Jumat, 23 FEBRUARI 2018
YEHEZKIEL 18:21-28
MAZMUR 130:1-8
MATIUS 5:20-26
Yehezkiel 18:26-27
Kalau orang benar berbalik dari
kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena
kecurangan yang dilakukannya. Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari
kefasikan yang dilakukannya dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan
menyelamatkan nyawanya.
Bacaan pertama hari ini mengenai orang
fasik bertobat dan orang benar murtad.
Suatu peringatan keras bagi kita umat
kristiani agar tetap setia kepada Tuhan sampai akhir hayat kita.
Sebab Tuhan menghakimi pada saat
keadaan di akhir hidup kita.
Alangkah tragisnya bila di akhir masa
hidup seseorang berubah perilaku dan perbuatannya menjadi murtad dengan melakukan
perbuatan jahat padahal sebelumnya ia hidup berkenan di mata Tuhan.
Yehezkiel 18:24
Jikalau orang benar berbalik dari
kebenarannya dan melakukan kecurangan seperti segala kekejian yang
dilakukan oleh orang fasik — apakah ia akan hidup? Segala kebenaran yang
dilakukannya tidak akan diingat-ingat lagi. Ia harus mati karena ia berobah
setia dan karena dosa yang dilakukannya.
Sebaliknya,
Alangkah bijaksananya orang fasik yang
bertobat dan melakukan perbuatan baik yang berkenan di mata Tuhan di saat akhir
hidupnya, meskipun sebelumnya ia hidup di dalam gelimangan dosa.
Yehezkiel 18:21-22
Jikalau orang fasik bertobat
dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapanKu serta
melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Segala durhaka yang dibuatnya tidak
akan diingat-ingat lagi terhadap dia; ia akan hidup karena kebenaran yang
dilakukannya.
Wow.... sungguh mengerikan.
Kita kudu harus mengingat peringatan
dari Yehezkiel tentang kewaspadaan menjaga sikap hidup dan kesetiaan kita
kepada Tuhan Allah.
Oleh sebab itu hendaknya kita terus
berpegang dan bersandar kepada Tuhan agar langkah kita menjalani hidup ini
berkenan di mata Tuhan.
Baiklah kita coba menarik kesimpulan
tentang kriteria orang benar dan orang fasik supaya kita bisa menyelidiki hati
kita masing-masing; apakah diriku ini termasuk orang benar atau orang
fasik.
Setelah kita mengevaluasi diri kita
maka segeralah benahi diri kita menjadi lebih baik lagi dan terutama membuat
Tuhan berkenan kepada kita.
Kriteria orang benar
Mengakui dirinya lemah dan berdosa
sehingga membutuhkan Firman Tuhan untuk menuntun hidupnya.
Mazmur 51:4-5
Bersihkanlah aku seluruhnya dari
kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar akan
pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan dosaku.
Mazmur 130:2-5
Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah
telingaMu menaruh perhatian kepada suara permohonanku. Jika Engkau, ya Tuhan,
mengingat-ingat kesalahan-kesalahan, Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi padaMu
ada pengampunan, supaya Engkau ditakuti orang. Aku menanti-nantikan
Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firmanNya.
Kesadaran dirinya berdosa membuatnya
berusaha mendekatkan diri pada Tuhan.
Tidak hanya menekuni Firman Tuhan, ia
menjalin relasi intim dengan Tuhan lewat saat teduh, berdoa, beribadah ke
gereja.
Tidak heran, perbuatannya menolong
kepada sesama sangat menonjol karena kedekatannya dengan Tuhan.
Mazmur 1:2-3
Berbahagialah orang yang kesukaannya
ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti
pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada
musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya
berhasil.
Yosua 1:8
Janganlah engkau lupa memperkatakan
kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau
bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab
dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
Kriteria orang fasik
Orang beriman kepada Tuhan tetapi
bersandar pada kebenaran dunia sebagai pedoman hidupnya.
Sekalipun ia masih beribadah di gereja
dan mendengar Firman Tuhan namun tidak menyentuh hati dan pikirannya.
Mengapa demikian?
Dengan menggunakan prinsip kebenaran
dunia membuat dirinya sukses sehingga ia tidak membutuhkan Firman Tuhan sebagai
tuntunan hidupnya.
Atau setidaknya, keadaan hidupnya lebih
baik setelah memakai prinsip kebenaran dunia daripada keadaan hidupnya ketika
berpegang pada kebenaran Tuhan.
Orang fasik pada intensitas rendah maka
dapat juga dikatakan sebagai orang yang suam-suam kuku karena berpijak pada dua
prinsip berbeda; dimana satu kaki ke hal dunia dan satu kaki ke hal
rohani.
Wahyu 3:15-16
Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau
tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas!
Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan
memuntahkan engkau dari mulutKu.
Padahal Tuhan Allah menghendaki kita
beriman kepadaNya dengan sepenuh hati dan segenap akalbudi.
Amsal 3:5
Percayalah kepada Tuhan dengan segenap
hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.
Akhir kata,
Hendaknya kita mengambil hikmatnya atas
kebenaran Firman Tuhan hari ini tentang orang benar dan orang fasik.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com