Senin, 13 Maret 2017
A. BACAAN PERTAMA
DANIEL 9:4b-10
Doa Daniel pada Tuhan Allah memohon
pengampunan atas orang-orang Yehuda dan orang-orang Israel yang tidak setia dan
menyimpang dari peraturan serta perintah Tuhan Allah sehingga mereka
dihukum/dibuang dari negeri mereka.
B. MAZMUR TANGGAPAN
MAZMUR 79:8-9,11,13
Mazmur ini ditulis Asaf, memohon pada
Tuhan Allah mengampuni kesalahan nenek moyang dan segala dosa yang dilakukan
bangsa Israel.
C. BACAAN INJIL
LUKAS 6:36-38
Yesus menasehati murid-muridNya :
1) hendaknya kamu murah hati
2) janganlah kamu menghakimi
3) janganlah kamu menghukum
4) ampunilah maka kamu diampuni
5) berilah maka kamu akan diberi
RENUNGAN HARI INI
Kita manusia sangat lemah tak berdaya
melawan keinginan nafsu kedagingan yang mendorong melakukan perbuatan dosa yang
bertentangan dengan Tuhan.
Tuhan ijinkan kita manusia memiliki
nafsu namun jika berlebihan menjadi hawa nafsu yang menguasai seluruh diri kita
dan menyingkirkan Tuhan di dalam kehidupan yang kita jalani maka hal ini
bertentangan dengan Tuham sehingga akibatnya melakukan perbuatan dosa.
Sadarilah, dosa lahir dari keinginan
dan bentuk keinginan telah dibuahi berupa tindakan/perbuatan menuruti keinginan
yakni hawa nafsu kedagingan.
Yakobus 1:14-15
Tiap-tiap orang dicobai oleh
keinginannya sendiri,
karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah
dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia
melahirkan maut.
Mari kita pelajari sikap bangsa
Israel.
Tuhan Allah mengikat Perjanjian dengan
Abraham dimana Tuhan Allah berjanji akan menjadikan keturunan Abraham menjadi
bangsa yang besar dan menjadi umat kesayanganNya.
Kejadian 17:3-4
Lalu sujudlah Abram, dan Allah
berfirman kepadanya: "Dari pihakKu, inilah perjanjianKu dengan engkau:
Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar
bangsa.
Dari pihak Abraham dan keturunannya
harus mentaati perintah dan peraturan yang ditetapkan Tuhan Allah.
Kejadian 17:9
Lagi firman Allah kepada Abraham:
"Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjianKu, engkau dan
keturunanmu turun temurun.
Tuhan Allah setia pada Perjanjian
tetapi dari pihak Abraham dan keturunannya tidak setia bahkan berulangkali
mereka meninggalkan Tuhan Allah dengan cara menyembah ilah-ilah dan allah-allah
lain (kitab Bilangan, Hakim2, kitab nabi2).
Ketika bangsa Israel sedang menderita
maka mereka bertobat dan kembali kepada Tuhan Allah namun pada saat mereka
hidup dalam Berkat Tuhan maka begitu mudahnya mereka melupakan Tuhan Allah dan
menyembah berhala demi memuaskan keinginan mereka.
Berulangkali Tuhan Allah mengampuni dan
memberkati hidup bangsa Israel namun mereka tidak setia kepada Allah.
Yesaya 48:18-19
Sekiranya engkau memperhatikan
perintah-perintahKu, maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak
pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus berlimpah seperti
gelombang-gelombang laut yang tidak pernah berhenti, maka keturunanmu akan
seperti pasir dan anak cucumu seperti kersik banyaknya; nama mereka tidak akan
dilenyapkan atau ditiadakan dari hadapanKu.
Bagaimana dengan sikap kita kepada
Tuhan Allah? Apakah kita seperti bangsa Israel; bertobat pada saat menderta,
lalu melupakan Tuhan Allah setelah terima berkat-berkatNya?
Sepertinya perilaku manusia dari jaman
ke jaman ternyata tidak berubah dan masih saja sikap hidup manusia mudah goyah
kepercayaannya kepada Tuhan Allah sebab terpengaruh kondisi hidup.
Itu sebabnya Amsal menasehati agar
menjaga sikap hati kita terhadap segala perubahan situasi hidup kita.
Amsal 30:7-9
Dua hal aku mohon kepadaMu, jangan itu
Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan
kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku
menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku
tidak menyangkalMu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin,
aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Kita kudu mesti harus belajar dari
sikap hidup bangsa Israel dan dari sikap hidup pengalaman orang-orang sebelum
kita dimana mereka bergumul melawan dosa dan sebagian besar tidak berhasil
walau ada sebagian berhasil; Santo-Santa, orang kudus dan orang lain tidak
tercatat namun sungguh taat kepada Tuhan.
Dari sini bisa dilihat bahwa perjuangan
hidup manusia melawan dosa itu amat sangat sulit dan seharusnya mendapat
perhatian khusus setiap orang menjaga sikap hidupnya agar Tuhan berkenan.
Timbul pertanyaan,
Bagaimana caranya supaya kita tidak
berbuat dosa dan menjalani hidup sesuai dengan kehendak Tuhan Allah?
Sesungguhnya setiap orang sudah tahu
jawabannya yakni turutilah perintah dan kehendak Tuhan Allah.
Persoalannya terletak pada keputusan
kita masing-masing yaitu apakah setia kepada Tuhan Allah???
Kenyataannya, sebagian besar kita
manusia tidak setia kepada Tuhan Allah.
Apalagi kita umat kristiani seharusnya
menjalani hidup dengan bijaksana yakni hidup di dalam kebenaran Tuhan.
Lihatlah, dinasehati berdoa dan renung
Firman Tuhan, kurang ditanggapi dan hanya sebatas tahu saja tetapi berbagai
alasan mengapa tidak dilakuka dan bahkan ada menghakimi orang lain.
Ada yang bilang begini :
meskipun saya tidak baca firman Tuhan
tetapi hidup saya baik-baik saja, tidak ada masalah... daripada si Anu rajin ke
gereja, baca firman Tuhan persis ahli taurat namun hidupnya susah,
dsbnya.
Tadi di bagian atas, dikatakan dosa itu
sulit dihindari maka hendaknya tidak takabur mengklain diri tidak
berdosa.
Sampai akhir hayat kita manusia terus
berjuang melawan dosa dan kita butuh bantuan kekuatan dari Tuhan untuk
berperang terhadap keinginan nafsu kedagingan, selain tekad kita sendiri
memutuskan tidak mau terikat dosa.
Janya dekat Tuhan saja maka kita akan
mampu mengatasi keinginan berbuat dosa dan hal itu bisa terjadi bila kita setia
kepada Tuhan Allah, yaitu kita mau menjalani hidup seturut kehendak dan
perintah Tuhan.
Salah satunya adalah bacaan Injil hari
ini dimana Yesus menasehati murid2Nya agar mereka bersikap murah hati dan
saling menghargai sesama dan saling mengampuni kepada sesama.
Setia itu lebih dari sekedar bertekad
saja melainkan dibuktikan melalui tindakan perbuatan sehari-hari; apakah sesuai
dengan kehendak Tuhan.
Demikianlah kebijaksanaan hidup yang
seharusnya kita lakukan supaya kita mampu melawan dosa dan agar beroleh damai
sejahtera di dunia, bahkan nanti di kehidupan kekal di Sorga. Amin.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com