Selasa, 11 Oktober 2016
Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata
kepadamu: jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan
berguna bagimu.
(Galatia 5:2)
Sunat itu adalah memotong kulit khatan
ketika seorang anak telah genap delapan hari umurnya menurut hukum
taurat.
Sunat merupakan tanda perjanjian Aĺlah
dengan Abraham.
Kejadian 17:10-12a
Inilah perjanjianKu, yang harus kamu
pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap
laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan
itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. Anak yang
berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu,
turun temurun.
Memang setiap perjanjian harus ada
tanda pengesahan yang mengikat kedua belah pihak yang bersepakat membuat
perjanjian.
Ternyata keturunan Abraham yakni orang-orang
Yahudi melanggar janji kesepakatan dengan Allah karena mereka
berulangkali berpaling dari Allah dan menyembah ilah atau allah lain.
Itu sebabnya rasul Paulus memgatakan
jikalau saja mereka menyunatkan dirinya maka Yesus Kristus tidak akan datang
(Galatia 5:2) maka sunat disini bukanlah sunat daging melainkan sunat
hatinya.
Kolose 2:11-12
Dalam Dia kamu telah disunat, bukan
dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang
terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa. Karena dengan Dia kamu
dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh
kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang
mati.
Berarti kita harus menanggalkan atau
melepaskan dan menguburkan segala kedosaan kita supaya untuk selamanya tidak
melekat lagi pada diri kita.
Jangan sampai kita terbelenggu lagi
oleh hamba dosa sebab kita telah merdeka karena Yesus membebaskan diri
kita.
Galatia 5:1
Supaya kita sungguh-sungguh merdeka,
Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau
lagi dikenakan kuk perhambaan.
Jadi sunat hati merupakan bentuk dari
penyangkalan diri yaitu melepaskan keterikatan pada keinginan hawa nafsu
kedagingan dan ke-egoisan diri.
Coba direnungkan bahwa didalam diri
kita ada begitu banyak sifat yang jelek dimana egoisme dan hawa nafsu hampir
menguasai keinginan kedagingan kita.
Memang sulit menyangkal diri dari
segala keinginan kedagingan dan dari egoisme kepentingan diri sendiri namun
bila kita mau mendekatkan diri kepada Kristus maka kita akan dimampukan
dapat mengatasinya.
Selain masalah keinginan ķedagingan dan
egoisme yang seringkali menyeret orang berbuat dosa, ada hal lain yang
seringkali menjadi batu sandungan bagi diri sendiri dan berdampak buat orang
lain yaitu sikap kemunafikan.
Seperti yang ditunjukkan orang farisi
dalam bacaan Injil hari ini.
Orang farisi mementingkan penampilan
luarnya saja supaya terlihat mereka taat kepada hukum taurat.
Mereka mengkritik Yesus, tidak basuh
tangan sebelum makan, menyalahi peraturan hukum taurat yang berlaku
turun-temurun sejak nenek moyang mereka bangsa Israel.
Lukas 11:38
Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia
heran, karena Yesus tidak mencuci tanganNya sebelum makan.
Namun Yesus mengetahui kemunafikan
mereka dan justru menegur sekaligus menasehati mereka.
Lukas 11:39
Tetapi Tuhan berkata kepadanya:
"Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan
pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan.
Sikap dan perbuatan mereka, berbeda
jauh dengan apa yang mereka ucapkan atau yang mereka ajarkan kepada orang lain
dan hal ini sangat kentara sekali.
Pada ayat-ayat selanjutnya, keboborokan
sikap dan perbuatan mereka dibeberkan oleh Yesus sehingga mereka menjadi marah.
(bacaan Injil hari berikutnya).
Kita dengar apa yang disampaikan Yesus
kepada orang farisi :
Lukas 11:40-41
Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia
yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan
tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan
menjadi bersih bagimu.
memberi sedekah = berbuat kasih
Adalah baik memperhatikan kebersihan
mencuci tangan sebelum makan supaya tangan bersih dan tidak mencemari makanan
namun kebersihan hati kita lebih penting harus dijaga.
Hati yang bersih terpancar keluar
melalui sikap dan perbuatan yang penuh kasih menolong orang lain.
Bacaan pertama dari kitab Galatia pasal
5 tentang sunat yang merupakan salah satu bagian ketetapan hukum taurat dengan
bacaan Injil Lukas tentang orang farisi menerapkan hukum taurat secara lahiriah
saja dimana keduanya mengenai kebenaran menurut hukum taurat.
Ada yang menarik dari perkataan Rasul
Paulus di dalam suratnya kepada jemaat di Galatia tentang hukum taurat.
Galatia 5:4-5
Kamu lepas dari Kristus, jikalau
kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.
Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita
menantikan kebenaran yang kita harapkan.
Sepintas sepertinya kebenaran hukum
taurat tidak membuat orang menjadi hidup di dalam kebenaran Tuhan.
Sesungguhnya yang terjadi adalah
penerapan hukum taurat yang diartikan berbeda dengan makna dari isi hukum
taurat tersebut.
Seperti kita ketahui dari kenyataan
dimana ahli taurat dan orang farisi menambahi peraturan pelaksanaan hukum
taurat yang bertentangan dengan maksud ditetapkan hukum taurat oleh Musa pada
saat mengatur bangsa Israel selama di padang gurun.
Padahal di kitab taurat sudah
diingatkan agar tidak merubah hukum taurat.
Ulangan 4:2
Janganlah kamu menambahi apa yang
kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu
berpegang pada perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.
Yesus mengajarkan kasih dan terlihat
dari perbuatan yang dilakukan Yesus semata-mata atas belas kasihan.
Yesus bertindak sesuai dengan apa yang
IA katakan atau yang IA ajarkan dan kesemuanya itu berdasarkan kasihNya yang
tergerak belas kasihan melihat kesusahan dan penderitaan orang.
Rasul Paulus menegaskan bahwa yang
penting adalah iman yang menggerakan kasih di dalam hati kita dan bukan karena
menjalankan hukum taurat mengenai hal bersunat.
Galatia 5:6
Sebab bagi orang-orang yang ada di
dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu
arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.
Begitu hendaknya kita banyak berbuat
kasih yang menjadi tolok ukur apakah kita sudah mengerti dan memaknai setiap
firman Tuhan yang kita dengar.
Mengetahui kebenaran Firman Tuhan
adalah baik tetapi tidak cukup sampai mengetahui saja melainkan harus diikuti
dengan sikap dan perbuatan kita yang mencerminkan kualitas iman kita yang
menghasilkan buah-buah kasih.
Oleh sebab itu kita perlu membersihkan
hati kita dari segala kotoran dosa-dosa supaya setiap benih firman Tuhan dapat
bertumbuh, berakar, dan menghasilkan buah-buah kasih.
REFLEKSI DIRI
Apakah hatiku sudah dibersihkan dari
segala hawa nafsu dan keinginan daging dengan mengisi relung hatiku oleh benih
firman Tuhan agar hatiku semakin hari semakin dipenuhi oleh kasih?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
Pekan Biasa ke 28
Warna Liturgi : Hijau
Galatia 4:31b-5:6
Mazmur 119:41-48
Lukas 11:37-41
BcO : Sirakh 14:20:15:10
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com