Sabtu, 3 November 2018
FILIPI 1:18b-26
MAZMUR 42:2,3,5
LUKAS 14:1,7-11
Lukas 14:11
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan
barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Dalam suatu pesta atau acara penting, tamu VIP duduk di barisan
paling depan karena biasanya mereka itu pejabat atau petinggi perusahaan, orang
terpandang karena kesuksesannya.
Kebiasaan inilah yang membuat orang ingin menunjukkan status
dirinya orang penting patut dihormati.
Memang demikian ukuran dunia menilai seseorang dari status,
jabatan, harta kekayaan, dan prestasi yang diraih dan dimilikinya.
Anda yang tidak memenuhi kriteria ini, janganlah kecil hati bila
dicuekin, tidak dipandang orang lain tetapi terimalah dengan berbesar hati
sebab anda mesti tahu bahwa semua itu semu dan hanya sementara saja bak
fatamorgana yang hanya sekilas bisa sirna.
Memang setiap orang ingin dirinya:
diterima, dihargai, dihormati orang lain namun hendaknya
kendalikan keinginan tersebut dalam batas kewajaran dan tidak perlu meletakan
nilai harga diri berdasarkan ketiga keinginan tersebut.
Sungguh bodoh jika anda terobsesi keinginan diterima, dihargai,
dihormati oleh orang lain sebagai fokus utama harga diri anda !!!
Tanamkan di hati bahwa harga diri kita tidak ditentukan
kesuksesan prestasi di pentas dunia tetapi apakah kita berkenan di hadapan
Tuhan, yang sangat jauh lebih berharga daripada berkenan disanjung di
hadapan orang lain.
1 Korintus 1:28-29
Apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih
Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang
berarti, supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan
Allah.
Itu sebabnya Yesus menasehati agar kita tidak mengejar tempat
duduk terdepan atau terhormat tetapi duduk di bagian paling rendah atau paling
belakang.
Lukas 14:10
Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang
paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat,
silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di
depan mata semua tamu yang lain.
Anehnya, banyak orang mengabaikan nasehat ini sebab mereka masih
dikuasai ketiga keinginan diatas sebagai fokus utama untuk menonjolkan harga
diri atau kemuliaan dirinya.
Oh...kasihan sekali mereka ini.
Mereka mabuk dan lupa diri ketika sukses meraih prestasi dunia
sehingga mereka cenderung cuek dan memandang rendah orang lain yang tidak
selevel dirinya.
Orang seperti ini, tunggu waktu saja akan menerima akibat
kesombongannya dan ketika saat itu tiba maka biasanya mereka sangat lemah,
tidak bisa menerima realita bahwa saat itu dirinya telah hancur atau merasa
harga dirinya hancur berantakan.
Oleh sebab itu,
Bersikaplah rendah hati dalam segala hal, dalam segala keadaan
kehidupan diri kita agar supaya tetap bertahan ketika suatu saat prahara datang
menerpa diri kita.
Kesuksesan yang kita raih itu seperti pedang bermata-dua; di
bagian bawah pedang itu tipis tajam untuk mengukur seberapa bijaksana kita
menggunakan talenta yang Tuhan Anugerahkan pada diri kita masing-masing.
Di bagian atas pedang itu tebal keras untuk mengukur daya tahan
kita melawan serangan pesona dan godaan dunia yang berupaya menjauhkan kita
dari tujuan hidup kita sesungguhnya.
Lagipula, ngapain sih sombong.
Kita sukses itu karena Tuhan Allah yang memampukan kita meraih
kesuksesan.
Ulangan 8:17-18a
Janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan
tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau
ingat kepada Tuhan, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu
kekuatan untuk memperoleh kekayaan.
Kekayaan disini dapat diartikan juga keberhasilan atau
kesuksesan di bidang lainnya termasuk sukses di bidang rohani atau pelayanan
rohani.
Akhir kata,
Hendaklah kita perhatikan nasehat Yesus agar kita tidak
meninggikan diri tetapi bersikaplah rendah hati.
Jangan abaikan nasehat Yesus ini sebab sudah sering terjadi pada
diri orang yang meraih sukses di dunia dan di rohani yang lupa diri dan
berambisi meninggikan diri agar diterima, dihargai, dan dihormati banyak
orang.
Bagi anda yang belum meraih kesuksesan menurut ukuran dan
standar dunia maka lebih baik buang jauh-jauh keinginan itu bila anda tidak
fokus berusaha berkenan di hadapan Tuhan Allah kita.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com