Sabtu, 29 Oktiber 2016
Sebab barangsiapa meninggikan
diri,
ia akan direndahkan dan barangsiapa
merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
(Lukas 14:11)
Ayat firman Tuhan ini mudah dipahami
dan so pasti setiap orang mengetahui hal ini namun kenyataannya masih saja ada
orang yang "lupa" akan nasehat ini.
Ojo lali (bahasa jawa) = jangan
lupa
ojo = jangan ; lali = lupa
menurut para ahli,
Otak manusia bekerja efektif bila ada
gambar atau visual tetapi kelemahan otak manusia adalah tidak mengenal kata
"tidak" atau kata "jangan" dan otak kita merespon sama
terhadap hal-hal imajinasi dengan hal-hal real/nyata.
Itu sebabnya bila dinasehati ada kata
"jangan", justru orang melakukan apa yang dilarang atau yang tidak
boleh dilakukan, seperti misalnya :
Jangan lupa berdoa atau jangan lupa
membaca firman Tuhan setiap hari.
Justru kenyataannya orang lupa berdoa
dan lupa membaca firman Tuhan.
Injil Lukas hari ini menasehati agar
kita bersikap rendah hati.
Kalau dinasehati jangan tinggi hati
atau tidak tinggi hati malah bersikap tinggi hati, oleh sebab itu lebih baik
katakan hendakbya kita bersikap rendah hati.
Timbul pertanyaan : mengapa orang
cenderung bersikap tinggi hati, bukannya bersikap rendah hati?
Kembali kita konsultasi dengan para
ahli di bidang psikologi yang meneliti sifat dan karakter manusia.
Menurut ahli bernama Abraham Maslow
bahwa kebutuhan dasar manusia :
1) aktualisasi diri : sukses,
kuasa
2) ego : status, percaya diri, harga
diri
3) dihormati, rasa memiliki,
berteman
4) rasa aman
5) fisiologis : makanan, air, udara,
sex
Darisini bisa disimpulkan bahwa orang
membutuhkan dirinya diterima, dihargai atau dipuji, dan dihormati orang
lain.
Kitab Amsal dan Sirakh memberikan
nasehat kepada kita agar menguasai dan mengendalikan diri yang merupakan salah
satu buah-buah roh menurut kitab Galatia 5:22.
Biasanya orang yang mengalami luka
batin sulit menguasai emosi dirinya karena seringkali alam bawah sadarnya
mengingatkan kembali masa lalunya yang melukai hatinya.
Sekali lagi menurut ahli psikologi
yakni Sigmund Freud bahwa alam bawah sadar manusia menyimpan 90% memori masa
lalu sejak masih dalam kandungan ibu hingga dewasa dan dampaknya akan muncul ke
permukaan melalui ekspresi dan sikap seseorang.
Sifat tinggi hati timbul karena tidak
mampu mengendalikan diri akibat masa lalunya terluka dimana ia dicuekin atau
tidak diterima, tidak dihargai orang lain sehingga saat sekarang ia sukses
karir/bisnis, sukses menjadi kaya, dan namanya terkenal maka tanpa disadari ia
tinggi hati karena ingin tunjukkan pada dunia bahwa ia orang yang hebat.
Oleh sebab itu, penyembuhan luka batin
atau inner healing sangat perlu supaya diri kita dilepaskan dan dibebaskan
serta disembuhkan hati kita yang terluka oleh Roh Allah yakni Roh Kudus.
Memaafkan dan mengampuni orang lain dan
menerima keadaan diri sendiri adalah salah satu kunci meredam sifat dan sikap
tinggi hati seseorang.
Hanya Kuasa Roh Kudus yang mampu menyembuhkan
secara total setiap luka batin yang bersembunyi di alam bawah sadar kita
sedangkan ilmu psikologi terbatas pada penyembuhan di bagian luar diri kita dan
bagian terdalam diri kita tidak mampu menyembuhkannya.
Jiwa kita yakni pikiran, perasaan, dan
keinginan/kehendak, seringkali tertekan oleh situasi dan kondisi hidup.
Mazmur 42:6
Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku,
dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur
lagi kepadaNya, penolongku dan Allahku!
Tidak ada jalan lain kecuali datang
pada Tuhan supaya jiwa kita disegarkan.
Matius 11:28
Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu
dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Selanjutnya,
Yesus menasehati kepada kita agar
duduklah di tempat yang paling rendah bila diundang ke pesta.
Lukas 14:10
Apabila engkau diundang, pergilah duduk
di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata
kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan
menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain.
Kenyataannya, orang lebih suka duduk di
tempat terhormat di depan karena mencerminkan harga dirinya dan status dirinya
dihargai orang lain tetapi justru Yesus mengatakan sebaliknya yakni:
Lukas 14:7-8
Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu
berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini
kepada mereka: "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan,
janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang
seorang yang lebih terhormat dari padamu.
Letak permasalahannya adalah seperti
yang telah dijelaskan di bagian awal yaitu disebabkan seseorang tidak dapat
mengendalikan dirinya sehingga tanpa disadarinya ia menjadi tinggi hati karena
luka batin di masa lalunya.
REFLEKSI DIRI
Apakah aku bersikap rendah hati kepada
orang lain dalam segala hal kehidupan?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
Pekan Biasa ke XXX
Warna Liturgi : Hijau
Filipi 1:18b-26
Mazmur 42:2-3,5
Lukas 14:1,7-11
BcO : Kebijaksanaan 7:15-30
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com