Rabu, 1 November 2017
A. BACAAN PERTAMA
WAHYU 7:2-4,9-14
Suatu penglihatan 4 malaikat meteraikan
144000 semua suku keturunan Israel dan kumpulan orang dari segala bangsa yang
memakai jubah putih berdiri di hadapan tahta dan di hadapan Anak Domba.
Mereka memakai jubah putih adalah orang
yang keluar dari kesusahan dan telah mencuci jubahnya dan membuatnya putih di
dalam Anak Domba.
B. MAZMUR TANGGAPAN
MAZMUR 24:1-6
"Siapakah yang boleh naik ke
atas gunung Tuhan? Siapakah yang boleh berdiri di tempatNya yang
kudus?"
Orang yang bersih tangannya dan murni
hatinya, yang tidak menyerahkan dirinya kepada penipuan, dan yang tidak
bersumpah palsu.
C. BACAAN INJIL
1 YOHANES 3:1-3
Dunia tidak mengenal kita adalah
anak-anak Allah. Kita tidak tahu bagaimana keadaan kita kelak.
Saat Kristus menyatakan diriNya maka
kita akan melihat Dia dalam keadaanNya sebenarnya.
Oleh sebab itu : setiap orang yang
menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah
suci.
RENUNGAN HARI INI
Gereja Katolik menetapkan hari ini
sebagai Hari Raya semua orang kudus untuk menghormati segenap anggota gereja
jemaat perdana yang percaya pada Yesus Kristus dan disucikan oleh Darah Anak
Domba.
Disebut orang kudus karena memelihara
imannya yang taat kepada Yesus Kristus sampai mati menjadi saksi Kristus dalam
upayanya memberitakan Injil.
2 Timotius 4:7-8
Aku telah mengakhiri pertandingan yang
baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
Sekarang telah tersedia bagiku mahkota
kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil,
pada hariNya; tetapi bukan hanya kepadaku, melainkan juga kepada semua orang
yang merindukan kedatanganNya.
Dalam Mazmur 24 dikatakan bahwa yang
bersih tangannya dan murni hatinya yang boleh berdiri di tempat Tuhan yang
kudus
Surat Yohanes juga menasehati kita agar
menyucikan diri atau menguduskan diri.
1 Yohanes 3:3
Setiap orang yang menaruh pengharapan
itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
Kekudusan itu merupakan hal utama bagi
diri kita sebab Tuhan itu Maha Kudus dan untuk berjumpa denganNya maka roh,
jiwa-raga kita haruslah kudus.
Ibrani 12:14b
...... Kejarlah kekudusan, sebab tanpa
kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.
Memang kita tidak dapat menguduskan
diri kita sendiri sebab kita telah berdosa namun oleh kasih karunia Tuhan maka
kita dikuduskanNya melalui Darah Anak Domba Allah di dalam diri Yesus Kristus. (Wahyu
7:14).
1 Yohanes 3:1a
Lihatlah, betapa besarnya kasih yang
dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan
memang kita adalah anak-anak Allah.
Darah Yesus menebus dosa kita dan
menjadikan kita sebagai anak-anak Tuhan atau anak-anak Allah, berarti kita
telah disucikan/dikuduskan.
Sepatutnyalah kita menjaga kekudusan
atau kesucian diri kita; pikiran, hati, dan perbuatan kita.
Tolok ukur kekudusan/kesucian itu
mengacu pada standard Kekudusan Tuhan Allah dan bukan berdasarkan norma standar
dibuat oleh manusia.
Kita bisa saksikan, begitu banyak norma
yang ditetapkan yang mengatur tentang kesucian/kekudusan seseorang namun
cenderung mengkultuskan diri seseorang yang menyetarakan kekudusan dirinya sama
seperti Kekudusan Tuhan.
Padahal tingkat kekudusan kita manusia
merupakan kasih karunia Tuhan yang menguduskan diri kita karena ketaatan kita
memelihara iman dan menjalani hidup di dalam kebenaran Tuhan.
Bagaimana mungkin kekudusan kita
manusia setara atau sama dengan Kekudusan Tuhan ???
JADI,
Lebih baik kita fokus pada sikap hidup
sebagai anak-anak Tuhan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Seorang anak biasanya mencontoh sikap
orangtua dan berusaha menyenangkan hati orangtuanya.
Begitu juga hendaknya kita berusaha
menyenangkan Tuhan melalui sikap hidup sesuai dengan kehendak Tuhan.
Ada orang mengatakan bahwa kita tidak
dapat menyenangkan Tuhan tetapi kita dapat membalas kebaikan Tuhan dengan
melakukan perbuatan baik bagi sesama.
Petanyaannya adalah :
Siapakah yang sanggup membalas kebaikan
Tuhan?
sama halnya seperti seorang anak,
apakah ia dapat membalas kebaikan orangtuanya?
Kebaikan orangtua saja, seorang anak
tidak akan mampu membalas semua kebaikan orangtuanya; apalagi kita ini adalah
manusia ciptaanNya yang diakui sebagai anak-anakNya karena ditebus lewat Darah
Yesus tertumpah di Salib, tidak mungkin dapat membalas kebaikan Tuhan yang
begitu teramat besatNya.
Kita hanya dapat berusaha senangkan
hati Tuhan melalui sikap hidup sesuai dengan kehendakNya.
Hal apa saja menyenangkan hati
Tuhan?
Mari kita baca dan dalami serta temukan
maknanya dati Firman Tuhan tertulis di kitabsuci atau di Alkitab dan menemukan
salahsatu diantaranya adalah :
TUHAN MENGHENDAKI KITA
MENYEMBAHNYA DALAM ROH DAN KEBENARAN
Yohanes 4:23-24
Saatnya akan datang dan sudah tiba
sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan
kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah
Dia, harus menyembahNya dalam roh dan kebenaran.
Menyembah Tuhan dalan roh berarti kita
bersaat teduh bersamaNya, ber-relasi dengan Tuhan di dalam roh kita.
Menyembah Tuhan dalam kebenaran berarti
kita melakukan perbuatan baik sesuai dengan kehendakNya.
Menyembah Tuhan di dalam roh dan
kebenaran sangat penting bagi kita.
Kita tidak boleh mementingkan salahsatu
antara menyembah Tuhan di dalam roh atau menyembah Tuhan dalam kebenaran karena
kedua penyembahan itu tidak terpisahkan.
Ada orang yang sibuk pelayanan tetapi
sangat sedikit waktu bersaat teduh menyembah Tuhan di dalam roh.
Yesus mengingatkan Marta yang sibuk
melayani dan memuji Maria bersimpuh di hadapan Tuhan.
Lukas 10:39-42
Perempuan itu mempunyai seorang saudara
yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan
perkataanNya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan
berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku
melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan
menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan
banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian
yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."
Mengapa demikian?
Sebab dengan bersimpuh di hadapan Tuhan
maka Maria mendengarkan Tuhan sedangkan Marta mendengarkan suara keinginan
sendiri dan bukan dari Tuhan, melakukan pelayanan.
Itu sebabnya yang terjadi saat ini
dimana seseorang giat melakukan pelayanan tetapi lalai bersimpuh menyembah
Tuhan sehingga ia tidak tahu apa yang Tuhan inginkan dia lakulan.
Sebagai anak-anak Tuhan,
Hendaknya menyediakan banyak waktu
ber-relasi lewat penyembahan dalam roh kita kepada Roh Tuhan.
Tentu saja kita juga menyembah Tuhan
lewat kebenaran yaitu memberitakan Injil dan melakukan pelayanan.
Inilah sikap hidup anak-anak Tuhan yang
tidak boleh diabaikan oleh kepentingan lainnya sebab DIA adalah Tuhan yang
menciptakan kita dan mengasihi kita.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com