Senin, 15 Juli 2019
KELUARAN 1:8-14,22
MAZMUR 124:1-3,4-8
MATIUS 10:34-11:1
Matius 10:39
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya.
Nyawa bukan saja sangat penting tetapi sangat vital sebab sekali
saja kehilangan nyawa berarti selesai sudah kehidupan kita manusia.
Tidak heran bila banyak orang berusaha mempertahankan nyawanya
karena tidak siap/tidak mau menghadapi kematian.
Sedangkan Yesus mengatakan:
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya.
Apa maksudNya?
Yesus menghendaki Tuhan Allah nomor 1 diatas segala kepentingan
pribadi dan diatas segala sesuatu yang ada di dunia.
Kita manusia dibentuk dan diciptakan oleh Tuhan Allah
termasuk nyawa kita.
Kejadian 2:7
ketika itulah Tuhan Allah membentuk manusia itu
dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam
hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Berarti nyawa adalah hembusan nafas hidup diberikan Tuhan Allah
sehingga kita manusia menjadi mahluk hidup.
Jika kita menomor-satukan nyawa/nafas berarti kita tidak
menghargai Tuhan Allah memberikan nyawa/nafas kepada kita maka akibatnya kita
kehilangan nyawa.
Demikian juga hal-hal lain selain nyawa di dalam diri kita
setiap pribadi masing-masing menjadi lebih penting daripada menempatkan Tuhan
Allah nomor satu terpenting di dalam hidup kita, akibatnya kita akan kehilangan
nyawa atau hal-hal penting lainnya tersebut.
Misalnya hal-hal penting dalam hidup kita selain nyawa/nafas
adalah harta duniawi, orangtua/anak kita, saudara kita atau keluarga kita,
dsbnya (Matius 10:37) lebih penting daripada Tuhan Allah maka kita kehilangan
keluarga, hal penting lainnya di dalam kehidupan kita (Matius 10:38).
Matius 10:37
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia
tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan
lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu.
Kita tidak layak dihadapan Tuhan Allah dan kita akan kehilangan
nyawa atau hal hal penting lainnya didalam hidup kita.
Sekali lagi nyawa disini bukan berbicara soal nafas hidup saja
tetapi berbicara juga tentang hal-hal penting lainnya dalam hidup kita melebihi
Tuhan Allah.
Apakah artinya Tuhan Allah tidak adil dan arogan mengancam kita
akan kehilangan nyawa?
Jelas bukan itu maksudnya.
Wajar dong, Tuhan Allah Sang Pencipta menetapkan peraturan
demikian sebab kita manusia ini adalah ciptaanNya.
Allah menjelaskan tentang hal ini kepada Nabi Yeremia (baca
Yeremia 18:1-17).
Yeremia 18:4
Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di
tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi
bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.
Yeremia 18:6
"Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti
tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman Tuhan. Sungguh,
seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tanganKu, hai
kaum Israel!
Bangsa Israel adalah contoh perilaku orang yang tidak
menempatkan Tuhan Allah nomor 1 atau penguasa dalam hidupnya; orang yang tidak
menyerahkan seluruh hidupnya diatur, dikendalikan, dan dikuasai oleh Tuhan
Allah.
Seringkali kita manusia belagu dan tidak mau tunduk kepada Tuhan
Allah; maunya sendiri bahkan ada yang berani melawan Tuhan Allah.
Kita manusia sadar diri dong...
Tuhan Allah menciptakan kita dan seluruh jagat raya, tentu
berkuasa atas semua yang diciptakanNya.
JADI,
Segala hal yang dikatakan Yesus adalah Kebenaran Allah yang
harus kita lakukan dengan taat dan setia.
Yohanes 14:10
Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di
dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diriKu
sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan
pekerjaanNya.
Yesus tegaskan bahwa setiap orang yang layak di hadapanNya jika
orang tersebut:
Matius 10:38
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak
layak bagiKu.
Ada pengorbanan berupa memikul salib setiap orang yang percaya
dan yang mau mengikut Yesus supaya layak bagi Yesus.
Tidak semua orang yang percaya kepada Yesus mau memikul
salibnya, mengikuti Yesus dan hidup dalam kebenaran Allah.
Mengapa bisa terjadi demikian?
Karena banyak orang menempatkan Tuhan Allah, bukan nomor satu
tetapi nomor dua atau nomor ke sekian yang terpenting di dalam hidupnya.
Mereka sudah tahu resikonya yaitu akan kehilangan nyawa
sekaligus kehilangan hidup kekal di Sorga tetapi anehnya tetap saja
mempertahankan nyawanya atau hal duniawi yang dianggapnya terpenting di dalam
hidupnya.
Seperti halnya merokok, sudah tahu akan akibat merokok yaitu
paru-parunya rusak tetapi tetap saja merokok karena tidak tahan atau tidak
mampu kendalikan diri keinginan merokok.
Begitu pula hal mengumpulkan harta dunia dan kenikmatan duniawi,
selalu saja banyak orang memilihnya sebagai hal terpenting melebihi Tuhan Allah
di dalam hidupnya.
Adakah yang lebih bodoh dari orang ini meskipun menurut dunia,
ia orang pintar dan orang kaya terpandang dan dihormati oleh dunia?
...preeet....preeet.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com