SENIN,
23 NOVEMBER 2020
WAHYU 14:1-5
Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis namaNya dan nama BapaNya.
Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba
MAZMUR 24:1-6
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuha ? Siapakah yang boleh berdiri di tempatNya yang kudus?"
"Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuha dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.
LUKAS 21:1-4
Yesus mengatakan persembahan janda miskin walau hanya dua peser namun ia memberi seluruh nafkahnya.
RENUNGAN
Yesus melihat orang-orang kaya dan seorang janda miskin memasukan uang ke kotak persembahan.
Lukas 21:1-2
Ketika Yesus mengangkat mukaNya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.
Ada yang menarik perhatian Yesus yaitu jumlah uang yang dipersembahkan janda miskin, orang2 kaya dan semua orang.
Lukas 21:4
Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.
Bagaimana dengan kita?
Berapa uang kolekte atau persembahan yang biasanya kita masukan ke dalam kantong atau kotak persembahan?
Kita simak pedapat Yesus:
Lukas 21:3
Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu.
Timbul pertanyaan, mengapa demikian?
Kita perlu merenungkan lebih dalam lagi perkataan Yesus di Lukas 21:3 tersebut.
Kita harus mengakui sifat ketamakan seringkali menguasai diri kita sebab sejak Adam dan Hawa menginginkan buah pohon pengetahuan baik dan jahat dilarang Allah padahal semua yang berada di taman Eden boleh dimakan kecuali buah tersebut (Kejadian 2:16-17).
Keinginan menguasai semua hal bidang kehidupan adalah penghalang terbesar bagi kita manusia untuk memberikan segala sesuatu yang ada pada kita.
Maaf, seperti seekor monyet tidak akan pernah mau melepaskan apa yang sudah digenggam kedua tangannya.
Kita manusia akan melepaskan sesuatu bila sebelumnya mendapatkan sesuatu yang lebih besar/berharga daripada yang dilepaskan/diberikan bahkan seringkali keduanya digenggam tanpa melepaskan salahsatunya.
Termasuk dalam hal memberikan uang persembahan, ada keinginan agar Tuhan membalas dengan mencurahkan berkat atau rejeki lebih besar dari persembahan yang telah diberikan.
Contoh:
Sumbangan diberikan dicantumkan nama orang/perusahaan yang menyumbang.
Bukan hanya sumbangan uang, materi saja tetapi dalam hal pelayanan juga disebutkan siapa yang telah melayani dan apa yang telah dilayaninya.
Semua itu bertujuan untuk mendapatkan sesuatu setelah memberikan sesuatu.
Orang kaya membutuhkan reputasi nama selain menginginkan menguasai harta atau menumpuk harta duniawi.
Manusia itu cenderung menginginkan:
uang/harta dunia, kuasa/jabatan, dan reputasi nama baik.
Tidaklah heran,
memberi persembahan selalu saja terselip tujuan ingin dapat balasannya baik berupa uang, nama baik, dan kuasa yang dibungkus dengan rapi dengan menampilkan sikap elegan sperti orang yang tulus hati memberi tanpa pamrih.
Mulut dan lidah manusia memang bisa pintar bertutur-kata yang indah termasuk dalam hal merangkai kata dalam doa.
Sikap sopan santun dan elegan memang bisa ditunjukkan di depan banyak orang.
Kerja keras dalam pelayanan memang bisa ditampilkan & dilihat banyak orang.
Firman Tuhan menasehati kita agar:
Matius 6:3-4
Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Hanya Tuhan yang tahu kemurnian dan ketulusan hati seseorang yang berikan persembahan dalam segala bentuk;
apakah persembahan uang (=kolekte)
apakah persembahan pelayanan kasih
apakah persembahan diri sepenuhnya.
Hendaknya kita mempersembahkan diri dalam arti menyerahkan seluruh diri kita kepada Tuhan supaya diri kita kosong di hadapan Tuhan karena memang kita tidak ada sesuatu yang dapat ditonjolkan sebab kita ini hanya debu tanah.
Ingatlah apa yang Yesus katakan:
Janda miskin memberikan persembahan dari seluruh yang ada padanya artinya memberi dari kekurangan.
Orang kaya dan banyak orang lainnya memberi persembahan dari kelebihan.
Bagaimana dengan kita, manakah yang kita lakukan; terserah pilihan masing2.
Semoga kita memberikan seluruh yang ada pada diri kita; bukan hanya uang saja
Semoga kita sadar bahwa kehidupan kita di dunia ini harus kita lepaskan supaya kita beroleh kehidupan kekal di Sorga.
Banyak orang tidak percaya akan hal ini padahal Tuhan berjanji menyediakan tempat di Surga (Yohanes 14:2-3) asalkan kita melepaskan keduniawian dalam diri kita dengan cara mempersembahkan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan.
Salam Kasih,
Surya Darma
renunganpdkk.blogspot.co.id
https://renunganhariankatolik.video.blog
WAHYU 14:1-5
Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis namaNya dan nama BapaNya.
Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba
MAZMUR 24:1-6
"Siapakah yang boleh naik ke atas gunung Tuha ? Siapakah yang boleh berdiri di tempatNya yang kudus?"
"Orang yang bersih tangannya dan murni hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak bersumpah palsu. Dialah yang akan menerima berkat dari Tuha dan keadilan dari Allah yang menyelamatkan dia.
LUKAS 21:1-4
Yesus mengatakan persembahan janda miskin walau hanya dua peser namun ia memberi seluruh nafkahnya.
RENUNGAN
Yesus melihat orang-orang kaya dan seorang janda miskin memasukan uang ke kotak persembahan.
Lukas 21:1-2
Ketika Yesus mengangkat mukaNya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.
Ada yang menarik perhatian Yesus yaitu jumlah uang yang dipersembahkan janda miskin, orang2 kaya dan semua orang.
Lukas 21:4
Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.
Bagaimana dengan kita?
Berapa uang kolekte atau persembahan yang biasanya kita masukan ke dalam kantong atau kotak persembahan?
Kita simak pedapat Yesus:
Lukas 21:3
Yesus berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu.
Timbul pertanyaan, mengapa demikian?
Kita perlu merenungkan lebih dalam lagi perkataan Yesus di Lukas 21:3 tersebut.
Kita harus mengakui sifat ketamakan seringkali menguasai diri kita sebab sejak Adam dan Hawa menginginkan buah pohon pengetahuan baik dan jahat dilarang Allah padahal semua yang berada di taman Eden boleh dimakan kecuali buah tersebut (Kejadian 2:16-17).
Keinginan menguasai semua hal bidang kehidupan adalah penghalang terbesar bagi kita manusia untuk memberikan segala sesuatu yang ada pada kita.
Maaf, seperti seekor monyet tidak akan pernah mau melepaskan apa yang sudah digenggam kedua tangannya.
Kita manusia akan melepaskan sesuatu bila sebelumnya mendapatkan sesuatu yang lebih besar/berharga daripada yang dilepaskan/diberikan bahkan seringkali keduanya digenggam tanpa melepaskan salahsatunya.
Termasuk dalam hal memberikan uang persembahan, ada keinginan agar Tuhan membalas dengan mencurahkan berkat atau rejeki lebih besar dari persembahan yang telah diberikan.
Contoh:
Sumbangan diberikan dicantumkan nama orang/perusahaan yang menyumbang.
Bukan hanya sumbangan uang, materi saja tetapi dalam hal pelayanan juga disebutkan siapa yang telah melayani dan apa yang telah dilayaninya.
Semua itu bertujuan untuk mendapatkan sesuatu setelah memberikan sesuatu.
Orang kaya membutuhkan reputasi nama selain menginginkan menguasai harta atau menumpuk harta duniawi.
Manusia itu cenderung menginginkan:
uang/harta dunia, kuasa/jabatan, dan reputasi nama baik.
Tidaklah heran,
memberi persembahan selalu saja terselip tujuan ingin dapat balasannya baik berupa uang, nama baik, dan kuasa yang dibungkus dengan rapi dengan menampilkan sikap elegan sperti orang yang tulus hati memberi tanpa pamrih.
Mulut dan lidah manusia memang bisa pintar bertutur-kata yang indah termasuk dalam hal merangkai kata dalam doa.
Sikap sopan santun dan elegan memang bisa ditunjukkan di depan banyak orang.
Kerja keras dalam pelayanan memang bisa ditampilkan & dilihat banyak orang.
Firman Tuhan menasehati kita agar:
Matius 6:3-4
Jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.
Hanya Tuhan yang tahu kemurnian dan ketulusan hati seseorang yang berikan persembahan dalam segala bentuk;
apakah persembahan uang (=kolekte)
apakah persembahan pelayanan kasih
apakah persembahan diri sepenuhnya.
Hendaknya kita mempersembahkan diri dalam arti menyerahkan seluruh diri kita kepada Tuhan supaya diri kita kosong di hadapan Tuhan karena memang kita tidak ada sesuatu yang dapat ditonjolkan sebab kita ini hanya debu tanah.
Ingatlah apa yang Yesus katakan:
Janda miskin memberikan persembahan dari seluruh yang ada padanya artinya memberi dari kekurangan.
Orang kaya dan banyak orang lainnya memberi persembahan dari kelebihan.
Bagaimana dengan kita, manakah yang kita lakukan; terserah pilihan masing2.
Semoga kita memberikan seluruh yang ada pada diri kita; bukan hanya uang saja
Semoga kita sadar bahwa kehidupan kita di dunia ini harus kita lepaskan supaya kita beroleh kehidupan kekal di Sorga.
Banyak orang tidak percaya akan hal ini padahal Tuhan berjanji menyediakan tempat di Surga (Yohanes 14:2-3) asalkan kita melepaskan keduniawian dalam diri kita dengan cara mempersembahkan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan.
Salam Kasih,
Surya Darma
renunganpdkk.blogspot.co.id
https://renunganhariankatolik.video.blog
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com