RABU,
9 SEPTEMBER 2020
1
KORINTUS 7:25-31
Rasul
Paulus mengingatkan hendaknya kita hidup seperti waktu dipanggil Tuhan.
MAZMUR
45:11-12,14-17
Dengarlah,
hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan
seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi gairah karena keelokanmu, sebab dialah
tuanmu! Sujudlah kepadanya!
LUKAS
6:20-26
Yesus
mengucapkan hal bahagia dan juga peringatan kepada murid-muridNya.
RENUNGAN
Setiap
orang menginginkan hidup bahagia tetapi persoalannya bahagia seperti apa yang
diinginkannya?
Pada
umumnya kebahagiaan diukur oleh seberapa banyak memiliki harta dunia yang
membuat dirinya tenang andalkan harta yang dimilikinya tersebut?
Lalu
bagaimana respon kita mendengar perkataan Yesus tentang berbahagialah dan
sekaligus celakalah?
PERTAMA
Berbahagialah
yang miskin versus Celakalah yang kaya
Lukas
6:20
Yesus
memandang murid-muridNya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang
miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
Lukas
6:24
Tetapi
celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah
memperoleh penghiburanmu.
Mengapa
demikian?
Kebanyakan
orang kaya
bersandar pada kekayaan (Lukas 12:16-21) memperoleh penghiburan dari
hartanya dan tidak lagi bersandar pada Allah (Lukas 16:27-28,31) sehingga Yesus
katakan:
Matius
19:23
Yesus
berkata kepada murid-muridNya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali
bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Kebanyakan
orang miskin
mau menerima kabar baik (=Injil) karena sangat berharap Allah menolong dirinya
dari kemiskinan.
Lukas
4:18
Roh
Tuhan ada padaKu, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku.
Tidak
semua orang kaya akan celaka dan tidak semua orang miskin akan bahagia sebab
tergantung sikap menanggapi kabar baik (=Injil) disertai perbuatan baik.
Amsal
39:8b-9
Jangan
berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku
menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku
tidak menyangkalMu dan berkata: Siapa Tuhan itu? Atau, kalau aku miskin,
aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
KEDUA
Berbahagialah
sekarang lapar versus yang sekarang kenyang
Lukas
6:21a
Berbahagialah,
hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan.
Lukas
6:25a
Celakalah
kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar.
Kenyang
disini diartikan banyak harta dan tak memerlukan apa-apa lagi, benarkah?
Wahyu
3:17a
Karena
engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak
kekurangan apa-apa
Kenyataannya
semakin kaya semakin ingin meraup harta kekayaan lebih banyak lagi karena
terdorong ambisi menjadi orang nomor satu terkaya.
Akibatnya
terjerumus jerat maut oleh nafsunya ingin lebih kaya lagi.
1
Timotius 6:9-10
Tetapi
mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam
berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan
manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah
cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari
iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Orang
lapar jasmani biasanya mudah puas bila perutnya dikenyangkan dan juga orang
yang miskin harta bersyukur bila ada orang memberi uang kepadanya
FirmanTuhan
mengasihani orang lapar dan miskin sedangkan orang kaya disuruh memberi makanan
kepada orang miskin.
Lukas
1:53
Tuhan
melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang
kaya pergi dengan tangan hampa
Pengkhotbah
6:2
Orang
yang dikaruniai Allah kekayaan, harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak
kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa
oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! Inilah
kesia-siaan dan penderitaan yang pahit.
KETIGA
Berbahagialah
yang sekarang menangis versus celakalah yang sekarang tertawa
Lukas
6:21b
Berbahagialah,
hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.
Lukas
6:25b
Celakalah
kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan
menangis.
Yang
dimaksud menangis dan tertawa ini bukan ekspresi perasaan tetapi keadaan rohani
seseorang.
Orang
menangis dalam hal rohani berarti sedih akan dosa-dosanya karena telah
menyakiti Hati Tuhan sehingga menyesal telah berbuat dosa.
Orang
tertawa dalam hal rohani berarti senang menikmati berkat jasmani yang sarat
dengan hawa nafsu kedagingan sehingga tidak pernah menangisi kondisi rohaninya
yang kering kerontang bahkan seringkali berbuat dosa yang tidak diakui sebagai
dosa menurut pendapatnya.
KEEMPAT
Berbahagialah
kamu dibenci karena Anak Manusia versus kamu dipuji orang
Berbahagialah
kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka
mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang
jahat (Lukas
6:22).
Lukas
6:26
Celakalah
kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek
moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.
Dibenci,
dianiayai, dan menderita karena Kristus disebut bahagia sebab upahnya besar di
Sorga.
Lukas
6:23a
Bersukacitalah
pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di
sorga.
Seperti
terjadi para Rasul gembira walau menderita karena pemberitaan Injil karena
mereka mengasihi Yesus dan tentunya upahnya hidup kekal di Sorga.
Kisah
5:40-41
Mereka
memanggil rasul-rasul itu, lalu menyesah mereka dan melarang mereka
mengajar dalam nama Yesus. Sesudah itu mereka dilepaskan. Rasul-rasul itu
meninggalkan sidang Mahkamah Agama dengan gembira, karena mereka telah
dianggap layak menderita penghinaan oleh karena Nama Yesus.
Orang
yang dipuji semua orang karena sikap hidup mereka seturut dengan dunia dipenuhi
hawa nafsu kedagingan.
Misalnya:
Demi
meraih jalan pintas kesuksesan maka bersikap menjilat orang lain atau berbuat
korupsi karena tujuannya sama sehingga bekerjasama demi uang.
Ke-4
hal berbahagia yang disampaikan Yesus kepada murid-muridNya hendaknya menjadi
pedoman bagi kita mengukur bahagia yang sesuai kehendak Tuhan.
Sedangkan
bahagia menurut dunia akan mencelakakan kita yang perlu diwaspadai agar tidak
terjebak oleh bahagia semu yang diberikan dunia.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com