihkan diri agar sewaktu-waktu meninggalkan dunia ini maka diri kita sudah bersih dan kudus.
Salam Kasih,
Surya Darma
renunganpdkk.blogspot.co.id
https://renunganhariankatolik.video.blog
WAHYU 10:8-11
Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, perutku menjadi pahit rasanya.
Maka ia berkata kepadaku: "Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja."
MAZMUR 119:14,24,72,103,111,131
Ya, peringatan-peringatanMu menjadi kegemaranku, menjadi penasihat-penasihatku. Peringatan-peringatanMu adalah milik pusakaku untuk selama-lamanya, sebab semuanya itu kegirangan hatiku. Mulutku kungangakan dan megap-megap, sebab aku mendambakan perintah-perintahMu.
LUKAS 19:45-48
Yesus mengusir pedagang di Bait Allah dan mengajar setiap hari di Bait Allah.
RENUNGAN
Yesus mengusir semua pedagang di Bait Allah dapat diartikan bahwa diri kita merupakan bait Allah (1 Korintus 3:16) dan jangan sampai diri kita dipenuhi oleh keinginan mencari keuntungan pribadi seperti pedagang mencari keuntungan atas barang dagangannya.
Selain itu adanya ketidak-seriusan atau ketidak-tekunan beribadah atau berrelasi dengan Tuhan karena fokus hal duniawi atau sibuk urusan dunia padahal di Bait Allah bukan tempat untuk berdagang.
Padahal di dalam Bait Allah selain tempat ibadah, juga tempat pengajaran Firman Tuhan seperti Yesus lakukan.
Lukas 19:46-47a
kataNya kepada mereka: "Ada tertulis: RumahKu adalah rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun." Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah.
Karena kita adalah bait Allah maka kita harus dibersihkan dan disucikan agar menjadi kudus agar Allah Maha Kudus bersemayam di dalam diri kita.
Ibrani 4:12-13
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapanNya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita harus memberikan pertanggungan jawab.
Hadirat Tuhan akan menyelimuti diri kita bila kita menguduskan diri.
Ibrani 12:14b
Kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.
Persoalannya adalah banyak diantara kita cenderung membiarkan diri dikuasai oleh hawa nafsu kedagingan karena sedang tenggelam dalam kenikmatannya
Rohani dibiarkan kering kerontang tidak diberi asupan makanan rohani yakni Firman Allah karena menurut hikmatnya pengetahuan dari dunia lebih berguna dari pada pengetahuan Firman Allah.
Demikian pula damai sejahtera dari dunia yang dapat dinikmati saat ini dianggap lebih berguna bagi dirinya daripada damai sejahtera dari Allah yang dia kira akan terjadi nanti setelah meninggal dunia.
Banyak orang termasuk umat beriman yang tidak tahu bedanya damai sejahtera dan sukacita dari Allah dengan dari dunia karena mereka belum mengalami damai sejahtera dari Allah.
Orang dunia memilih damai sejahtera dunia mudah diperoleh dibandingkan damai sejahtera dari Allah.
Kita harus hidup dalam kebenaran Firman Tuhan dan berrelasi dengan Tuhan untuk mengalami damai sejahtera Allah.
Belum lagi urusan membersihkan diri dan menguduskan diri yang dianggapnya sulit karena dirinya telah dikuasai hawa nafsu kedagingan yang terasa nikmat baginya.
Namun ingatlah bahwa kita hidup di dunia hanya sementara dan sudah waktunya kita berbenah diri membersihkan diri agar sewaktu-waktu meninggalkan dunia ini maka diri kita sudah bersih dan kudus.
Salam Kasih,
Surya Darma
renunganpdkk.blogspot.co.id
https://renunganhariankatolik.video.blog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com