Rabu, 13 Juni 2016
Sebab Tuhan tidak akan membuang
umatNya, dan milikNya sendiri tidak akan ditinggalkanNya.
(Mazmur 94:14)
Pernahkah anda mendengar ada orang
berkata begini : "mengapa Tuhan membiarkan bencana alam
memporak-porandakan kehidupan orang?
mengapa kejahatan sadis/kejam
meraja-lela, banyak korban berjatuhan, dibiarkan oleh Tuhan sebab menurut kita
orang jahat itu dimatikan saja agar tidak meresahkan masyarakat.
mengapa orang kaya semakin kaya dan
orang miskin semakin tidak berdaya padahal orang miskin biasanya paling rajin
berdoa sambil menangis sedih dan rajin bekerja namun hasilnya tidak cukup
memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.
Dan masih banyak perkataan
"mengapa" ditujukan kepada Tuhan atas berbagai peristiwa hidup.
Bagi orang yang mengeluh seperti ini,
ada jawabannya yaitu Mazmur 94:14;
Tuhan tak pernah membiarkan umatNya
berjuang sendirian sebab Tuhan adalah Kasih dan sangat mengasihi umatNya.
umatNya = orang yang menjalani hidup di
jalan kebenaran Tuhan.
Segala peristiwa hidup yang terjadi di
dunia ini, Tuhan tahu dan bukan sekedar tahu tetapi Tuhan bertindak.
masalahnya kita tidak tahu apa yang
Tuhan lakukan dan sebaliknya Tuhan tahu apa yang kita lakukan.
Mazmur 94:9-10
Dia yang menanamkan telinga, masakan
tidak mendengar? Dia yang membentuk mata, masakan tidak memandang? Dia yang
menghajar bangsa-bangsa, masakan tidak akan menghukum? Dia yang mengajarkan
pengetahuan kepada manusia?
Kita sangat membutuhkan hikmat agar
dapat memahami kehidupan ini yang seringkali kita menganggapnya misteri padahal
disebabkan ketidak-tahuan kita memaknai peristiwa hidup yang terjadi.
Yakobus 1:5-8
Apabila di antara kamu ada yang
kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, — yang
memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak
membangkit-bangkit —maka hal itu akan diberikan kepadanya.
Hendaklah ia memintanya dalam iman, dan
sama sekali jangan bimbang, sebab orang yang bimbang sama dengan
gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang
demikian janganlah mengira, bahwa ia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab
orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.
Kita perhatikan ayat firman Tuhan
ini.
Kita minta hikmat kepada Tuhan dengan
penuh keyakinan iman dan tidak boleh ragu-ragu sebab akibatnya akan mendua hati
dan hidup kita tidak tenang.
Seringkali kita berdoa kepada Tuhan
dengan iman yang ragu-ragu; apakah Tuhan mengabulkan permintaanku?
Persoalannya adalah bila yang kita
minta itu kebutuhan hidup yang sangat kita perlukan, seperti misalnya berdoa
minta makanan karena persediaan makanan di rumah tinggal buat besok.
Baca saja kisah seorang janda di Sarfat
yang hanya memiliki makanan untuk terakhir kali
(1 Raja 17:7-24).
Keyakinan kita kepada Tuhan adalah
paling krusial/penting dalam segala hal aspek kehidupan ini.
Untuk itu kita membutuhkan hikmat agar
mengerti dan dapat memaknai segala peristiwa hidup ini dengan keyakinan iman
bahwa Tuhan pasti menolong kita.
Yesus mengatakan bahwa Bapa Surgawi
menyatakan segala sesuatu kepada orang kecil dan menyembunyikannya bagi orang
bijak.
Matius 11:25-26
Pada waktu itu berkatalah Yesus:
"Aku bersyukur kepadaMu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu
Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan
kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepadaMu.
Mengapa demikian?
orang kecil maksudnya adalah orang yang
tidak bersandar pada hikmatnya dan kemampuannya sendiri.
orang bijak biasanya sangat percaya
diri pada hikmat dan kemampuannya.
MengInjili orang kecil lebih mudah mau
menerima sedangkan kepada orang bijak cenderung lebih susah sebab mereka
membandingkan Injil dengan pengetahuan hikmatnya dan seringkali terjadi
perdebatan.
Semakin tinggi kemampuan intelektual
seseorang semakin tinggi kepercayaan dirinya dan cenderung mengklaim dirinya
lebih bijak dibandingkan dengan orang lain, bahkan tidak sedikit yang berani
berdebat dengan Hikmat Tuhan.
Ini pelajaran penting tentang hikmat
sebab Yesus mengatakan demikian untuk mengingatkan orang bijak supaya sadar
diri bahwa hikmatnya itu berasal dari Tuhan.
Janganlah berlaku seperti Lusifer yang
sombong karena menyamakan dirinya sama dengan Tuhan. (baca renungan kemarin 12 Juni
2016).
Untuk memperoleh hikmat maka kita harus takut kepada Tuhan, maksudnya kita tunduk kepada Tuhan dan mengikuti segala ketetapan, perintah, dan kehendakNya.
Amsal 1:7
Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.
REFLEKSI DIRI
REFLEKSI DIRI
Apakah aku bersandar pada hikmat Tuhan
daripada hikmat diriku sendiri?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
Henrikus
Warna Liturgi : Hijau
Yesaya 10:5-7,13-16
Mazmur 94:5-10,14-15
Matius 11:25-27
BcO : Ayub 4:1-21
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com