Kamis,
19 Desember 2019
HAKIM
13:2-7,24-25
MAZMUR
71:3-6,16-17
LUKAS
1:5-25
Lukas
1:14
Malaikat
itu berkata kepada Zakharia: "Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu
telah dikabulkan dan Elisabet, isterimu, akan melahirkan seorang anak
laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes.
Zakharia
terkejut menerima kabar dari Malaikat Gabriel bahwa isterinya, Elisabet akan
melahirkan seorang anak laki-laki dan harus diberi nama Yohanes padahal
isterinya sudah lanjut usia.
Zakharia
tidak menyangka doa isterinya dikabulkan Allah dan responnya tidak percaya hal
itu terjadi pada dirinya.
Lukas
1:18
Lalu
kata Zakharia kepada malaikat itu: "Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal ini
akan terjadi? Sebab aku sudah tua dan isteriku sudah lanjut
umurnya."
Seringkali
reaksi kitapun seperti Zakharia yang membatasi kemampuan Allah dapat berbuat
apa saja dan dalam hal apa saja, misalnya kita berpikir Allah tidak turut
campur kemacetan lalulintas.
Suatu
hari mobil saya terjebak macet dan hampir 2 jam lamanya, saya jadi gelisah
sebab sisa waktu 1/2 jam lagi saya harus tiba di Persekutuan Doa di Bekasi yang
mengundang saya bawakan renungan.
Saya
pasrah dan berdoa kepada Allah agar menolong saya meskipun pikiran saya
mengatakan apakah mungkin bisa terjadi karena macet sekali dan hampir tidak
bergerak samasekali.
Logika
dan iman berperang di dalam diri saya dan anda tahu yang menang adalah iman
saya.... entah bagaimana 5 menit setelah saya berdoa, eh mulai terurai macetnya
dan mobil-mobil bisa bergerak dan akhirnya 5 menit berikutnya lancar hingga
sampai tepat pada waktunya.
Puji
Tuhan, saya mengucap syukur dan terimakasih kepada Tuhan.
Namun
dalam perjalanan pulang setelah selesai, pikiran saya menganalisa tentang
kemacetan parah koq bisa dalam waktu 5 menit menjadi lancar.
Disini
ada suara di dalam diri saya bahwa kebetulan saja ada polisi yang mengatur
sehingga tidak macet lagi.
Bukankah
kita sering meremehkan Allah yang telah menolong kita karena faktor kebetulan
menurut pendapat logika kita.
Zakharia
tidak yakin isterinya hamil hanya lewat doa saja. Bayangkan mereka sudah lanjut
usia, secara logika mana mungkin bisa mempunyai anak (=Lukas 1:18).
Aneh
ya kita manusia ini sering andalkan logika dan abaikan iman dalam menilai
sesuatu hal terjadi di dalam hidup ini.
Dari
pengalaman saya tadi, saya temukan penyebab logika saya mengatakan hal itu
karena faktor kebetulan ada polisi yang mengatur lalulintas sehingga tidak
macet lagi, adalah tidak yakin Tuhan mau turut campur membereskan
kemacetan.
Seorang
polisi tidak akan sanggup atasi kemacetan parah dalam waktu 5 menit saja
menjadi lancar kembali.
Oleh
sebab itu sering kita dinasehati bahwa iman sangat berperanan dalam
menyelesaikan sesuatu persoalan kita.
Dalam
hal sukacita saja sering kita masih meragukan apakah ini berasal dari Tuhan
ataukah lebih percaya faktor kebetulan ada orang lain yang membantu kita.
Banyak
hal terjadi di kehidupan ini tidak bisa dianalisa hanya melalui logika saja dan
hal ini mesti kita perhatikan bahwa lebih dominan iman yang menentukan hasil
yang sesuai keinginan kita.
Iman
itu ibaratnya kompas yang tentukan arah mata angin yang harus diikuti kapal
yang sedang berlayar di samudera agar tidak tersesat dari tujuan
berlabuhnya.
Iman
kepada Yesus Kristus haruslah kita yakini sampai akhir hayat hidup kita dan
jangan pernah meragukanNya walaupun situasi hidup kita sepertinya tidak ada
jalan keluarnya menurut logika kita.
Mazmur
71:3
Jadilah
bagiku gunung batu, tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku;
sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku.
Karena
iman adalah kompas maka kita harus bertindak seperti nahkoda kapal bergerak
mengikuti petunjuk kompas.
Tindakan
atau perbuatan harus kita kerjakan sesuai dengan iman kita.
Tidak
bisa hanya beriman saja tetapi tidak melakukan perbuatan.
Yakobus
2:22
Kamu
lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh
perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.
JADI
Kabar
sukacita terbesar dalam hidup kita adalah menerima kabar sukacita dengan
percaya sepenuh hati bahwa hal itu akan terjadi di dalam hidup kita.
Hari
ini kita belajar dari pengalaman Zakharia yang semula tidak yakin akan kabar
sukacita yang disampaikan oleh malaikat Gabriel dan semoga kita tidak
mengulangi kesalahan Zakharia.
Terimalah
dan turutilah kabar sukacita yang disampaikan kepada kita dengan segenap hati
dan pikiran kita.
Kabar
sukacita dapat kita terima setiap hari dari Firman Tuhan tertulis di Alkitab
dan jangan pernah mengabaikanNya.
Jangan
tunggu kabar sukacita hanya dari Malaikat sebab kabar sukacita sekarang ini
dapat melalui apa saja terutama yang sudah diberikan Tuhan adalah Alkitab yang
memuat pesan Allah untuk kita.
Pesan
Allah di kitabsuci, beraneka ragam yang intinya adalah kabar sukacita bagi kita
karena menuntun dan membawa kita kepada jalan menuju kehidupan kekal.
Seperti
halnya,
Yohanes
Pembaptis membawa pesan Allah agar masyarakat Yahudi bertobat dan juga Simson
membawa pesan Allah untuk menyelamatkan bangsa Israel dari bangsa
Filistin.
Mereka
tidak sekedar menyampaikan pesan Allah tetapi melakukan perbuatan nyata dengan
segenap hati.
Hakim
13:5,24
Sebab
engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan
kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi
seorang nazir Allah dan dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari
tangan orang Filistin." Lalu perempuan itu melahirkan seorang anak
laki-laki dan memberi nama Simson kepadanya. Anak itu menjadi besar dan Tuhan
memberkati dia.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com