Selasa, 27 FEBRUARI 2018
YESAYA
1:10,16-20
MAZMUR
50:8-9,16-17,21-23
MATIUS
23:1-12
Matius 23:3
Sebab itu turutilah
dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah
kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi
tidak melakukannya.
Dunia saat ini sedang
sakit parah sebab dimana-mana kejahatan terlihat dominan merasuki kehidupan;
berupa tindakan brutal, terang-terangan, tersembunyi, dan pura-pura baik demi
kepentingan pribadi.
Ternyata situasi
seperti ini berlangsung sejak dahulu kala dan kita bisa ketahui dari jaman
Perjanjian Lama telah terjadi.
Yesaya 1:16-17
Basuhlah, bersihkanlah
dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mataKu. Berhentilah
berbuat jahat, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah
orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara
janda-janda!
Seruan berhentilah
berbuat jahat dan belajarlah berbuat baik mengumandang menggedor hati setiap
orang namun tidak banyak orang menanggapinya seperti angin lalu saja, seruan
ini nyaris tidak didengarkan.
Mengapa demikian?
Firman Tuhan dianggap
tidak penting dan tidak menjadi pegangan hidup.
Suara Tuhan di dalam
hati nurani dicuekin sebab yang di dengar adalah suara diri sendiri sehingga
tidak heran keinginan berbuat sesuai kehendak Tuhan nyaris tidak menguasai
dirinya.
Hal berbuat baik
menjadi kabur tercampur baur dengan pendapat/pandangan dunia yang jelas-jelas
bertolak-belakang dengan kehendak Tuhan tentang kebaikan.
Perbuatan baik menurut
dunia seringkali tidak berdasarkan kehendak Tuhan tetapi lebih didasarkan
kepentingan pribadi yang sarat dengan keuntungan diri sendiri
Perbuatan baik
seseorang bisa diartikan perbuatan jahat menurut orang lain dan sebaliknya
perbuatan jahat seseorang bisa dianggap perbuatan baik menurut orang lain
karena ada unsur kepentingan pribadi yang menjadi tolok ukurnya.
Padahal sesungguhnya
kehendak Tuhan seharusnya menjadi tolok ukur suatu perbuatan itu termasuk baik
atau tidak baik namun sayangnya Firman Tuhan tidak menjadi pedoman hidup.
Kita tidak mampu
mendengar suara Tuhan secara langsung sebagaimana layaknya kita mendengar bila
berbicara dengan orang lain.
Firman Tuhan adalah
salahsatu cara kita mendengar suara Tuhan supaya kita bisa mengetahui/mengenal
kehendakNya.
Membangun relasi intim
lewat saat teduh dan kontemplasi dengan Tuhan adalah upaya kita mendengar suara
Tuhan.
Satu hal yang tak
boleh dilupakan yaitu kemurnian hati kita dan Tuhan Maha Tahu sejauh mana
kemurnian hati kita.
Kemurnian hati menjadi
dasar utama yang harus kita miliki supaya perbuatan kita berkenan bagi
Tuhan.
Memiliki pengetahuan
Firman Tuhan adalah baik namun jika tidak disertai perbuatan sesuai kehendak
Tuhan maka sia-sialah pengetahuan tersebut.
Mengenal Firman Tuhan
hendaknya kita dalami maknanya, kemudian kita lakukan dan selanjutnya di
sepanjang hidup kita dipenuhi perbuatan baik.
Ahli Taurat dan orang
Farisi adalah contoh buruk tidak boleh ditiru dalam hal kemurnian hati dan
perbuatan mereka.
Yesus telah
mengingatkan akan hal ini.
Memang mereka dalam
hal pengetahuan Firman Tuhan atas kitab Taurat dapat dikatakan baik
dibandingkan orang lain tidak tertarik mengetahui Taurat Tuhan.
Bagaimana dengan anda,
tertarikkah membaca Firman Tuhan di Alkitab?
Sepertinya dari jaman
dahulu sampai saat ini sedikit orang tertarik membaca dan merenungkan Firman
Tuhan.
Ini bukan menghakimi
tetapi fakta.
Silahkan amati dan
menyimpulkan apakah fakta ini sesuai realita atau tidak?
Selanjutnya,
Pengenalan Firman
Tuhan adalah pintu masuk untuk mengenal kehendak Tuhan.
Ibaratnya baru masuk
melewati pintu depan rumah dan baru melihat apa saja yang ada di dalam
rumah.
Bila seseorang tidak
betah berada dalam rumah maka ia akan keluar lagi dan ia bisa cerita kepada siapa saja tentang segala sesuatu yang
ada di dalam rumah yang ia masuki tersebut.
Seseorang yang sudah
tahu Firman Tuhan tetapi merasa tidak cocok baginya maka ia tidak mau melakukan
Firman Tuhan atau ia mau melakukan sebagian Firman Tuhan sesuai keinginannya.
Seseorang tersebut
bisa bicara apa saja tentang Firman Tuhan karena ia belajar sehingga memiliki
pengetahuan Firman Tuhan tetapi bila kadar kemurnian hati hanya sebagian saja
dan tidak murni 100% karena ternodai keinginan daging di dalam dirinya maka
tidak heran bila perbuatan baiknya hanya di permukaan saja tetapi sesungguhnya
dalam hatinya untuk keuntungan diri sendiri.
Di mata Tuhan hal ini
sangat jahat karena menggadaikan Firman Tuhan untuk memuaskan kepentingan diri
sendiri yang biasanya dirasuki hawa nafsu duniawi.
Yesaya 1:11,13a
"Untuk apa itu
korbanmu yang banyak-banyak?" firman Tuhan; "Aku sudah jemu akan
korban-korban bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu
gemukan; darah lembu jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak
Kusukai. Jangan lagi membawa persembahanmu yang tidak sungguh, sebab
baunya adalah kejijikan bagiKu.
Matius
7:22-23
Pada hari terakhir
banyak orang akan berseru kepadaKu: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi
namaMu, dan mengusir setan demi namaMu, dan mengadakan banyak mujizat demi
namaMu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu
sekalian pembuat kejahatan!"
Ahli Taurat dan orang
Farisi termasuk kategori orang memiliki pengetahuan Firman Tuhan tetapi
perilaku/perbuatan tidak sesuai dengan Firman Tuhan.
Matius 23:2,4
Ahli-ahli Taurat dan
orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Mereka mengikat beban-beban berat,
lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau
menyentuhnya.
Baca Matius pasal 23
secara lengkap.
Suatu peringatan keras
buat kita juga agar tidak berlaku seperti mereka.
Akan tetapi hendaknya
tidak menyurutkan minat memiliki pengetahuan Firman Tuhan karena menyimpulkan
lebih baik tidak tahu Firman Tuhan asalkan berbuat kebaikan?
Memang ada sebagian
orang berkata demikian namun seperti sudah dijelaskan dibagian atas bahwa tolok
ukur kebaikan itu seperti apa !
Jangan sampai terjebak
pada penilaian perbuatan baik dari sudut pendapat kita sendiri atau pandangan
dunia.
Sebab akan terjadi
perdebatan;
baik bagimu, tidak
baik bagiku
baik bagiku, tidak
baik bagimu
akhirnya timbul
pertentangan menjurus pertikaian dan perbuatan anarkis padahal sesama umat
kristiani; apalagi bila beda keyakinan iman, makin runyam deh...
Oleh sebab itu,
Firman Tuhanlah
menjadi tolok ukur suatu perbuatan dikatakan perbuatan baik sebab sesuai
kebenaran dan kehendak Tuhan tertulis di kitabsuci/Alkitab.
Bila Firman Tuhan
tertulis saja tidak tahu maka omong kosong bila mengklaim sudah berbuat baik;
menurut siapa?
Kemurnian hati dan
pengetahuan Firman Tuhan adalah kunci utama suatu perbuatan baik sesuai
kehendak Tuhan.
Semoga kita banyak
berbuat kebaikan setulus hati supaya perbuatan baik kita berkenan bagi Tuhan
dan berguna bagi orang lain yang menerima bantuan kita.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com