Sabtu, 6 Juli 2019
KEJADIAN 26:1-5,15-29
MAZMUR 135:1-6
MATIUS 9:14-17
Matius 9:14
Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan
berkata: "mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi
murid-murid-Mu tidak?"
Bacaan Injil Matius hari ini tentang hal berpuasa; justru
murid-murid Yohanes yang menanyakan mengapa murid Yesus tidak berpuasa
padahal mereka dan juga orang Farisi berpuasa.
Jika kita cermati menurut kitab Taurat, kewajiban berpuasa hanya
1x dalam setahun yakni pada saat hari raya pendamaian.
Imamat 23:26-28
Tuhan berfirman kepada Musa: pada tanggal sepuluh bulan yang
ketujuh itu ada hari Pendamaian; kamu harusmengadakan pertemuan
kudus dan harus merendahkan diri dengan berpuasa dan
mempersembahkan korban api-apian kepada Tuhan. Pada hari itu
janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan; itulah hari Pendamaian untuk
mengadakan pendamaian bagimu di hadapan Tuhan, Allahmu.
Murid-murid Yohanes kemungkinan besar termakan hasutan dari
orang Farisi yang memang tidak suka kepada Yesus.
Memang orang Farisi berpuasa berpuasa 2x dalam seminggu melebihi
dari puasa yang diwajibkan; adalah baik namun sayangnya mereka menuntut orang
lain juga harus berpuasa seperti mereka.
Lukas 18:11-12a
Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya
Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang
lain, bukan perampok bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga
seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu
Sesungguhnya, perbuatan baik yang kita lakukan hendaknya tidak
perlu ditonjolkan dan diberitahukan pada orang lain sebab hal tersebut tidak
berkenan bagi Tuhan.
Bila kita sudah berbuat, yach baguslah berarti kita sudah
menyenangkan hati Tuhan dan tidak perlu kita memuji diri sendiri , atau
mengharapkan pujian orang lain, apalagi sampai menuntut orang lain berbuat
seperti yang kita perbuat.
Begitu juga saat melakukan kewajiban yang ditetapkan gereja,
kita yang sudah komitmen dan setia mengerjakan kewajiban tersebut, tidak
seharusnya menjadi hakim bagi orang lain yang belum komitmen.
Boleh menegur dan mengingatkan tetapi tidak perlu menuntut orang
lain menjalankan tugas pelayanan seperti yang kita lakukan sebab pelayanan itu
lahir dari hati yang bersyukur dan mau menyenangkan hati Tuhan.
Matius 6:1
Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan
orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh
upah dari Bapamu yang di sorga.
Orang Farisi dan ahli Taurat melakukan kewajiban agama dengan
tujuan mencari penghormatan dan pujian, celakanya mereka memiliki wewenang
membuat peraturan yang mengharuskan orang lain mentaatinya.
Itu sebabnya mereka menegur Yesus secara tidak langsung, dengan
katakan murid-murid Yesus tidak berpuasa seperti mereka.
Mari kita dengar apa jawaban Yesus, dibawah ini :
Matius 9:15
Jawab Yesus kepada mereka: "dapatkah sahabat-sahabat
mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama
mereka? tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan
pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
ayat ke 15 ini mengundang banyak penafsiran beraneka ragam,
namun yang pasti gereja katolik menetapkan kewajiban puasa di masa
pra-paskah.
Puasa yang kita lakukan pada masa pra-paskah bertujuan untuk
intropeksi diri semua perbuatan yang kita lakukan.
Sedangkan puasa yang kita lakukan ketika hendak melakukan
tugas-tugas
pelayanan bertujuan untuk memohon belas kasihan Tuhan
mencurahkan Berkat dan Anugerah Ilahi kepada orang yang kita layani / doakan
atau memohon Roh Kudus mengurapi kita untuk mengusir roh-roh jahat dan
melepaskan orang lain dari belenggu kuasa roh jahat.
Selanjutnya, Yesus mengatakan dua
perumpamaan yaitu pada :
Matius 9:16
Tidak seorangpun menambalkan secarik kain yang belum susut pada
baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabik baju
itu, lalu makin besarlah koyaknya.
Matius 9:17
Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong
kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga
anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur tetapi anggur yang baru
disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian
terpeliharalah kedua-duanya.
Kedua perumpamaan ini hendak ditujukan pada orang Farisi sebab
tidak membuka hati menerima pengajaran Yesus.
Demikian juga hendaknya kita mau membuang cara dan sikap
hidup manusia lama kita supaya hidup kita dipulihkan dan diperbaharui serta
mengalami cinta kasih Tuhan di dalam hidup kita.
Jika anda telah mengikuti Seminar Hidup Dalam Roh Kudus (=SHDRK)
maka anda akan mengerti, hal-hal apa saja yang harus kita lepaskan dan
kita tanggalkan di kehidupan lama kita agar supaya kita menerima hidup
baru.
Kita tidak bisa mencampur-adukan prinsip hidup menurut pandangan
duniawi dengan prinsip hidup yang berkenan bagi Tuhan. Kita harus memilih salah
satu diantara kedua prinsip hidup tersebut.
Jadi ada dua hal penting yang kita renungkan pada hari ini,
yaitu :
Pertama
Lakukan apa yang menjadi bagian tugas kita tanpa harus menuntut
apalagi menghakimi orang lain
Kedua
untuk memperoleh hidup baru yang berkenan bagi Tuhan maka
harus
membuang dan meninggalkan sikap hidup lama yang mengandalkan
prinsip kebenaran duniawi.
Roma 12:2
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi
berubahlah oleh
pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan
manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah
dan yang sempurna.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com