Jumat, 04 Desember 2015

JADILAH KEPADAMU MENURUT IMANMU








Renungan Harian 4 Desember 2015 
JADILAH KEPADAMU MENURUT IMANMU
(Matius 9:27-31)  

Yesaya 29:17-24 
Mazmur 27:1,4,13-14 


Saudara/i dalam Yesus Kristus, 

Bangsa Israel sangat mengharapkan datangnya Juru Selamat / Mesias yang akan membebaskan mereka dari jajahan bangsa Babel yang menindas mereka. 

Allah mengasihi bangsa Israel dengan mengutus para nabi supaya mereka berbalik menyembah Allah dan hidup di dalam ketetapan dan peraturan Allah. 

nabi Yesaya menyampaikan perkataan Allah kepada bangsa Israel bahwa keselamatan akan tiba dan penindasan akan berlalu supaya mereka tetap tegar menjalani kehidupan yang menyesakan. 

Yesaya 29:17-19 
bukankah hanya sedikit waktu lagi, Libanon akan berubah menjadi kebun buah-buahan, dan kebun buah-buahan itu akan dianggap hutan? pada waktu itu orang-orang tuli akan mendengar perkataan-perkataan sebuah kitab, dan lepas dari kekelaman dan kegelapan mata orang-orang buta akan melihat. orang-orang yang sengsara akan tambah bersukaria di dalam Tuhan, dan orang-orang miskin di antara manusia akan bersorak-sorak di dalam Yang Mahakudus, Allah Israel! 

bangsa Israel sedang dalam kegelapan akibat perbuatan mereka sendiri yang berpaling dari Allah dengan menyembah ilah-ilah lain yang disangka mereka akan menyelamatkan diri mereka. 

apa yang terjadi pada bangsa Israel seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi kita yang hidup di jaman modern ini namun sayangnya banyak orang tidak mau belajar dan mengulangi kesalahan bangsa Israel dengan hidup di dalam kegelapan dan menyembah mamon sebagai andalan hidupnya. 

banyak orang setiap hari mengejar uang dan "menyembah / mendewakan uang" sebagai andalan hidupnya meskipun di mulut mengakui percaya kepada Tuhan sebagai andalan hidupnya. 

seandainya hari ini tidak ada simpanan uang, tidak memiliki rumah selain yang ditempati sekarang ini atau bisa juga masih ngontrak rumah, dan hanya ada penghasilan dari gaji per bulan untuk biaya hidup sehari-hari; 

apakah tetap setia berharap dan tetap mengandalkan Tuhan dan tidak akan berpaling dari Tuhan? 

perilaku bangsa Israel sejak semula berulangkali hatinya bercabang dua tergantung keadaan hidup mereka. 
bila sedang kesusahan maka mereka bertobat dan menyembah Allah namun setelah kesusahan berlalu maka mereka berpaling dari Allah. 

jangan sampai kita berlaku seperti bangsa Israel; mencari Tuhan ketika sedang menderita dan setelah itu meninggalkan Tuhan demi menuruti kemauan/keinginan sendiri yang tidak mau mempercayakan hidup ke dalam tangan Tuhan. 

fenomena ini terus menerus terjadi dari satu generasi ke generasi berikutnya hingga sampai saat ini dan mungkin akan terus berlanjut sepanjang manusia tidak mau belajar memperbaiki diri. 

bacaan Injil hari ini menjadi pelajaran berikutnya yang maknanya sangat dalam jika kita mau membuka hati dan mau mengimplementasikan di kehidupan kita mengenai tema : orang buta. 

dikatakan ada dua orang buta yang berseru kepada Yesus memohon agar Yesus menyembuhkan kebutaan mata mereka. 

Matius 9:27-28 
ketika Yesus meneruskan perjalananNya dari sana, dua orang buta mengikutiNya sambil berseru-seru dan berkata: "kasihanilah kami, hai Anak Daud." setelah Yesus masuk ke dalam sebuah rumah, datanglah kedua orang buta itu kepadaNya dan Yesus berkata kepada mereka: "percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" mereka menjawab: "Ya Tuhan, kami percaya." 

percaya disini berbicara keyakinan iman bukan sekedar percaya di mulut saja dan ternyata mereka sembuh. 

Matius 9:29 
Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "jadilah kepadamu menurut imanmu." maka meleklah mata mereka. 

ada seseorang bertanya kepada saya: 
di Alkitab mujijat kesembuhan terjadi asalkan menjawab "percaya" maka seketika langsung sembuh. 

di jaman sekarang ini, kenyataannya tidak secepat itu kesembuhan terjadi dan hanya sangat sedikit mukjijat kesembuhan dibandingkan dengan sejumlah besar yang menderita sakit, apalagi sakitnya parah atau sakit panca indera; mata/buta, telinga/tuli, lumpuh, mulut/bisu bahkan orang mati bangkit dan hidup kembali seperti Lazarus. 

jika kita menyimak jawaban Yesus kepada dua orang buta yang sembuh melek kembali maka jawaban atas pertanyaan diatas terjawab sudah. 

jadi ada dua hal penting yang menyebabkan kedua orang buta itu sembuh dari kebutaan matanya, yakni : 

Pertama 

percaya = menyerahkan seluruh diri kepada Tuhan dengan keyakinan penuh tanpa ada keraguan samasekali. 

Yesus berkata kepada mereka: "percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya?" mereka menjawab: 
Ya Tuhan, kami percaya. 

tingkatan percaya yang paling tinggi yang harus kita miliki sebab jika belum mencapai tingkatkan tertinggi maka kesembuhan / mukjijat membutuhkan proses waktu sampai mencapainya. 

percaya atau lebih tepatnya mempercayakan hidup kita kepada Tuhan harus menyerahkan seluruh hidup kita karena yakin seyakinnya bahwa Tuhan pasti memelihara hidup kita dan pasti yang terbaik dari yang kita pikirkan 

Kedua 
percaya yang didasari oleh keyakinan iman yang kokoh 

jadilah kepadamu menurut imanmu." maka meleklah mata mereka

percaya yang pertama fokusnya pada keputusan kita mempercayai Tuhan dan percaya yang kedua fokusnya pada keyakinan mempercayai Tuhan karena kita sudah mengalaminya atau sudah membuktikannya. 

Markus 11:24 
Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu

secara de facto atau kenyataannya kita belum menerimanya saat ini namun kita yakin akan menerimanya di saat nanti sesuai waktunya Tuhan dan kita yakin apa yang diberikan Tuhan pasti jauh lebih baik dan berguna bagi kita meski seringkali tidak seperti yang kita minta. 

Yesus selalu bertanya : 
1) percayakah kamu kepada-Ku? 
2) imanmu menyelamatkanmu atau 
     jadilah kepadamu menurut imanmu ! 

bangsa Israel atau orang beriman yang bersikap seperti bangsa Israel, biasanya tingkatan/level percayanya pada no.1 
hal ini kita ketahui dari Alkitab. 

Yesaya 29:13 
Tuhan telah berfirman: oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari padaKu, dan ibadahnya kepadaKu hanyalah perintah manusia yang dihafalkan 

Yesus menggunakan ayat Yesaya 29:13 ketika menegur perilaku bangsa Israel saat itu yang tidak berubah sejak jaman perjanjian lama. 
(silahkan bisa baca Matius 15:1-20 atau Markus 7:1-23 secara lengkap). 

Selanjutnya, 
hal lain yang bisa kita pelajari dan mendapat hikmatnya adalah mengenai hal kebutaan. 

dalam Injil dikisahkan dua orang buta matanya namun bagaimana bila yang buta itu rohaninya. 

buta rohani = orang beriman yang menutup hatinya dari kebenaran Tuhan. 

lho koq bisa begitu? 
yach banyak orang seperti itu buta rohaninya.. benarkah demikian? 

setiap orang pasti punya hati nuraninya 
masalahnya peka atau tidak peka hati nuraninya tergantung keputusannya mau ikuti hati nurani atau pikiran/akal budi? 

contoh : 

berbohong atau bersaksi dusta dilarang Tuhan tetapi kenyataan banyak orang tidak sepakat jika berbohong itu adalah dosa dengan alasan tergantung maksud dan tujuannya apakah demi kebaikan atau tidak. 

ada istilah bohong putih dan bohong hitam tergantung kepentingan orang yang berbohong atau berdusta dan seringkali mengatas-namakan demi keluarga, demi perusahaan, demi rakyat, demi komunitas rohani, bahkan demi gereja sekalipun mereka lakukan untuk menutupi kemunafikan dan kepentingan pribadi atau kepentingan kelompok. 

mereka tidak takut lagi kepada Tuhan, sebab di benak mereka tertanam suatu prinsip bahwa yang penting tercapai tujuan mereka berbohong/bersaksi dusta sedangkan soal berdosa atau tidak, itu sih gimana nanti saja dan dengan takabur dan angkuhnya mereka bilang : gampang deh kasih sumbangan ke gereja, panti asuhan, dsbnya dalam jumlah besar sehingga mereka justru semakin terkenal dan populer sebagai donatur yang dermawan. 

seringkali mereka mendadak menjadi pahlawan dan figur yang dikagumi orang banyak bila mereka membiayai dana pembangunan gereja bahkan seluruhnya biayanya mereka tanggung. 

tidak usah heran jika ada oknum dari orang yang mengaku dirinya melayani sebagai hamba Tuhan mempunyai kepentingan terselubung dengan oknum donatur dermawan yang berlaku seperti si bohong putih. 

sifat, sikap, perilaku orang-orang seperti ini termasuk orang yang buta rohani. 

orang yang buta rohani mentertawakan dan menghina orang yang mencoba menasehatinya dan yang menginjilinya. 

1 Korintus 1:18 
sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah

Roma 16:17-18 
aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, supaya kamu waspada terhadap mereka, yang bertentangan dengan pengajaran yang telah kamu terima, menimbulkan perpecahan dan godaan. Sebab itu hindarilah mereka! sebab orang-orang demikian tidak melayani Kristus, Tuhan kita, tetapi melayani perut mereka sendiri dan dengan kata-kata mereka yang muluk-muluk dan bahasa mereka yang manis mereka menipu orang-orang yang tulus hatinya. 

Filipi 3:19 
kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi. 

orang beriman mesti mawas diri agar tidak sampai menutupi rohaninya yang bisa mengakibatkan buta rohaninya dan selanjutnya mengkerdilkan imannya. 

hendaknya iman kita terus berkembang hingga menghasilkan buah-buah iman maka dengan demikian segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup kita sejalan dengan kepercayaan kepada Tuhan dan keyakinan iman kita. 

REFLEKSI DIRI 

apakah aku senantiasa menjaga mata rohaniku terang benderang karena aku tidak mengijinkan kegelapan membutakan diriku dan menghambat pertumbuhan imanku? 

Mazmur 27:1 
Tuhan adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut? Tuhan adalah benteng hidupku, terhadap siapakah aku harus gemetar? 



Salam Kasih, 
Surya Darma 

1 komentar:

Renungan Harian mengatakan...

Renungan Firman Tuhan yang memberkati, tetaplah memiliki iman yang benar, Gbu.

Posting Komentar

Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com