Senin, 4 Juli 2016
"Pergilah, karena anak ini
tidak mati, tetapi tidur." mereka menertawakan Dia. Setelah orang banyak
itu diusir, Yesus masuk dan memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak
itu.
(Matius 9:24-25)
Kepala rumah ibadat datang bersujud di
hadapan Yesus seraya memohon anak perempuannya baru saja meninggal dihidupkan
kembali oleh Yesus.
Iman kepercayaannya kepada Yesus sangat
besar sebab ia tahu kuasa Yesus pasti sanggup bangkitkan anaknya dari
kematian.
Sungguh luar biasa keyakinan yang di
dorong oleh iman yang besar ternyata pengharapannya terpenuhi.
Seperti juga seorang perempuan yang
mengalami pendarahan selama 12 tahun dengan imannya menjamah jubah Yesus
berharap sembuh.
Matius 9:20-21
Pada waktu itu seorang perempuan yang
sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari
belakang dan menjamah jumbai jubahNya. Karena katanya dalam hatinya: "Asal
kujamah saja jubahNya, aku akan sembuh."
Mukjizat sehebat ini sudah jarang
terjadi di jaman sekarang ini. Entah kenapa?
Kita bertanya-tanya apa
penyebabnya.
Memang kita tahu dari perkataan Yesus
bahwa milikilah iman sebesar biji sesawi tetapi kenyataannya sulit sekali iman
kita bisa memiliki iman seperti itu.
Matius 17:20
Ia berkata kepada mereka: "Karena
kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu
mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini:
Pindah dari tempat ini ke sana, — maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada
yang mustahil bagimu.
Berapa banyak orang berdoa memohon
kesembuhan dari penyakit kanker stadium empat namun boleh dibilang sebagian
besar tidak sembuh malahan akhirnya meninggal dunia.
Penyakit akut sangat parah sepertinya
sulit sembuh walau sudah berdoa dan apakah berarti iman si sakit belum sebesar
biji sesawi?
Lalu, kita ingin tahu iman perempuan
yang sakit pendarahan 12 tahun itu sembuh setelah menjamah jubah Yesus.
Matius 9:22
Yesus berpaling dan memandang dia serta
berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anakKu, imanmu telah menyelamatkan
engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.
Kita juga ingin tahu iman kepala rumah
ibadat yang yakin Yesus pasti sanggup menghidupkan anak perempuannya.
Matius 9:18
Sementara Yesus berbicara demikian
kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah
Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah
dan letakkanlah tanganMu atasnya, maka ia akan hidup."
Mari kita tengok tokoh iman di Alkitab
yang mendapat karunia Tuhan untuk mengadakan mukjizat spektakuler.
1) Paulus, Rasul
orang sakit menjadi sembuh melalui
saputangan/kain yang dipakai Paulus.
Kisah 19:11-12
Oleh Paulus Allah mengadakan
mujizat-mujizat yang luar biasa, bahkan orang membawa saputangan atau kain
yang pernah dipakai oleh Paulus dan meletakkannya atas orang-orang sakit, maka
lenyaplah penyakit mereka dan keluarlah roh-roh jahat.
2) Petrus, Rasul
orang sakit menjadi sembuh tatkala
terkena bayangan Petrus melewatinya.
Kisah 5:12,15
Oleh rasul-rasul diadakan banyak tanda
dan mujizat di antara orang banyak. Semua orang percaya selalu berkumpul di
Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat. bahkan mereka membawa orang-orang
sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di atas balai-balai dan
tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya mengenai
salah seorang dari mereka.
Petrus semula mengingkari Yesus tiga
kali hatinya takut ketika menyaksikan Yesus ditangkap, dianiaya, panggul salib
ke bukit Golgota namun setelah ia mau menuruti permintaan Yesus menjadi gembala
umat dan setelah Roh Kudus tercurah dan membasuh dirinya di hari Pentakosta
maka iman Petrus berubah menjadi iman biji sesawi.
Bahkan Petrus diberi kuasa untuk
membangkitkan Tabita/Dorkas dari kematian ... sungguh luar biasa.
Kisah 9:36-37,40
Di Yope ada seorang murid perempuan
bernama Tabita — dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali
berbuat baik dan memberi sedekah. Tetapi pada waktu itu ia sakit lalu
meninggal. Dan setelah dimandikan, mayatnya dibaringkan di ruang atas. Tetapi
Petrus menyuruh mereka semua keluar, lalu ia berlutut dan berdoa. Kemudian ia
berpaling ke mayat itu dan berkata: "Tabita, bangkitlah!" Lalu Tabita
membuka matanya dan ketika melihat Petrus, ia bangun lalu duduk.
Dari pengalaman iman Rasul Paulus dan
Rasul Petrus maka kita mendapat suatu kesimpulan bahwa untuk memiliki iman
yang besar maka harus ada perubahan drastis dari iman yang ragu-ragu bahkan
mereka berdua pernah sampai pada titik nadir iman mereka mati menjadi iman yang
hidup.
Yach, kita perlu mentransformasi
iman.
Jujur saja, iman kita itu belum teruji
bila belum mengalami suatu kondisi dan keadaan yang menentukan antara hidup dan
mati; seperti yang dialami Petrus dan Paulus.
Perbuatan ajaib di jaman Yesus dan para
rasul begitu nyata terjadi seperti orang buta dicelikkan, orang lumpuh
berjalan, orang bisu-tuli bisa bicara bisa dengar, orang mati dibangkitkan
hidup kembali, orang kerasukan roh jahat atau setan dilepaskan, dan sakit
penyakit lainnya disembuhkan.
Di jaman sekarang ini sepertinya
sedikit sekali terjadi atau jarang terjadi karena iman kita suam-suam kuku atau
imannya tidak bertumbuh, atau iman kita mati.
Kita cukup puas memiliki iman biasa
yaitu yang penting aku beriman percaya kepada Yesus dan seminggu sekali hadir
di gereja mengikuti misa ekaristi, setiap hari berdoa 3x saat bangun tidur,
saat mau makan, saat mau tidur, berdoa yang standar saja: doa bapa kami, doa
salam maria, doa kemuliaan, doa rosario, doa novena, doa malaikat Tuhan atau
devosi doa lainnya yang biasanya isi doanya di dominasi oleh litani permintaan
ini-itu.
Kita cukup puas menjalani kehidupan
rohani yang rutin biasa-biasa saja dan tidak tertarik terlibat dalam kepedulian
kepada orang lain sebab yang menjadi fokus kita adalah hidupku berada dalam
zona kenyamanan dan bersikap cuek dan peduli amat urusan orang lain.
Saat sakit penyakit datang akibat
makan-minum enak lupa kesehatan, kurang tidur sibuk cari duit, pola hidup tidak
teratur dan setelah berobat keluar negeri dengan dokter super spesialis
ternyata tidak sembuh, lalu ketika didoakan oleh pastor tetapi nyatanya tidak
sembuh juga, mulailah gelisah cari orang pinter lainnya dan sebagainya.
Selama masih sakit, tiba-tiba menjadi
alim baik hati, mau berdoa, ikut aktif terlibat dalam kegiatan di wilayah, di
paroki, atau di komunitas rohani.
Kurang lebih seperti inilah perjalanan
iman yang biasa-biasa saja dan apakah mungkin tiba-tiba memiliki iman yang
besar karena beberapa bulan terakhir aktif pelayanan dan jadi rajin
berdoa?
Tengoklah pengalaman iman dari rasul
Petrus yang nyawanya terancam bila saat itu ia mengaku pengikut Yesus dan
lihatlah tahap selanjutnya imannya jadi besar karena ia dengan berani beritakan
Injil dan semuanya itu lahir dari hatinya yang mau mentaati perintah Yesus
dengan kerelaan hati memberi dirinya bahkan nyawanya sekalipun ia berikan.
IMAN YANG BESAR LAHIR DARI PENYERAHAN
DIRI SECARA TOTAL KEPADA YESUS SEBAGAI WUJUD NYATA MENGASIHI YESUS.
Yohanes 21:17
Kata Yesus kepadanya untuk ketiga
kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?"
Maka sedih hati Petrus karena Yesus
berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia
berkata kepadaNya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu,
bahwa aku mengasihi Engkau."
Kata Yesus kepadanya:
"Gembalakanlah domba-dombaKu.
Petrus sangat mengasihi Yesus dan itu
telah terbukti sampai akhir hidupnya dan buah karya Petrus terlihat sampai saat
ini dimana ia menggembalakan umat sesuai yang diinginkan Yesus.
Tidaklah heran bila Petrus dipakai
Tuhan dan diperlengkapi Kuasa Roh Kudus mampu melakukan perbuatan ajaib dan
spektakuler seperti yang Yesus perbuat yakni membangkitkan orang mati dan hidup
kembali.
Kitapun bisa seperti Petrus bila kita
mau mentransformasi iman kita yang biasa biasa saja menjadi iman yang besar
sebagai wujud nyata kita mengasihi Yesus seperti Petrus mengasihi Yesus.
Inilah penyebabnya kenapa di jaman
sekarang ini mukjizat penyembuhan jarang terjadi dan ternyata tidak cukup
berdoa saja bila iman kita biasa2 saja dan tidak memiliki iman yang besar
karena kita enggan menyerahkan diri secara total kepada Yesus.
Di mulut kita bersenandung indah dengan
untaian kata-kata : Yesus, aku mengasihimu ! tetapi di dalam diri kita masih
penuh dengan motivasi dan keinginan hawa nafsu kedagingan.
Baru melakukan perbuatan baik sedikit
saja sudah minta balas jasa kepada Tuhan supaya hidup kita semakin diberkati
dengan rejeki dan harta dunia.
Sibuk pelayanan sana-sini eh ternyata
pengen namanya ngetop dan dipuja-puji banyak orang.
Kita sudah tahu kumpulkan harta di surga
tetapi kenyataannya kita sibuk mengumpulkan harta di dunia.
Kita sudah tahu Bapa di surga maunya
kita turuti kehendakNya eh malah kita maunya Bapa di surga menuruti kehendak
kita.
Padahal Bapa di surga menginginkan agar
kita melakukan kehendakNya.
Matius 7:21
Bukan setiap orang yang berseru
kepadaKu: Tuhan, Tuhan! Akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang
melakukan kehendak BapaKu yang di sorga.
JADI,
Sekarang kita tahu, mengapa doa-doa
kita untuk kesembuhan suatu penyakit atau bentuk doa lainnya tidak
terkabul.
Apakah cukup puas dengan iman
biasa?
Apakah kagak peduli dengan iman yang
masih tahapan suam-suam kuku?
Apakah kita mau berubah radikal dengan
penyerahan diri secara total kepada Yesus ataukah masih mau menunda?
Silahkan, Jadilah Menurut
Imanmu !!!
REFLEKSI DIRI
Apakah imanku telah bangkit dari iman
yang mati, iman suam-suam kuku, iman ragu-ragu, iman biasa-biasa saja atau
imanku saat ini iman yang besar?
Apakah aku telah menyerahkan diri
secara total seperti orang mati yang tidak punya pilihan lain kecuali
pasrah?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
St. Elisabeth dr Portugal
Warna Liturgi : Hijau
Hosea 2:13-15,18-19
Mazmur 145:2-9
Matius 9:18-26
BcO : Amos 3:1-20
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com