SENIN,
17 AGUSTUS 2020
SIRAKH
10:1-8
Pemerintahan
yang bijak mempertahankan ketertiban pada rakyatnya, dan pemerintahan orang
arif adalah teratur.
Raja
yang tidak terdidik membinasakan rakyatnya, tetapi sebuah kota sejahtera berkat
kearifan para pembesarnya.
MAZMUR
101:1-3,6-7
Aku
hendak memperhatikan hidup yang tidak bercela: Bilakah Engkau datang kepadaku?
Aku hendak hidup dalam ketulusan hatiku di dalam rumahku.
Tiada
kutaruh di depan mataku perkara dursila; perbuatan murtad aku benci, itu takkan
melekat padaku.
MATIUS
22:15-21
Orang
Farisi bersama orang Herodian mencobai Yesus dengan bertanya apakah boleh
membayar pajak kepada Kaisar?
Yesus
mengatakan bahwa berikanlah apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
yang wajib kanu berikan pada Tuhan.
RENUNGAN
Banyak
orang tidak bertanggung-jawab melakukan kewajiban dengan berbagai alasan
pembenaran diri.
Orang
lebih suka membicarakan tuntutan yang menjadi hak-nya tetapi melalaikan yang
menjadi kewajiban-nya padahal seharusnya hak dan kewajiban saling melengkapi,
bukan saling menuntut.
Namun
kenyataannya tidak seperti itu di dalam segala bidang kehidupan duniawi maupun
kehidupan rohani, ketimpangan hak dan kewajiban terjadi sehingga tidak heran
timbul konflik kepentingan yang masing-masing orang mengklaim dirinya benar
melakukan tuntutan hak-nya tetapi tak peduli kewajiban harus dipenuhinya.
Dalam
bacaan injil, orang Farisi menguji sekaligus menjebak Yesus supaya salah
menjawab pertanyaan mereka.
Jika
dijawab melarang membayar pajak kepada Kaisar maka Yesus dituduh makar
menghasut rakyat memberontak.
Matius
22:17
Katakanlah
kepada kami pendapatMu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau
tidak?
Yesus
mengingatkan membayar pajak itu adalah kewajiban bagi rakyat, begitu juga
keadaan sekarang ini membayar pajak adalah kewajiban kita pada
pemerintah.
Yesus
mengatakan bahwa bukan hanya kewajiban kepada Kaisar saja yang harus dilakukan
tetapi kewajiban pada Tuhan.
Matius
22:21
Jawab
mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka:
"Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan
kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Lalu
timbul pertanyaan; seperti apa ya kewajiban kepada Tuhan?
Saudara
kita dari Kristen dengan lantang menjawab membayar persepuluhan dan persembahan
khusus adalah kewajiban sebab ada dasar Firman Tuhan.
Maleakhi
3:8
Bolehkah
manusia menipu Allah? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata: "Dengan
cara bagaimanakah kami menipu Engkau?" Mengenai persembahan persepuluhan
dan persembahan khusus!
Bagaimana
dengan umat Katolik?
Tidak
harus membayar persepuluhan tetapi sukarela memberi persembahan dengan dasar
Firman Tuhan juga:
2
Korintus 9:7
Hendaklah
masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati
atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan
sukacita.
Ada
yang mengatakan bahwa kewajiban timbul karena ada perintah, peraturan.
Maka
dari itu kewajiban kita kepada Tuhan, atas dasar perintah, peraturan yang Tuhan
berikan lewat para Nabi dan oleh Yesus secara langsung.
Perintah
Tuhan adalah mengasihi sesama dan mengasihi Tuhan (Markus 12:30-31) kemudian
perintah untuk memberitakan Injil (Matius 28:19-20) dan peraturan Tuhan
(Keluaran 20:1-17).
Mari
tanyakan diri kita masing-masing; apakah kita peduli dengan kewajiban kita
kepada Tuhan ataukah kita lebih fokus pada tuntutan keinginan kita lewat doa
kepada Tuhan.
Wahai
saudara/i-ku dalan Yesus Kristus,
Kita
tidak ada hak menuntut pada Tuhan sebab kita telah ditebus oleh Salib Yesus (1
Petrus 1:18-19).
Sadarilah
kita tidak ada hak sebab kita hanya ada kewajiban kepada Tuhan!!
Masih
banyak umat kristiani tidak tahu akan hal ini karena tidak membaca kitabsuci
bahwa kita manusia tidak bisa menuntut Tuhan (Yesaya 29:16).
Kita
ini manusia diciptakan dan dibentuk oleh Tuhan maka wajar saja sebagai yang
diciptakan pasrah mengikuti keinginan Sang Pencipta (baca Yeremia
18:1-17).
JADI
Kewajiban
jika tidak didasari komitmen untuk melakukan dengan kerelaan hati maka yang ada
adalah keterpaksaan sebab takut dihukum bila tidak lakukan kewajibannya.
Tuhan
menginginkan kita melakukan kewajiban kita dengan kerelaan hati dan terlebih
lagi karena kita mengasihi Tuhan sehingga kita mau melakukan agar Tuhan senang
dan bahagia.
Matius
21:28-31a
Tetapi
apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi
kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini
dalam kebun anggur. Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi. Lalu
orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu
menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga. Siapakah
di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka:
"Yang terakhir."
Silahkan
merenungkannya.
Apakah
kita melakukan kewajiban dengan taat atas dasar kasih ataukah terpaksa atau
bahkan tidak mau melakukannya?
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com