Jumat, 14 Oktober 2016
Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang
tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan
diketahui.
(Lukas 12:2)
Aroma durian yang telah matang sangat
tajam meski sudah dimasukan ke dalam toples masih tercium dan .orang tahu ada
durian di ruangan tersebut.
Demikian juga suatu perbuatan dosa akan
tersingkap melalui dampaknya terhadap dirinya sendiri maupun kepada orang lain,
terutama di keluarganya.
Misalnya, perhatikan orang yang korupsi
akan berubah gaya hidupnya bersifat lebih konsumtif dan kemewahan terlihat,
juga sikapnya terlihat angkuh/arogan.
Orang yang bersalah, apalagi berdosa
tetapi tidak mau mengakui kesalahan atau dosanya maka biasanya berusaha
menutupinya supaya tidak ketahuan dan terlihat orang lain padahal Tuhan pasti
melihat perbuatannya.
Namun sepandai-pandainya orang berusaha
menutupinya dengan berakting menampilkan kesantunan agar terkesan seperti orang
bijaksana namun tanpa ia sadari, keburukan sifatnya tersembul keluar nampak di
wajahnya bila sesuatu hal bersinggungan dengan kepentingan gengsi atau
hargadirinya.
Namanya juga berakting, tentu berperan
seperti skenario yang dibuat agar orang lain memuji penampilan aktingnya.
Bahkan akting diatur seakan-akan
persis sama dengan aslinya agar tidak terlihat direkayasa;
yach...seperti itulah upaya dilakukan seseorang untuk menutupi kesalahannya dan
dosanya.
Ayat Lukas 12:2 hendak menyatakan bahwa
hiduplah dengan jujur apa adanya dan tidak ada gunanya mencari alasan
membenarkan diri atas perbuatan salah dan perbuatan dosa yang dilakukannya
sebab menurut firman Tuhan berikut ini:
Lukas 12:3
Karena itu apa yang kamu katakan dalam
gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di
dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah.
Seharusnya akui saja kesalahannya lalu
minta maaf kepada orang bersangkutan atau bila berbuat dosa maka akui saja di
hadapan Tuhan, lalu mohon ampun dan merubah sikap hidup lebih baik lagi.
Orang yang berusaha menutupi dosanya
akan menyeret dirinya pada kemunafikan seperti yang dilakukan orang Farisi dan
Yesus menasehati murid-muridNya agar tidak seperti kelakuan orang Farisi.
Lukas 12:1
Sementara itu beribu-ribu orang banyak
telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar,
pertama-tama kepada murid-muridNya, kataNya: "Waspadalah terhadap
ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi".
Ragi itu proses perubahan mikro organis
bercampur gula untuk menghasilkan karbon dioksida dan kadar alkohol, biasa
digunakan sebagai bahan pembuat adonan roti atau membuat tape.
Karena sifat ragi dapat mengubah suatu
bentuk menjadi bentuk yang lain maka kualitas ragi amat menentukan
hasilnya.
Semula para murid berpendapat bahwa
ragi yang dimaksud Yesus adalah roti.
Matius 16:11-12
Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti
bahwa bukan roti yang Kumaksudkan. Aku berkata kepadamu: Waspadalah terhadap
ragi orang Farisi dan Saduki." Ketika itu barulah mereka mengerti bahwa
bukan maksudNya supaya mereka waspada terhadap ragi roti, melainkan terhadap
ajaran orang Farisi dan Saduki.
Yesus menjelaskan tentang ragi atau
ajaran orang farisi kepada murid2Nya.
Pertama
Orang Farisi menyombongkan diri sebab
merasa dirinya benar dan bertindak sebagai hakim menentukan kebenaran.
Lukas 16:15a
Yesus berkata kepada orang
farisi:
kamu membenarkan diri di hadapan orang,
tetapi Allah mengetahui hatimu.
Matius 23:2
Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi
telah menduduki kursi Musa.
Kedua
Orang Farisi biasanya pamer diri supaya
mendapatkan pujian, terutama ketika sedang menjalankan kewajiban agama.
Matius 23:5-7
Semua pekerjaan yang mereka lakukan
hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar
dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan
dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di
pasar dan suka dipanggil Rabi.
Matius 6:1
Ingatlah, jangan kamu melakukan
kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian,
kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
Ketiga
Orang Farisi menetapkan peraturan dan
tradisi sebagai hukum yang harus ditaati dan menjadi beban bagi
masyarakat.
Lukas 11:46
Celakalah kamu juga, hai ahli-ahli
Taurat, sebab kamu meletakkan beban-beban yang tak terpikul pada orang, tetapi
kamu sendiri tidak menyentuh beban itu dengan satu jaripun.
Selanjutnya,
Banyak orang berdesakan ingin melihat
dan mendengar apa yang Yesus lakukan dan apa yang Yesus ajarkan.
Lukas 12:4-5
Aku berkata kepadamu, hai
sahabat-sahabatKu, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh
tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan
kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang
setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka.
Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!
Suatu peringatan bagi kita bahwa takut
kepada Allah berarti kita menghormati Allah sebagai penguasa hidup kita dan
menunjukan kepercayaan kita kepada Allah yang pasti memelihara hidup kita
karena IA sangat mengasihi kita.
Lukas 12:6-7
Bukankah burung pipit dijual lima ekor
dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekorpun dari padanya yang dilupakan
Allah, bahkan rambut kepalamupun terhitung semuanya. Karena itu jangan
takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.
Ketakutan itu muncul karena tidak yakin
Tuhan Allah melindungi kita, akibatnya kita berusaha mencari perlindungan dari
hal-hal dunia.
misalnya menimbun harta untuk menjamin
masa depan, gunakan benda-benda yang dipercayai ada suatu kekuatan
magis/mistik, lakukan ritual rohani tetapi dengan tujuan dapat rejeki atau
menjamin keselamatan dirinya dan masih banyak cara lainnya.
Memberhalakan sesuatu berupa benda
rohani maupun benda dunia, prinsip intelektual, adalah tidak berkenan bagi
Tuhan Allah sebab IA mau kita sembah dan percaya hanya kepadaNya saja.
Yesaya 43:10-11
"Kamu inilah saksi-saksiKu,"
demikianlah firman Tuhan, "dan hambaKu yang telah Kupilih, supaya kamu
tahu dan percaya kepadaKu dan mengerti, bahwa Aku tetap Dia. Sebelum Aku
tidak ada Allah dibentuk, dan sesudah Aku tidak akan ada lagi. Aku, Akulah
Tuhan dan tidak ada juruselamat selain
J A D I
Keyakinan pada Tuhan Allah hendaklah
berakar di dalam iman supaya sikap kita terbuka kepadaNya sebab tidak mungkin
kita bisa menutupi segala sesuatu di hadapanNya. ( baca Mazmur 139).
REFLEKSI DIRI
Apakah hidupku jujur di hadapan Tuhan
dan sikapku terbuka transparan sesuai yang terkandung di dalam hati maupun
terpatri di pikiranku?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
Kalistus I
Warna Liturgi : Hijau
Efesus 1:11-14
Mazmur 33:1-5,12-13
Lukas 12:1-7
BcO : Sirakh 17:15-32
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com