Selasa, 17 April 2018
KISAH 7:51-8:1a
MAZMUR 31:3-4,6-7
YOHANES 6:30-35
Yohanes 6:35
Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa
datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia
tidak akan haus lagi".
Ayat 35 ini untuk menjawab pertanyaan banyak orang yang meminta
tanda dari Yesus yang membuat mereka percaya kepadaNya (ayat 30).
Biasalah, kita cenderung tidak mudah percaya untuk hal-hal
rohani, benar kan? apalagi menyangkut mukjizat; apakah itu kesembuhan
penyakit atau pengusiran roh-roh jahat.
Biasanya kita minta bukti sebelum kita percaya atau kita mesti
mengalami dulu kemudian baru kita percaya.
Bacaan Injil hari ini mengenai perikop Yesus adalah roti hidup
dimulai dari ayat 25 sd ayat 59 dan akan dibagi beberapa bagian pembahasannya
menurut kalender liturgi gereja Katolik.
Hari ini kita merenungkan tentang roti yang turun dari sorga di
dalam diri Yesus yang memberikan kehidupan.
Yohanes 6:33
Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan
yang memberi hidup kepada dunia.
Kemarin kita sudah membahas tentang makanan dunia dan makanan
rohani dan hari ini diperjelas kembali tentang roti dari Allah yang memberi
hidup.
Roti dari Allah di jaman Musa di padang gurun telah terbukti
menghidupi bangsa Israel selama 40 tahun meskipun mereka bangsa Israel
tidak mensyukuri atas berkat Allah tersebut.
Bagaimana dengan kita?
Apakah berkat Tuhan yang telah kita terima selama ini kita
syukuri?
Apakah kita seperti bangsa Israel cepat lupa atas kebaikan Tuhan
dan mengeluh serta menuntut Tuhan terus-menerus?
Ketika hidup kita dalam kesusahan, kita mendesak Tuhan agar
segera menolong diri kita namun di saat berkat Tuhan itu kita terima maka kita
segera asyik pada diri sendiri dan menomor-duakan Tuhan.
Kita hanya mau menerima yang enak yang membuat hidup kita senang
dan tidak mau hidup susah/menderita dan menggerutu bahkan marah pada
Tuhan.
Contohnya : isteri Ayub adalah termasuk tipe orang yang menuntut
dan tidak bisa menerima kenyataan hidup.
Ayub 2:9-10
Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah
engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" Tetapi jawab
Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah
kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"
Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan
bibirnya.
Tipe orang semacam ini mudah sekali imannya berpaling dari Yesus
bila doa dan harapannya lama sekali dijawab atau andaikata dikabulkan Tuhan
tetapi tidak sesuai dengan yang diinginkannya.
Yesus mengingatkan bahwa percayalah kepadaNya maka tidak akan
lapar dan tidak akan haus lagi (ayat 35).
Benarkah demikian?
Tergantung sikap orang menanggapi perkataan Yesus di ayat 35
ini.
Ada yang yakin dan ada yang tidak yakin meski imannya percaya
kepada Yesus.
Percaya itu tidak sama bobotnya dengan yakin sebab percaya itu
hanya nampak dipermukaan saja dan mudah goyah bila menghadapi kesukaran
hidup.
Berbeda dengan yakin, tidak terpengaruh oleh kondisi hidupnya
sebab imannya telah bertumbuh dan berakar dalam.
Kita umat kristiani hendaknya percaya dan yakin kepada Yesus
Kristus adalah yang memberikan kita kehidupan karena telah menyelamatkan kita
dari alam maut akibat dosa-dosa kita.
Oleh karena itu ketika keadaan hidup kita sedang dalam
kesusahan, maka iman kita tetap yakin bahwa Yesus pasti menolong kita.
Keyakinan ini didasari iman kita yang percaya bahwa Tuhan tidak
ingkar janji karena kita yakin Tuhan mengasihi kita.
Sangat disayangkan bila umat kristiani tidak mau bergaul karib
dengan Firman Tuhan sebab darisitulah kita ketahui janji-janji Tuhan dan
kebenaran bahwa Tuhan sangat mengasihi kita.
Bacalah kitab Hakim-hakim.
Bagaimana Tuhan Allah mengasihi bangsa Israel dan bagaimana
kesabaran Tuhan menghadapi kemurtadan bangsa Israel yang berpaling
daripadaNya.
Mazmur 86:15
Tetapi Engkau, ya Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang
sabar dan berlimpah kasih dan setia.
Sikap bangsa Israel di Alkitab mewakili sikap hidup orang yang
percaya kepada Tuhan tetapi menjalani hidup menurut keinginan sendiri dan tidak
bersandar kepada Tuhan.
JADI
Jelaslah keyakinan iman kepada Yesus memberikan kehidupan bagi
kita.
Jika kita patuh dan setia menjalani hidup sesuai dengan jalan
yang ditunjukkan Yesus maka hidup kita tidak akan alami kelaparan dan kehausan
sebab hidup kita dipelihara Tuhan.
Masalahnya adalah kita cenderung memilih jalan hidup menurut
keinginan sendiri yang bertentang dengan jalan hidup yang Yesus tunjukkan pada
kita, sehingga akibatnya kita alami kelaparan dan kehausan.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com