Sabtu, 16 Juni 2018
1 RAJA 19:19-21
MAZMUR 16:1-2,5,7-10
MATIUS 5:33-37
Matius 5:37
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu
katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Hendaklah kita jujur apa adanya dan tak perlu menutupi
kebohongan dengan cara bersumpah palsu.
Kita tahu Iblis itu paling jago berbohong penipu ulung
memutarbalikan fakta kebenaran dan jika seseorang dikuasai kebohongan berarti
persis sama dengan Iblis sebagai penipu.
Yohanes 8:44
Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan
keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak
semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada
kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya
sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Jaman sekarang ini kejujuran tergerus oleh pengejaran harta dan
kenikmatan duniawi sehingga seringkali kejujuran dikalahkan oleh konspirasi
jahat dari orang-orang yang tidak jujur dimana yang benar menjadi salah,
sebaliknya yang salah menjadi benar.
Padahal Yesus mengajarkan : jika ya katakan ya dan jika tidak,
katakan tidak.
Tetapi sekarang ini justru makin canggih merekayasa suatu
ketidak-benaran agar menghasilkan keuntungan bagi dirinya.
Kecenderungan seseorang berdalih untuk menutupi kesalahannya
dengan cara berbohong dan melemparkan kesalahan kepada orang lain.
Biasanya suatu kebohongan akan ditutupi oleh kebohongan
berikutnya dan semakin lama berkembang menjadi konspirasi untuk merubah suatu
kebohongan menjadi suatu kebenaran.
Ada lagi yang mengatakan kebohongan itu terkadang perlu demi
kelangsungan hubungan baik atau istilah kerennya "bohong putih" yaitu
bohong demi kebaikan (apa iya demi kebaikan).
Belum lagi fenomena yang terjadi di masyarakat dimana orang
jujur dikucilkan karena kejujurannya bisa merugikan orang lain (aneh bin
ajaib?) sehingga tak heran bila orang jujur dimusuhi orang lain meskipun banyak
juga disukai orang.
Akibatnya nilai kejujuran itu bergantung pada tujuan kepentingan
orang yang menilainya; biasanya berkaitan dengan urusan duit / harta
dunia.
Di mata dunia, orang jujur itu seorang yang idealisme dan
perfeksionis karena menonjolkan ketegaran prinsip hidupnya.
Sedangkan orang dunia itu fleksibel menyesuaikan keadaan demi
meraih tujuannya mendapatkan uang dan kuasa,
Anda boleh tidak setuju dengan pendapat ini tetapi coba
tengoklah realita yang ada, perdebatan akan nilai kebenaran sangat dipengaruhi
oleh kepentingan pribadi dan bukan dari nilai-nilai kebenaran; demikian pula
nilai kejujuran, tergantung pada kepentingan pribadi masing-masing.
Kita semua tahu nilai kejujuran namun belagak tidak mengerti
karena menutupi kepentingan pribadi.
Jadi tidak perlu panjang-lebar membahas nilai-nilai kejujuran
sebab yang penting adalah maukah kita bersikap jujur?
Kita umat kristiani hendaknya mawas diri terhadap gejala wabah
ketidak-jujuran yang semakin menggurita.
Semoga kita terus bertahan di dalam kejujuran walau situasi
kondisi hidup menekan kita agar berbuat tidak jujur demi kepentingan diri
sendiri.
Salam Kasih,
Surya Darma
1 komentar:
JOIN NOW !!!
Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.cc
dewa-lotto.vip
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com