Senin, 11 Juni 2016
Siapa yang mempersembahkan syukur
sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang
dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya.
( Mazmur 50:23 )
Mengawali renungan kita hari ini dengan
suatu pertanyaan : bagaimana sikap hidup benar di hadapan Tuhan Allah?
Jawabannya ada pada bacaan pertama dari
kitab Yesaya, bacaan Injil Matius, dan kitab Mazmur hari ini.
Ketiga bacaan tersebut sangat jelas bila
mau membaca dan merenungkannya dan maknanya sangat dalam berguna bagi iman kita
supaya semakin teguh.
A. Yesaya 1:11-17
Nabi Yesaya menasehati bangsa Israel
agar mereka menjauhi perbuatan jahat di mata Allah tidak berkenan sebab sikap
mereka mendua hati; menyembah Allah dan juga menyembah ilah-ilah lain dari
bangsa kafir atau bangsa lain.
Yesaya 1:16
Basuhlah, bersihkanlah dirimu,
jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang
jahat dari depan mataKu.
Berhentilah berbuat jahat.
Sejak Harun membuat patung anak lembu
dari emas di padang gurun (Keluaran pasal 32), dimana bangsa Israel
mengkhianati Allah sampai masa pembuangan setelah kerajaan utara dikuasai
bangsa Asyur dan kerjaaan selatan dikuasai oleh bangsa Babilonia.
Pada saat susah, bangsa Israel
berteriak minta tolong kepada Allah tetapi setelah diberkati Allah, mereka
mulai mendirikan mezbah penyembahan dewa baal atau dewa-dewi lainnya.
Mereka terpengaruh kebiasaan adat
istiadat bangsa lain, termasuk iman percaya mereka kepada Yahwe/Allah mudah
sekali goyah dengan berpaling kepada ilah-ilah lain diluar Yahwe/Allah.
Ulangan 12:29-32
Apabila Tuhan, Allahmu, telah
melenyapkan dari hadapanmu bangsa-bangsa yang daerahnya kaumasuki untuk
mendudukinya, dan apabila engkau sudah menduduki daerahnya dan diam di
negerinya, maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti
mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau
menanya-nanya tentang allah mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini
beribadah kepada allah mereka? Akupun mau berlaku begitu. Jangan engkau berbuat
seperti itu terhadap Tuhan, Allahmu; sebab segala yang menjadi kekejian bagi
Tuhan, apa yang dibenciNya, itulah yang dilakukan mereka bagi allah mereka;
bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api
bagi allah mereka. Segala yang kuperintahkan kepadamu haruslah kamu lakukan
dengan setia, janganlah engkau menambahinya ataupun menguranginya.
Bagaimana dengan sikap kita kepada
Tuhan Allah; apakah sama seperti sikap bangsa Israel?
Kenyataannya adalah tidak berbeda jauh
dengan sikap bangsa Israel.
Seringkali kita mendekat ke Tuhan pada
saat membutuhkan BerkatNya dan saat ada masalah pelik maka sikap kita jadi
manis dan penurut di hadapan Tuhan.
Tiba-tiba jadi rajin berdoa, aktif di
Paroki, pelayanan kesana kemari oke dan jarang sekali menolak namun setelah
Tuhan memberkati dirinya dan sudah dipulihkan maka mulailah sibuk dengan bisnis
atau pekerjaannya.
Tuhan Allah sudah hafal trick atau cara
kita bermanis muka pada saat susah tapi Tuhan itu sangat baik dan masih mau
memberkati kita walaupun kita ini berdosa dan sebetulnya tidak layak kita
menerima berkatNya.
Sepanjang tidak menyembah kepada ilah
atau dewa-dewi maka biasanya Tuhan masih memberkati supaya kita sadar bertobat
dan mau kembali kepada Tuhan dengan melepaskan ilah-dewa/i lain.
Nabi Yesaya menyampaikan beberapa
peringatan Allah kepada bangsa Israel:
1) Jagalah kekudusan
Yesaya 1:11-12
"Untuk apa itu korbanmu yang
banyak-banyak?" firman Tuhan; "Aku sudah jemu akan korban-korban
bakaran berupa domba jantan dan akan lemak dari anak lembu gemukan; darah lembu
jantan dan domba-domba dan kambing jantan tidak Kusukai. Apabila kamu datang
untuk menghadap di hadiratKu, siapakah yang menuntut itu dari padamu, bahwa kamu
menginjak-injak pelataran Bait SuciKu?"
2) Bersikaplah jujur dalam
perbuatan
Yesaya 1:13
Jangan lagi membawa persembahanmu yang
tidak sungguh, sebab baunya adalah kejijikan bagiKu. Kalau kamu merayakan bulan
baru dan sabat atau mengadakan pertemuan-pertemuan, Aku tidak tahan
melihatnya, karena perayaanmu itu penuh kejahatan.
3) Tinggalkan kebiasaan adat
istiadat
Yesaya 1:14
Perayaan-perayaan bulan barumu dan
pertemuan-pertemuanmu yang tetap, Aku benci melihatnya; semuanya itu
menjadi beban bagiKu, Aku telah payah menanggungnya.
Ketiga hal tersebut hendaknya menjadi
perhatian kita agar tidak berbuat hal-hal yang tidak berkenan di mata
Tuhan.
Tuhan menghendaki agar kita berbuat
kebaikan dan tidak berbuat kejahatan.
Yesaya 1:17
Belajarlah berbuat baik; usahakanlah
keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim,
perjuangkanlah perkara janda-janda!
Bila kita bandel dan tetap berbuat
jahat maka Tuhan tidak menjawab doa kita.
Yesaya 1:15
Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk
berdoa, Aku akan memalingkan mukaKu, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa,
Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah.
B. Mazmur 50:8-9,16-17,21,23
Tuhan menjelaskan apa sebabnya kita
menerima penghukuman dariNya :
1) Tidak menuruti firmanNya
Mazmur 50:16-17
Kepada orang fasik Allah berfirman:
Apakah urusanmu menyelidiki ketetapanKu, dan menyebut-nyebut perjanjianKu
dengan mulutmu, padahal engkaulah yang membenci teguran, dan mengesampingkan
firmanKu?
Orang fasik adalah orang yang hidupnya
menuruti cara-cara duniawi meskipun ia mengaku percaya dan beriman kepada Tuhan
Yesus.
Mengesampingkan firmanKu artinya
menyepelekan firman Tuhan sebab lebih mengandalkan prinsip-prinsip hidupnya
berdasarkan kekuatan dirinya dan dari pengalaman hidupnya.
Amsal 13:13
Siapa meremehkan firman, ia akan
menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.
Semakin sukses seseorang dalam hal
karier, bisnis, dan harta kekayaannya maka orang ini biasanya merasa tidak
membutuhkan nasehat dan pengajaran dari firman Tuhan sebab prinsip dan cara
yang ia lakukan terbukti berhasil tanpa didasari oleh firman Tuhan.
2) Tidak menghormati Tuhan
Mazmur 50:21
Itulah yang engkau lakukan, tetapi Aku
berdiam diri; engkau menyangka, bahwa Aku ini sederajat dengan engkau. Aku
akan menghukum engkau dan membawa perkara ini ke hadapanmu.
Lihatlah orang-orang yang seenaknya
berbuat kejahatan bahkan bangga atas keberhasilan yang diperolehnya dari
perbuatan jahatnya; dari korupsi, menipu orang lain, merampas milik orang lain,
berbuat curang dan tidak jujur dalam menjalankan bisnisnya atau kariernya dan
masih banyak kejahatan lainnya mulai dari cara halus sampai cara kasar.
Orang tidak takut lagi kepada Tuhan dan
dosa tidak diakui lagi sebagai dosa.
Mereka lebih takut miskin, takut
dihukum oleh pengadilan dunia, takut ketahuan oleh KPK, Kantor Pajak, takut
namanya tidak terkenal dan tidak dipuji orang, dan sebagainya sehingga mereka
berbuat apa saja asalkan keinginannya tercapai.
C. Matius 10:34-42
Yesus menasehati dan mengingatkan kita,
fokus dan mengandalkan Tuhan.
Hendaknya kita perhatikan dan turuti
nasehat Yesus.
1) Kasihilah Tuhan Allah sepenuhnya
Matius 10:37
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya
lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya
laki-laki atau perempuan lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu.
2) Kasihilah sesamamu
Matius 10:42
Barangsiapa memberi air sejuk secangkir
sajapun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia muridKu, Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.
3) Hiduplah menuruti jalan Yesus
Matius 10:38
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan
mengikut Aku, ia tidak layak bagiKu.
4) Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan
Matius 10:39
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia
akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia
akan memperolehnya.
5) Hormatilah Tuhan dan sesamamu
Matius 10:40-41
Barangsiapa menyambut kamu, ia
menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus
Aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah
nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan
menerima upah orang benar.
J A D I
Ada sepuluh (=10) langkah untuk hidup
benar di hadapan Tuhan Allah.
Sangat jelas bahwa kedatangan Yesus
untuk melepaskan keterikatan sikap hidup menuruti cara-cara duniawi dan
memisahkan kita sebagai anak-anak Tuhan dari anak-anak dunia.
Matius 10:34-36
Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang
untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai,
melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak
perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang
ialah orang-orang seisi rumahnya.
Orang dunia memandang dari sudut
pandang peraturan dan kebiasaan adat istiadat leluhur yang berorientasi pada
prinsip kebenaran dunia.
Yesus menegaskan bagaimana cara kita
mengikutiNya dan memisahkan kita dari dunia sebab kita ini anak-anak
Allah.
Yohanes 1:12
Semua orang yang menerimaNya diberiNya
kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam
namaNya.
Rasul Paulus mengatakan bahwa kita ini
warganegara Sorga dan kita dilahirkan ke dunia ini akibat dosa dan tiba saatnya
nanti kita kembali ke Sorga.
Filipi 3:20-21
Karena kewargaan kita adalah di dalam
sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai
Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa
dengan tubuhNya yang mulia, menurut kuasaNya yang dapat menaklukkan segala
sesuatu kepada diriNya.
Alangkah bodohnya bila ada orang yang
mau melepaskan kewargaan sorga demi menjadi warganegara dunia karena tidak mau
mengikuti Yesus !!!
REFLEKSI DIRI
Apakah aku masih mau menengok ke hal
lain dengan menuruti cara dan prinsip kebenaran dunia padahal Yesus telah
menunjukan bagaimana mengikutiNya?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
PW. St Benediktus
Warna Liturgi : Putih
Yesaya 1:11-17
Mazmur 50:8-9,16,17,21,23
Matius 10:34-11:1
BcO : Ayub 2:1-13
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com