SABTU, 5 SEPTEMBER 2020
1
KORINTUS 4:6b-15
Rasul
Paulus menasehati agar jemaat di Korintus tidak memegahkan diri tetapi
hendaknya merendahkan diri seperti ia lakukan dalam tugasnya.
MAZMUR
145:17-21
Ia
melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka
minta tolong dan menyelamatkan mereka. Tuhan menjaga semua orang yang
mengasihiNya, tetapi semua orang fasik akan dibinasakanNya.
LUKAS
6:1-5
Orang
Farisi berkata pada Yesus, kenapa murid-muridNya memetik bulir gandum pada hari
Sabat.
RENUNGAN
Kemarin
kita membaca Injil tentang orang Farisi mengkritik murid-murid Yesus tidak
berpuasa dan hari ini mengatakan kepada Yesus; mengapa murid-murid memetik
bulir gandum (Ul 23:25) pada hari Sabat.
Lukas
6:1-2
Pada
suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-muridNya
memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan
tangannya. Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat
sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
Orang
Farisi sebagian besar menduduki jabatan penting di Mahkamah Agama sebagai
imam-imam, dan ahli Taurat.
Seperti
biasanya mereka menetapkan banyak peraturan tambahan dari kitab Taurat menjadi
hukum Taurat yang harus dilakukan dan ditaati masyarakat Yahudi.
Seringkali
mereka sendiri tidak lakukan hukum Taurat dengan berbagai alasan pembenaran
diri; semacam ada privelege atau perlakuan khusus bagi mereka.
Hari
Sabat adalah salahsatu senjata dari orang Farisi dan ahli Taurat mengkritik dan
menghakimi Yesus beserta pengikut dan murid-muridNya.
Menurut
kitab Taurat, diadakannya hari Sabat adalah perintah Allah supaya ada satu hari
khusus untuk menyembah Allah setelah 6 hari bekerja atau melakukan aktifitas
lainnya.
Keluaran
20:10-11
tetapi
hari ketujuh adalah hari Sabat Tuhan, Allahmu; maka jangan melakukan
sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan,
atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing
yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit
dan bumi, laut dan segala isinya, dan Tuhan berhenti pada hari ketujuh;
itulah sebabnya Tuhan memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Berarti
tujuan ditetapkan hari Sabat agar beristirahat dan fokus kepada Tuhan dengan
melepaskan hal-hal duniawi.
Tetapi
orang Farisi menambahi peraturan Sabat dengan 39 larangan tidak boleh melakukan
kegiatan atau pekerjaan.
Menurut
mereka bahwa memetik bulir gandum berarti menuai serta mengisar gandum adalah
mengirik berarti telah melakukan kegiatan yang dilarang pada hari Sabat.
Mari
kita dengar jawaban Yesus:
Pertama
Lalu
Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud,
ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana Daud masuk ke dalam
Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya
kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali
oleh imam-imam?" (Lukas 6:3-4)
Kedua
Atau
tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam
melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah? Aku
berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah (Matius
12:5-6).
Yesus
ingatkan mereka bahwa ketentuan hari Sabat memang harus ditaati namun ada
kondisi khusus yang menyebabkan tidak terpenuhinya melakukan peraturan dan
tujuannya bukan bermaksud untuk tidak mentaati peraturan.
Yesus
memberi 2 contoh kondisi khusus yakni Daud dan pengikutnya makan roti sajian
untuk imam karena lapar (1Samuel 21:3-6, Keluaran 29:32-34).
Para
imam nyalakan api untuk mezbah, menyembelih binatang untuk korban bakaran di
mezbah pada hari Sabat yang berarti melakukan kegiatan/pekerjaan yang dilarang
menurut peraturan.
Yesus
katakan kedua contoh itu bukan untuk menentang peraturan hari Sabat tetapi
mengingatkan mereka apa tujuan Allah menetapkan hari Sabat.
Sesungguhnya
Tuhan Allah menghendaki kita manusia hidup berbahagia dengan membangun hubungan
intim bersama Allah sebagai fokus utama sedangkan melakukan kegiatan/pekerjaan
adalah kewajiban berikutnya untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Lihatlah
manusia sibuk bekerja keras siang malam untuk mendapatkan uang sehingga tidak
ada waktu khusus untuk berhubungan dengan Tuhan.
Seringkali
uang untuk kebutuhan hidup sudah terpenuhi tetapi karena perasaan khawatir akan
masa depan maka terus bekerja menghasilkan uang untuk hidup sepuluh tahun,
duapuluh tahun ke depan.
Saat
bekerja keras, sering lupa makan, lupa menjaga kesehatan, termasuk lupa kepada
Tuhan.
Itu
sebabnya Tuhan Allah mengingatkan manusia untuk meluangkan waktu satu hari pada
hari Sabat agar tidak bekerja tetapi sediakan waktu beribadah kepada Tuhan dan
beristirahat bersama keluarga dan menjaga kesehatan, serta membina hubungan
dengan sesama.
Seringkali
orang terpaku pada peraturan secara kaku karena tidak mengerti tujuan utama
ditetapkannya suatu peraturan.
Seringkali
bertengkar, beradu-argumen tentang isi peraturan tetapi tidak ngerti tujuan
ditetapkannya peraturan tersebut.
Contoh
konkrit saat ini dunia dilanda oleh pandemi virus covis-19 maka peraturan
tatacara beribadah misa ekaristi berubah; apakah tetap bersikukuh pada
peraturan TPE dan harus menerima Hosti secara langsung maka baru dikatakan
sudah pantas menghadiri misa ekaristi?
Padahal
kita harus mengerti tujuan utama mengikuti misa ekaristi adalah lebih penting
dari sekedar hadir secara fisik tetapi roh kita tidak berrelasi intim dengan
Roh Allah.
Yohanes
4:24
Allah
itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembahNya dalam roh dan
kebenaran.
Atau
ada sebagian umat katolik yang mengatakan ekaristi adalah puncak iman kita
tetapi ia tidak tekun mengenal Allah lewat kitabsuci.
Matius
4:4
Yesus
menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari
setiap firman yang keluar dari mulut Allah
Suatu
kontradiksi seperti halnya orang Farisi mengklaim diri mentaati hukum Taurat
tetapi tidak memahami tujuan utama ditetapkannya hukum Taurat, salahsatunya
peraturan hari Sabat.
Matius
12:7-8
Jika
memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan
dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak
bersalah. Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.
Yesus
adalah Tuhan atas hari Sabat! Karena itu Dialah berhak menentukan apa yang
harus, boleh, dan tidak boleh dilakukan pada hari Sabat.
Sekali
lagi, tujuan utama ditetapkan hari Sabat adalah untuk kebahagiaan manusia dan
bukan mempersulit manusia untuk hidup bahagia.
Dengan
hari Sabat berarti kita diingatkan untuk berrelasi intim dengan Tuhan dan
menjaga keharmonisan relasi dengan sesama (orang lain termasuk keluarga) serta
menjaga kesehatan fisik kita.
Jadi
mencakup maksud perintah Allah yakni kasihilah Tuhan Allah (relasi intim dengan
Tuhan), mengasihi sesama manusia (belas kasihan menolong orang) dan termasuk
mengasih diri sendiri (menjaga kesehatan, contohnya).
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com