Renungan Harian 29 Desember 2015
KETAATAN
(Lukas 2:22-35)
1 Yohanes 2:3-11
Mazmur 96:1-3,5b-6
Saudara/i dalam Yesus Kristus,
Injil Matius sangat kental nuansa
ke-Yahudi-an yang menjunjung tinggi taurat dan latar belakang adat istiadat
Yahudi.
kita baca dalam bacaan Injil hari ini
sarat dengan peraturan hukum taurat dan latar belakang Yusuf dan Maria adalah
keturunan Yahudi maka mereka mentaatinya (Galatia 4:4), diantaranya :
Lukas 2:22-23
ketika genap waktu pentahiran, menurut
hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkanNya kepada
Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: "semua anak laki-laki
sulung harus dikuduskan bagi Allah"
Imamat 12:3
pada hari yang kedelapan haruslah
dikerat daging kulit khatan anak itu.
Keluaran 13:2
"Kuduskanlah bagiKu semua anak
sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan pada orang Israel, baik pada
manusia maupun pada hewan; Akulah yang empunya mereka."
peraturan tentang pentahiran sesudah
melahirkan anak dibedakan antara orang yang miskin dan orang yang kaya dan
terlihat disini persembahan Yusuf dan Maria adalah sepasang burung merpati
menunjukkan persembahan mereka bukan persembahan orang kaya yaitu seekor domba
berumur setahun dan seekor anak burung merpati.
Lukas 2:24
untuk mempersembahkan korban menurut
apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua
ekor anak burung merpati.
Imamat 12:8
jikalau ia tidak mampu untuk
menyediakan seekor kambing atau domba, maka haruslah ia mengambil dua ekor
burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati, yang seekor sebagai korban
bakaran dan yang seekor lagi sebagai korban penghapus dosa, dan imam itu harus
mengadakan pendamaian bagi perempuan itu, maka tahirlah ia."
sejak jaman dahulu perbedaan orang kaya
dan orang miskin sangat kentara bahkan untuk urusan kerohanian/agama sekalipun
tetap berbeda perlakuannya.
semoga saja saat ini di gereja tidak
ada perbedaan tersebut ...
yach semoga saja para Imam/pastor
memperlakukan umat apa adanya dan tidak pilih kasih berdasarkan status sosial;
apakah yang kaya atau miskin
apakah ia donatur atau bukan; pokok e
tidak membeda-bedakan umat.
demikian juga umat sebagai orang
beriman maka hendaknya tidak memandang rupa atau membedakan perlakuan terhadap
orang lain karena ia orang kaya atau ada maksud lain untuk kepentingan
pribadi.
Yakobus 2:1b-4
janganlah iman itu kamu amalkan dengan
memandang muka
sebab, jika ada seorang masuk ke dalam kumpulanmu dengan memakai cincin emas
dan pakaian indah dan datang juga seorang miskin ke situ dengan memakai pakaian
buruk, dan kamu menghormati orang yang berpakaian indah itu dan berkata
kepadanya: "silahkan tuan duduk di tempat yang baik ini!", sedang
kepada orang yang miskin itu kamu berkata: "berdirilah di sana!"
atau: "duduklah di lantai ini dekat tumpuan kakiku!", bukankah
kamu telah membuat pembedaan di dalam hatimu dan bertindak sebagai hakim
dengan pikiran yang jahat?
kita mesti tahu bahwa berulangkali
Yesus mengatakan bahwa Ia datang untuk orang berdosa, orang bodoh, orang yang
tersisihkan, orang miskin, orang yang remuk hatinya, dsbnya.
Yakobus 2:5-6
dengarkanlah, hai saudara-saudara yang
kukasihi! bukankah Allah memilih orang-orang yang dianggap miskin oleh dunia
ini untuk menjadi kaya dalam iman dan menjadi ahli waris Kerajaan yang telah
dijanjikanNya kepada barangsiapa yang mengasihi Dia? tetapi kamu telah
menghinakan orang-orang miskin. bukankah justru orang-orang kaya yang menindas
kamu dan yang menyeret kamu ke pengadilan?
Selanjutnya,
ada seorang bernama Simeon yang
menantikan kedatangan Mesias dengan penuh kerinduan dan akhirnya ia bisa
bertemu dengan Yesus.
Lukas 2:25-28
adalah di Yerusalem seorang bernama
Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh yang menantikan penghiburan bagi
Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh
Kudus, bahwa ia tidak akan mati sebelum ia melihat Mesias, yaitu Dia yang
diurapi Tuhan. Ia datang ke Bait Allah oleh Roh Kudus. Ketika Yesus, Anak itu,
dibawa masuk oleh orang tuaNya untuk melakukan kepadaNya apa yang ditentukan
hukum Taurat, ia menyambut Anak itu dan menatangNya sambil memuji Allah.
kita lihat bagaimana kerinduan Simeon
bertemu dengan Yesus, Sang Mesias begitu besarnya sehingga ia memohon kepada
Allah supaya sebelum ia mati kerinduannya terpenuhi dan itu terjadi.
demikian hendaknya kerinduan kita
berjumpa dengan Yesus menggelora di hati sanubari supaya kitapun dapat
merasakan kegirangan Simeon yang sudah bertemu dengan Yesus.
kita yang hidup di jaman sekarang ini
belum pernah bertemu dengan Yesus secara langsung tetapi iman kita kepada Yesus
menyatukan keinginan kita suatu hari nanti kerinduan kita terpenuhi.
seberapa besar kerinduan kita bertemu
dengan Yesus bergantung pada seberapa besar ketaatan kita menantikan dan
menyambut kedatangan Yesus di dalam diri kita.
itu terlihat seberapa intim relasi kita
di dalam doa, saat teduh, mendalami firmanNya, dan diwujudkan dalam perbuatan
kita sehari-hari.
setiap hari ke gereja mengikuti misa pagi
dan setiap minggu ikuti misa ekaristi adalah salah satu bagian saja usaha kita
menyatakan kerinduan kita dan semoga bukan karena kewajiban.
namun jika kita tidak menjalin relasi
pribadi yang intim dengan Yesus dan mendalami apa yang menjadi kehendakNya yang
sudah tertulis di Alkitab maka boleh dikatakan kerinduan bertemu dengan Yesus
secara pribadi belum sepenuhnya menggambarkan kerinduan kepada Yesus.
dengan kata lain,
ketaatan kita sebagai anak-anak Allah
kepada Allah adalah sangat penting dan yang harus kita lakukan adalah menjalin
relasi intim melalui saat teduh, berdoa, dan mengerti kehendakNya.
setelah itu barulah kita mewujudkannya
dalam perbuatan.
1 Yohanes 2:3-6
inilah tandanya, bahwa kita mengenal
Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintahNya. barangsiapa
berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintahNya, ia adalah
seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. tetapi barangsiapa
menuruti firmanNya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah;
dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia. barangsiapa
mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus
telah hidup.
Ketaatan tidak mungkin dapat dilakukan
tanpa mengenal DIA dan begitu juga Mengasihi Allah tidak mungkin dapat terwujud
bila kita tidak mentaati apa yang dikehendaki Allah untuk kita lakukan.
sama halnya kita mengasihi ayah
kita,
sebelumnya kita harus mengenal pribadi
ayah kita, kemudian kita mentaatinya untuk menunjukkan kita mengasihinya.
memang ada anak yang hanya menuntut
ayahnya supaya mengasihi dirinya tetapi ia tidak peduli kepada ayahnya sebab
baginya seorang ayah harus senantiasa memenuhi keinginan anak-anaknya.
Ia tidak mau tahu bahwa sebagai anak
ada kewajiban menuruti kehendak ayahnya sebagai wujud kasihnya kepada
ayahnya.
demikian juga hubungan kita dengan
Allah; selain kita meminta BerkatNya karena memang Allah adalah sumber segala
Berkat namun disisi lain kita juga ada kewajiban melaksanakan perintah dan
kehendakNya.
salah satunya adalah dengan cara
melakukan perbuatan baik kepada sesama manusia secara umum dan terlebih secara
khusus kepada keluarga dan saudara terdekat.
1 Yohanes 2:9-11
barangsiapa berkata, bahwa ia berada di
dalam terang, tetapi ia membenci saudaranya, ia berada di dalam kegelapan
sampai sekarang.
barangsiapa mengasihi saudaranya, ia
tetap berada di dalam terang, dan di dalam dia tidak ada penyesatan.
barangsiapa membenci saudaranya, ia
berada di dalam kegelapan dan hidup di dalam kegelapan. Ia tidak tahu ke mana
ia pergi, karena kegelapan itu telah membutakan matanya.
REFLEKSI DIRI
apakah aku selalu merindukan Hadirat
Tuhan hadir dalam hidupku?
apakah aku mau mentaati Tuhan sebagai
wujud aku mengasihNya?
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com