Kamis, 26 Juli 2018
SIRAKH 44:1,10-15
MAZMUR 132:11,13-14,17-18
MATIUS 13:16-17
Matius 13:17
Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang
benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya dan ingin
mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.
Nabi-nabi di jaman Perjanjian Lama bernubuat tentang kedatangan
Mesias tetapi tidak melihat penggenapan atau realisasi dari nubuatan
mereka.
Kita umat kristiani bersyukur berbahagia dapat menyaksikan
mukjizat Yesus yang spektakuler sedangkan para nabi dan orang-orang benar yang
hidup di jaman sebelum Yesus, mereka tidak mendapat kesempatan
melihatnya.
Tetapi herannya, masih ada sebagian orang tidak tergerak hatinya
meski sudah menyaksikan mukjizat, bahkan ada yang sudah mengalami mukjizat
dalam dirinya
Penyebab ketidak-percayaan kepada sesuatu mukjizat, biasanya
:
1) curiga mukjizat itu palsu/direkayasa
2) logikanya tidak menerima mukjizat
3) perasaannya takut menerima mukjizat
Padahal sebaiknya singkirkan segala intelektual yang menjadi
kebanggaanmu jika mau menerima dan mengalami mukjizat Tuhan di dalam
hidupmu.
Sebab intelektual itu selalu menganalisa setiap peristiwa diluar
penalaran dan diluar ukuran kemampuan kepintaran otaknya yang hanya
sebesar sekepal genggaman tangan yang tentu saja tidak bisa menandingi
Allah.
Lebih baik kita tidak menolak mukjizat daripada langsung
menyatakan tidak percaya pada mukjizat, setelah itu, boleh kita uji kebenaran
suatu mukjizat.
Mukjizat Tuhan menyembuhkan penyakit biasanya secara total dan
tidak akan kambuh lagi.
Kesembuhan rohani biasanya akan ada perubahan nyata di dalam
sikap hati dan pikiran yang ingin dekat dengan Tuhan; mulai rajin berdoa,
hadiri misa ekaristi, yang sebelumnya tidak rutin dilakukan.
Apa yang yang kita dengar tentang Yesus Kristus dari Injil dapat
kita lihat juga dari mukjizat terjadi di jaman sekarang ini.
Realitanya, masih banyak umat kristianni tidak mau mendengar
pemberitaan Injil dan tidak mau melihat mukjizat Tuhan.
Begitu bangun tidur, yang dilihat adalah berita dari hal-hal dunia
dan mendengar segala sesuatu berasal dari dunia.
Tidak banyak yang memprioritaskan melihat dan mendengar tentang
hal-hal rohani; sungguh menggemaskan sikap orang yang mengaku percaya pada
Yesus tetapi menyepelekan hal-hal rohani.
Padahal menurut Firman Tuhan, kita ini hendaknya mendengarkan
Firman Tuhan setiap pagi dan setiap hari.
Yesaya 50:4b-5
Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang
murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang
yang letih lesu. Setiap pagi Tuhan mempertajam pendengaranku untuk
mendengar seperti seorang murid. Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku
tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.
Dengan mulut/lidah, kita bersaksi atau sharing iman dan kita
bisa memberikan pewartaan/pengajaran tentang Yesus Kristus agar orang lain yang
mendengar tergerak hatinya mendekat pada Tuhan.
Dahulu di jaman Perjanjian Lama, para nabi dipakai Allah maka di
jaman ini, kita juga dipakai Allah untuk memberitakan Injil dan memberikan
kesaksian iman.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com