Jumat,
19 Juli 2019
KELUARAN
11:10-12:14
MAZMUR
116:12-13,15-18
MATIUS
12:1-8
Matius
12:1-2
Pada
waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar,
murid-muridNya memetik bulir gandum dan memakannya. Melihat itu, berkatalah
orang-orang Farisi kepadaNya: "Lihatlah, murid-muridMu berbuat sesuatu
yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat."
Kita
mesti tahu peraturan hari Sabat agar dapat memahami kenapa orang Farisi menegur
murid-murid Yesus memetik bulir gandum pada hari Sabat.
Ternyata
Tuhan memerintahkan Musa agar orang Israel memelihara hari Sabat (Keluaran
31:13) dan dihukum mati bagi yang melanggar kekudusan hari Sabat.
Keluaran
31:14
Haruslah
kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang
melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab
setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus
dilenyapkan dari antara bangsanya.
Hari
Sabat dilarang bekerja supaya bisa beristirahat seperti Tuhan beristirahat pada
hari ketujuh (=hari Sabat).
Keluaran
20:11
Sebab
enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya,
dan Tuhan berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya Tuhan
memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Peraturannya
adalah siapa yang bekerja pada hari Sabat akan dihukum
mati menurut Keluaran 31:14-15.
Murid-murid
Yesus hanya memetik bulir gandum untuk dimakan sebab mereka saat itu lapar.
Jadi murid-murid Yesus tidak melanggar peraturan hari Sabat.
Matius
12:1
Pada
waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena
lapar, murid-muridNya memetik bulir gandum dan memakannya.
Orang
Farisi sebagian besar menjadi ahli Taurat sebab mereka memegang teguh Taurat
Musa dan tradisi Yahudi.
Namun
mereka sendiri sering melanggar peraturan hari Sabat dan tidak mematuhi hukum
Taurat secara benar karena ada begitu banyak tambahan peraturan yang mereka
buat berdasarkan kepentingan kelompok mereka sendiri.
Yesus
mecelikkan mata rohani mereka dengan mengatakan bahwa imam-imam melanggar hukum
Sabat di dalam Bait Allah karena melaksanakan tugas berat menyembelih hewan
kurban, nyalakan api buat kurban bakaran tetapi dianggap tidak melanggar.
Matius
12:5
Tidakkah
kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam
melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?
Demikian
juga Daud dan prajurit ketika itu lapar makan roti yang dikhususkan buat imam
tetapi tidak dianggap salah.
(baca
1 Samuel 21:3-8).
Matius
12:3-4
Tetapi
jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud,
ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah
Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik
olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam?
Jelaslah
bahwa penerapan hari Sabat mesti dilihat tujuannya; mengapa tidak boleh bekerja
pada hari Sabat.
Kalau
dijumpai orang kelaparan atau orang sakit pada hari Sabat; apakah dibiarkan
saja tidak ditolong?
Itu
sebabnya Yesus katakan:
Matius
12:7
Jika
memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas
kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang
tidak bersalah.
Apa
yang Yesus maksudkan bahwa belas kasihan lebih dikehendaki daripada segala
bentuk persembahan?
Hosea
6:6
Sebab Aku
menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai
pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.
Pengenalan
akan Allah dan kesetiaan lebih disukai Allah. Camkan ini !!!
Peraturan
dibuat agar ada keteraturan untuk kebaikan kita manusia menjalani hidup ini
namun jangan sampai akibat peraturan membuat banyak orang susah dan mengabaikan
belas kasihan demi tegaknya peraturan.
Hari
Sabat untuk kebaikan manusia atau dalam hal ini ditujukan kepada orang Israel
saat itu agar mereka mengenal Allah lebih dalam lagi selain supaya mereka
istirahat agar dapat ber-relasi kepada sesama.
Selanjutnya,
ada hal menarik diperhatikan saat Yesus mengatakan:
Matius
12:8
Karena
Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.
Anak
Manusia = Yesus
Artinya
Yesus adalah Tuhan atas hari Sabat karena Yesus berhak menentukan apa yang
boleh atau yang tidak boleh dilakukan pada hari Sabat.
Mengapa
demikian?
Yang
menetapkan hari Sabat yaitu Tuhan Allah maka sudah pasti untuk tujuan kebaikan
biat orang-orang Israel saat itu.
Yesus
adalah Mesias.
Mereka
orang Farisi cs tidak mengakui Yesus adalah Mesias maka tentu saja tidak mau
menerima ajaran Yesus yang menjelaskan makna sesungguhnya hari Sabat yang
dikehendaki Tuhan Allah.
Malahan
mereka orang Farisi dan ahli Taurat menambahi peraturan hari Sabat yang sangat
memberatkan masyarakat Yahudi saat itu (Kisah 15:10, Mat 23:4).
Semoga
kita umat Katolik tidak seperti orang Farisi yang kaku hanya fokus pada
penerapan peraturan tetapi mengabaikan hal terpenting dari tujuan ditetapkannya
suatu peraturan mengatur kehidupan rohani umat kristiani.
Misalnya:
Tatacara
Perayaan Ekaristi (=TPE) dipakai untuk mengatur jalannya misa ekaristi namun
hendaknya tidak kaku diterapkan.
Yang
terpenting adalah hati dan pikiran kita bersekutu dengan Tuhan dalam misa
ekaristi sedangkan TPE adalah sarana agar kita khusuk mengalami kehadiran Tuhan
atau hadirat Tuhan.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com