Senin, 16 Juli 2018
YESAYA 1:11-17
MAZMUR 50:8-9,16-17,21,23
MARIUS 10:34-11:1
Matius 10:34
Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di
atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.
Perkataan Yesus ini sangat keras dan bisa menimbulkan salah
tafsir bagi orang yang hanya baca ayat ini saja dan tidak melihat konteks dan
keseluruhan perikop tentang Yesus membawa pemisahan : bagaimana mengikut
Yesus.
Pedang disini berbicara mengenai pemisahan antara sikap hidup
lama
yang berorientasi kepada kebenaran duniawi dan sikap hidup
baru di dalam kebenaran Tuhan.
Orang beriman memutuskan untuk mengikuti Yesus, harus
benar-benar
tegas dan tidak ragu-ragu seperti pedang bermata dua; satu sisi
bagian atasnya lebih tebal dan tumpul, satu sisi bagian bawahnya lebih tipis
dan tajam.
Apa maksudnya?
Sisi bagian atas pedang itu tebal dan tumpul artinya kita
hendaknya menumpuk perbuatan baik sesuai kebenaran Tuhan.
Sisi bagian bawah pedang itu tipis dan tajam artinya hendaknya
perbuatan dosa kita dikikis habis tanpa kompromi hingga setipis pedang.
Ibrani 4:12-13
Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada
pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan
roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran
hati kita. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapanNya, sebab
segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepadaNya kita
harus memberikan pertanggungan jawab.
Mari kita baca ayat selanjutnya supaya tidak salah paham
terhadap perkataan Yesus yang mengatakan bahwa IA datang bukan untuk membawa
damai?
Hal Pertama
Matius 10:35-36
Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak
perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang
ialah orang-orang seisi rumahnya.
Mengapa dengan percaya kepada Yesus akan berpotensi memisahkan
kita dari pihak keluarga?
Di dalam keluarga, bisa terjadi berbagai keyakinan iman diantara
sesama anggota keluarga dan kemungkinan bisa saja menimbulkan perpecahan atau
konflik karena masing-masing menonjolkan keyakinan imannya terbaik dan berusaha
menarik anggota keluarga lainnya supaya ikut dengannya.
Itu sebabnya kenapa pasangan yang mau menikah di Gereja Katolik
harus berjanji akan mendidik anak-anaknya menurut iman Katolik.
Repotnya bila pasangan suami-isteri berbeda keyakinan imannya
maka akan berpotensi terjadi konflik mendidik iman anak-anaknya.
Belum lagi bila anak-anaknya nanti kawin dengan menantu berbeda
keyakinan iman termasuk mertua atau besan.
Hal Kedua
Matius 10:37
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari padaKu, ia
tidak layak bagiKu; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan
lebih dari padaKu, ia tidak layak bagiKu.
Kita diperhadapkan untuk memilih setia kepada Yesus ataukah kita
memilih lebih mengasihi anak dan keluarga daripada mengasihi Yesus.
Kita tahu perintah Allah adalah :
Kasihilah Tuhan Allahmu adalah yang terutama dalam hidup ini
sedangkan mengasihi diri sendiri dan mengasihi sesama adalah bagian
berikutnya.
Kiita mesti memahami inti dari perintah Allah kepada kita supaya
dapat bertindak sesuai yang dikehendaki Allah.
Untuk memahami Matius 10:35-37 maka kita membutuhkan hikmat
Tuhan supaya dapat memahami apa yang hendak disampaikan perkataan Yesus
ini.
Tdaki mungkin Allah berbuat tega seperti bunyi ayat 35-37 tetapi
maknanya lebih menekankan sikap hati kita bersandar kepada Tuhan, bukan
bergantung pada hal-hal lain diluar Tuhan, termasuk bergantung kepada keputusan
keluarga.
Peranan kepala keluarga beserta istrinya sangat dominan untuk
mengatur seluruh anggota keluarga mendahulukan Tuhan diatas kepentingan
keluarga.
Jikalau tidak, maka keluarganya akan terkoyak-koyak disebabkan
adanya
perbedaan dan pertentangan keyakinan iman diantara anggota keluarga.
Itu sebabnya sebelum memutuskan menikah, urusan iman itu
penting, jangan sampai menjadi penghalangan keutuhan mahligai keluarga.
Perkawinan beda keyakinan imannya lebih berpotensi terjadi
konflik antara suami-istri, orangtua-anak, menantu dan mertua.
Hal Ketiga
Matius 10:38
Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak
layak bagiKu.
Menyangkal diri = melepaskan kepentingan diri sendiri bagi orang
lain.
Memikul salib = rela mengorbankan diri demi menyelamatkan orang
lain.
Mengikut Yesus = mau tunduk menuruti semua perkataan
Yesus.
Terkadang kita sudah berbuat baik pada orang lain namun
menyebabkan kita berada dalam kesulitan tetapi kita tahu semua itu terjadi
sebagai ujian iman.
1 Petrus 3:17
Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu
dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.
Contohnya :
Abraham sudah berbuat baik dengan mengajak keponakannya yaitu
Lot pergi bersama-sama menuju ke tanah Kanaan.
Kejadian 12:4a
Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya,
dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun,
ketika ia berangkat dari Haran.
Apa yang terjadi?
Justru Abraham mengalami kesulitan sebab terjadi pertengkaran
perebutkan domba dan lembu sehingga memaksa
Abraham berpisah dari Lot dengan menyerahkan tanah yang
subur kepada Lot; kurang ajar ini keponakannya, sudah ditolong malah
mengambil bagian tanah yang subur (Kejadian pasal 12 dan 13).
Tentu kita juga pernah ada pengalaman serupa; lalu bagaimana
reaksi
kita menghadapi kenyataan demikian?
Meskipun sesungguhnya Abraham tidak patuh kepada Allah yang
menyuruhnya meninggalkan sanak saudaranya.
Kejadian 12:1
Berfirmanlah Tuhan kepada Abram: "Pergilah dari
negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan
Kutunjukkan kepadamu.
Hal keempat
Matius 10:39
Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan
nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan
memperolehnya.
Mengikuti Yesus harus secara total, tidak boleh
setengah-setengah.
Kita manusia ini sudah ditebus oleh darah Yesus dan sudah
dibayar lunas karena penebusan Yesus di kayu salib.
1 Petrus 1:18-19
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang
sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana,
bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu
darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak
bercacat
1 Korintus 7:23
Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar. Karena itu
janganlah kamu menjadi hamba manusia.
Hidup kita jalani saat ini sesungguhnya milik Tuhan dan kita
tidak mempunyai hak untuk mengatur hidup kita tetapi Hak Tuhan yang mengatur
hidup kita.
Pengetahuan dan pemahaman hal ini, tidak banyak orang beriman
kepada Yesus menyadarinya; dia pikir hidup ini dia sendiri yang atur.
kehilangan nyawanya karena Aku ... ia akan
memperolehnya.
artinya kita menyerahkan diri seutuhnya kepada Yesus maka kita memperoleh kehidupan kekal.
mempertahankan nyawanya, ... ia akan kehilangan nyawanya
artinya kita menyerahkan diri seutuhnya kepada Yesus maka kita memperoleh kehidupan kekal.
mempertahankan nyawanya, ... ia akan kehilangan nyawanya
artinya kita mau mengatur sendiri kehidupan kita maka justru
kita tidak memperoleh kehidupan kekal.
Nyawa itu berbicara mengenai sumber kehidupan dari Tuhan
Allah.
Jangan sampai kita kehilangan nyawa, bukan karena Yesus tetapi
disebabkan kesalahan dan perbuatan dosa kita.
Ke-4 hal ini menjadi dasar Yesus berkata bahwa IA datang
bukan membawa damai melainkan pedang.
Selanjutnya,
Yesus meneguhkan iman kita dengan mengatakan kata-kata
penghiburan akan kita peroleh ketika mengikuti Yesus :
Pertama
Matius 10:40
Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa
menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.
Ketika kita memberitakan Injil Kerajaan Allah sudah dekat dan
diterima oleh orang lain mendengarkan dan mereka mau bertobat, lalu percaya
kepada Yesus maka hati kita diliputi sukacita Ilahi.
Demikian pula bila pemberitaan Injil yang kita lakukan membuat orang beriman yang tersesat dan terhilang, mau kembali ke pangkuan Yesus maka sungguh tak dapat dilukiskan betapa menggembirakan hati kita.
Kedua
Matius 10:41
Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan
menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang
benar, ia akan menerima upah orang benar.
Saat kita dibaptis berarti kita diperbaharui di dalam Kristus
Yesus dan menerima Roh Kristus/Roh Kudus.
Katekismus Gereja Katolik (=KGK) mengatakan : Yesus Kristus diurapi oleh Bapa dengan Roh Kudus dan dijadikan imam, nabi, dan raja, maka seluruh umat Allah mengambil bagian dalam ketiga jabatan Kristus ini dan bertanggung-jawab untuk perutusan dan pelayanan.
(Lihat dan baca KGK 1241,1546,1581).
Yesus menjalankan tugas sebagai nabi, imam, raja maka kita umat kristiani menjalankan tugas utama Kristus.
(Lihat dan baca KGK 1241,1546,1581).
Yesus menjalankan tugas sebagai nabi, imam, raja maka kita umat kristiani menjalankan tugas utama Kristus.
1. Tugas sebagai nabi
* Hdup dalam kebenaran Firman Tuhan
* Aktif mewartakan Injil melalui kesaksian hidup, melalui
katekese, kotbah/renungan
2. Tugas sebagai imam
* Menghidupi sakramen dan liturgi
* HIdup dalam kekudusan
* Mengasihi Allah dan sesama manusia
* Mengasihi Allah dan sesama manusia
3. Tugas sebagai raja
* Menjalani tugas pelayanan
* Berbagi kepada sesama
* Bersekutu dalam komunitas rohani
Kita umat kristiani adalah orang benar di dalam iman percaya
pada Yesus Kristus.
1 Korintus 6:11b
Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah
dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh
Allah kita.
Ketiga
Matius 10:42
Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir sajapun kepada salah
seorang yang kecil ini, karena ia muridKu, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya
ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya.
Andaikan semua manusia memahami prinsip hidup diberkati Tuhan
maka di dunia ini tidak akan ada kelaparan dan kemiskinan.
Amsal 11:25
Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi
minum, ia sendiri akan diberi minum.
Namun manusia saling sikut, berebutan, dan cenderung tamak dan
rakus mengejar kesenangan untuk diri sendiri.
Berkat Tuhan yang diterimanya, hanya secuil saja disalurkan
untuk diberikan kepada orang lain yang membutuhkan.
Rasul Paulus mengatakan :
Kisah 20:35
Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa
dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus
mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah
lebih berbahagia memberi dari pada menerima.
Kita pengikut Yesus, sudah selayaknya kita mencontoh
teladan Yesus senantiasa memberi diri-Nya untuk kepentingan orang lain
supaya mereka mengalami hidup berkelimpahan berkat-Nya.
Demikianlah permenungan kita dari bacaan Injil hari ini dan
semoga kita mau
mengikut Yesus dengan segala konsekwensinya dan memfokuskan
hidup kita berpusat pada Yesus.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com