SELASA,
23 JUNI 2020
2
RAJA 19:9b-11,14-21,31-36
Hizkia
berdoa memohon Tuhan menolong negerinya dari serangan raja Asyur dan Tuhan
melalui Yesaya menyampaikan pesan kepada Raja Hizkia bahwa doanya telah
didengar Tuhan.
MAZMUR
48:2-4,10-11
Seperti
namaMu, ya Allah, demikianlah kemasyhuranMu sampai ke ujung bumi; tangan
kananMu penuh dengan keadilan. Biarlah gunung Sion bersukacita; biarlah
anak-anak perempuan Yehuda bersorak-sorak oleh karena penghukumanMu!
MATIUS
7:6,12-14
Melalui
pintu yang sesak dan sempit akan menuju kepada kehidupan dan perbuatlah
kebaikan kepada orang lain.
RENUNGAN
Dalam
bacaan pertama dikisahkan raja Hizkia berdoa kepada Tuhan memohon perlindungan
Tuhan atas masalah bangsa Israel yang diserang oleh raja Asyur.
Kita
belajar dari Hizkia, walau ia seorang raja namun bersandar kepada Tuhan dan hendaknya
kita mencari solusi terbaik adalah mengandalkan Tuhan.
Amsal
3:5
Percayalah
kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu
sendiri.
Tidak
mudah memilih mengandalkan Tuhan sebab biasanya ada begitu banyak solusi
ditawarkan dunia sehingga kita lebih memilih solusi dunia mengatasi masalah
kita.
Bukan
hanya persoalan masalah saja tapi dalam hal kesenangan, kita ditawarkan juga
pilihan dari kesenangan duniawi.
Kita
terbiasa memilih kebiasaan umum yang banyak diikuti orang menjadi pilihan yang
kita lakukan di dalam segala hal.
Termasuk
memilih hal-hal rohani ataukah hal-hal jasmani dan biasanya cenderung
mengutamakan hal-hal jasmani atau hal duniawi daripada hal rohani.
Yesus
mengingatkan kita agar memilih pintu yang sempit dari pada pintu yang luas
artinya mengutamakan melalui pintu yang sempit menuju kehidupan abadi dari pada
pintu yang lebar menuju kehidupan sementara yakni kehidupan di dunia ini.
Matius
7:13-14
Masuklah
melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang
menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena
sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit
orang yang mendapatinya.
Untuk
menuju kepada kehidupan abadi, kita mesti menguduskan/menyucikan diri kita di
hadapan Tuhan.
Mungkinkah
kita mampu mengkuduskan atau menyucikan diri kita dari kotoran dunia dan
menjerumuskan kita berbuat dosa? jawabannya tentu bisa bila kita bersandar
kepada Tuhan.
Kolose
1:21-22
Kamu
yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhiNya dalam hati dan pikiran
seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikanNya,
di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematianNya, untuk menempatkan kamu kudus
dan tak bercela dan tak bercacat di hadapanNya.
Tuhan
yang mendorong kita melakukan perbuatan baik agar semakin hari berlalu kita
semakin banyak berbuat baik.
Seringkali
kita cenderung menuntut orang lain berbuat baik terlebih dahulu kepada kita dan
setelah itu baru kita membalas kebaikan orang lain.
Matius
7:12
Segala
sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian
juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
Padahal
seharusnya kita banyak berbuat baik kepada orang lain tanpa menuntut balasan
dari orang tersebut sebab Tuhan yang membalas kebaikan kita.
Amsal
19:17
Siapa
menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah, memiutangi Tuhan, yang akan
membalas perbuatannya itu.
Karena
kita bersandar dan mengandalkan Tuhan maka kita membalas kebaikan Tuhan dengan
berbuat kebaikan kepada orang lain.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com