Sabtu, 28 Januari 2017
A. BACAAN PERTAMA
IBRANI 11:2,8-19
Pertama
Arti dari iman
Ibrani 11:1
Iman adalah dasar dari segala sesuatu
yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.
Kedua
Kesaksian iman dari nenek-moyang bangsa
Israel yakni Abraham.
Ibrani 11: 2
Sebab oleh imanlah telah diberikan
kesaksian kepada nenek moyang kita.
Ketiga
Keyakinan iman Abraham kepada Allah
teruji dengan mempersembahkan Ishak anaknya.
Ibrani 11:17-19
Karena iman maka Abraham, tatkala ia
dicobai, mempersembahkan Ishak.
Ia, yang telah menerima janji itu, rela
mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan:
"Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu."
Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun
dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya
kembali.
B. MAZMUR TANGGAPAN
LUKAS 1:69-75
Nyanyian pujian Zakharia kepada Allah
dan ia bernubuat bahwa keturunan Daud akan membebaskan bangsa Israel.
Lukas 1:69-71
Allah menumbuhkan sebuah tanduk
keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud, hambaNya itu, — seperti yang telah
difirmankanNya sejak purbakala oleh mulut nabi-nabiNya yang kudus —untuk
melepaskan kita dari musuh-musuh kita dan dari tangan semua orang yang membenci
kita.
C. BACAAN INJIL
MARKUS 4:35-41
Angin taufan menerjang perahu yang
ditumpangi Yesus dan para rasul dan mengguncangkan perahu sehingga murid-murid
Yesus ketakutan berteriak minta tolong kepada Yesus yang sedang tidur di
buritan perahu.
Markus 4:37-38
Lalu mengamuklah taufan yang sangat
dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu
mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di
sebuah tilam. Maka murid-muridNya membangunkan Dia dan berkata kepadaNya:
"Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
Yesus menghardik angin taufan, lalu Ia
menegur murid-muridNya.
Markus 4:39-40
Iapun bangun, menghardik angin
itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin
itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka:
"Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?"
RENUNGAN HARI INI
Melihat perahu mereka dipenuhi air
karena angin taufan, murid-murid Yesus ketakutan dan minta tolong kepada Yesus
yang sedang tertidur.
Angin taufan berbicara mengenai :
* problem/masalah dari perbuatan
kita
* pencobaan ditunggangi Iblis
* ujian iman dari Tuhan
Perahu dipenuhi air berbicara mengenai
masalah hidup menghantam diri kita dan sedang kita perjuangkan
mengatasinya.
Yesus sedang tertidur di buritan perahu
berbicara mengenai doa-doa kita yang belum dijawab Tuhan.
Murid-murid membangunkan Yesus dan
mengatakan Yesus tidak peduli akan keadaan perahu penuh dengan air yang hampir
tenggelam dapat membinasakan mereka, berbicara mengenai emosi kita kepada Tuhan
yang membiarkan hidup kita menderita padahal sudah memohon pertolongan
Tuhan.
Demikian gambaran situasi hidup kita
seperti yang terjadi pada murid Yesus saat perahu mereka hampir
tenggelam.
Iman kita teruji pada saat menghadapi
persoalan hidup yang membawa derita yang berat dan kita merasa tak sanggup lagi
menanggungnya.
Disinilah terlihat seberapa dalam iman
percaya kita kepada Tuhan ketika doa permohonan mengharapkan pertolongan Tuhan
belum dikabulkan sedangkan penderitaan kita akibat persoalan hidup semakin
parah dan sepertinya sulit bisa diatasi menurut pandangan kita.
Seperti murid Yesus, kita cenderung
putus asa dan menyalahkan Tuhan tidak peduli pada penderitaan hidup kita.
Situasi seperti ini, biasanya sulit
didoakan dan dinasehati orang lain karena kekecewaan kepada Tuhan.
Disinilah peranan iman menentukan
sikap hidup kita menghadapi masalah hidup bertubi-tubi melanda diri kita.
Bacaan kitab Ibrani hari ini
menjelaskan situasi yang dihadapi Abraham dimana Tuhan menyuruhnya
mempersembahkan anaknya sebagai korban bakaran.
( baca kitab Kejadian pasal 22 ).
Bayangkan, Abraham baru saja gembira
mendapatkan anak satu-satunya diusia 100 tahun dan Tuhan berjanji akan
memberikan Abraham keturunan yang sangat banyak tetapi baru satu anak yang
lahir, lalu Tuhan mau mengambil kembali anak tersebut.
Sepertinya Tuhan Allah tidak adil
tetapi Abraham menerima keputusan Tuhan dan beliau tidak protes atau
argumentasi dengan Tuhan ... wow, iman Abraham luar biasa ( baca kitab Roma
pasal 4 ).
Roma 4:20-22
Terhadap janji Allah Abraham tidak
bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan ia
memuliakan Allah, dengan penuh keyakinan, bahwa Allah
berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan. Karena itu hal
ini diperhitungkan kepadanya sebagai kebenaran.
Pertanyaannya : bagaimana Abraham memiliki
keyakinan iman begitu dalam kepada Tuhan Allah?
Hal ini terlihat sejak semula ketika
Allah menyuruhnya meninggalkan keluarga pergi ke negeri tang tidak
diketahuinya.
Sebelumnya Abraham tidak mentaati
kehendak Tuhan Allah yakni :
Pertama
Abraham mengajak Lot keponakannya dan
kelak kemudian hari ia menerima akibatnya dimana Lot bertengkar dengan dirinya.
(Kejadian pasal 13).
Kedua
Abraham pergi ke Mesir padahal sudah
tiba di Kanaan (Kejadiam 12:10-20)
Ketiga
Abraham mengikuti saran istrinya Sarah
supaya ia memiliki anak dari Hagar
( Kejadiaan pasal 16 ).
Pengalaman pahit akibat perbuatan yang
dilakukannya menimbulkan masalah sehingga penggenapan janji Tuhan tertunda 25
tahun ketika usia Abraham 75 tahun menerima janji tersebut.
Oleh sebab itu, iman Abraham makin
bertumbuh lebih dalam lagi sehingga ia tidak menolak perintah Tuhan supaya ia
persembahkan Ishak anaknya sebagai korban bakaran.
JADI
Tidak ada yang instant tetapi melalui
proses pemurnian diri maka seseorang belajar dari pengalaman hidup bersama
dengan Tuhan maka iman seseorang bertumbuh, mengakar dalam dirinya.
Tuhan Allah membentuk karakter agar
sikap seseorang sesuai dengan yang dikehendakiNya.
Demikian pula kuta hendaknya belajar
dari proses pengalaman hidup yang biasanya membuat diri kita menderita karena
ada bagian sifat kita yang buruk dan Tuhan sedang bersihkan.
Seperti halnya tukang periuk membuat
bejana dari tanah liat yang diremas dan dibanting agar tanahnya dibersihkan
dari kerikil atau benda keras lainnya yang bercampur di dalam tanah agar mudah
dibentuk dan dijadikan bejana yang diinginkannya.
Yeremia 18:3-4
Lalu pergilah aku ke rumah tukang
periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan. Apabila
bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka
tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang
baik pada pemandangannya.
Artinya kita harus yakin seyakinnya
kepada Tuhan Allah walaupun saat ini situasi dan kondisi hidup kita sedang
banyak menanggung beban penderitaan
Hendaknya kita tidak takut menghadapi
problem hidup ini walaupun di depan mata terlihat begitu hebat tantangannya
seperti para Rasul hadapi angin taufan yang membuat perahu mereka penuh air dan
akan menenggelamkannya.
Ingatlah perkataan Yesus yang menegur
ketidak-percayaan murid kepadaNya.
(Markus 4:40-41) dan nantikanlah Yesus
pasti akan melepaskan kita dari segala permasalahan hidup kita (Markus
4:39).
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com