Selasa, 8 November 2016
Demikian jugalah kamu. Apabila kamu
telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu
berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa
yang kami harus lakukan.
(Lukas 17:10)
Jaman dulu hubungan tuan dan hamba, bak
langit dan bumi.
Hamba atau budak tidak dihargai harkat
dan martabatnya sebagai manusia.
Tidak mengherankan bila Yesus juga
memaparkan keadaan seorang hamba yang hanya punya kewajiban tetapi tidak
memliki haknya untuk hidup layak.
Perlakuan tidak manusiawi kerapkali
menjadi hal lumrah sebagai hamba dan bukan merupakan kejahatan.
Lukas 17:7-9
Siapa di antara kamu yang mempunyai
seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata
kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
Bukankah sebaliknya ia akan berkata
kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku
sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan
minum.
Adakah ia berterima kasih kepada hamba
itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
Sampai sekarang perbedaan antara tuan
atau majikan dengan hamba masih ada meskipun tidak se-vulgar di jaman dulu.
Contohnya :
Hubungan pembantu rumah-tangga dengan
tuan/nyonya masih terlihat gap atau pembatas dan jarang sekali bisa makan
barengan satu meja.
Bahkan hubungan boss pemilik pabrik
dengan buruh/pekerja, masih terjadi pasang-surut terutama masalah upah.
Pemilik pabrik menuntut buruh bekerja
rajin, tidak hitungan jam kerja, menghasilkan produk yang baik dan dibayar upah
yang minimum saja dan kalo bisa semurah-murahnya upahnya untuk menekan biaya
operasional serendah-rendahnya agar memudahkan pricing atau harga jual barang
bersaing dengan kompetitor dan mrndapatkan profit/laba yang besar.
Buruh menuntut upah yang besar atau
setidaknya memenuhi kebutuhan pokok hidupnya tetapi tidak maksimal bekerja dan
meningkatkan kemampuan kerja atau skillnya sehingga kualitas produk tidak
optimal bahkan ada yang malas atau mencuri waktu kerja untuk santai.
Demikian fenomena tuan vs hamba atau
boss pabrik vs buruh dan sejenisnya; sejak jamam dahulu sampai sekarang
seringkali tidak sepaham karena berbeda tujuan kepentingannya.
Firman Tuhan memberikan solusi agar ada
keharmonisan hubungan tuan dan hambanya.
Kolose 4:1
Hai tuan-tuan, berlakulah adil dan
jujur terhadap hambamu; ingatlah, kamu juga mempunyai tuan di sorga.
Kolose 3:22
Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang
di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk
menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan.
Lalu bagaimana dengan hubungan kita
manusia dengan Tuhan Allah?
Manusia menuntut kepada Tuhan Allah
agar memberkati keperluan hidupnya dan mau mengatur diri sendiri.
Tuhan Allah menuntut manusia tunduk dan
taat-setia kepadaNya.
Satu hal yang tak boleh manusia lupa
bahwa Tuhan Allah adalah Pencipta sedangkan manusia adalah Ciptaan Tuhan Allah
dan dibentuk dari debu tanah.
Kejadian 2:7
Tuhan Allah membentuk manusia itu dari
debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah
manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Tahu diri dong, kita manusia ini harus
sadar, siapa diri kita ini hanyalah debu !!
Apa hak kita menuntut Tuhan Allah dan
apa kekuatan kita mau memberontak dan melawan Tuhan Allah?
Hamba/buruh saja tidak bisa melawan
majikan/tuan/boss karena kekuatannya lemah tak berdaya dari sisi financial dan
dari sisi kuasa; apalagi melawan Tuhan.
Yesus menggunakan perumpamaan tentang
tuan dan hamba adalah untuk mengingatkan kita manusia itu seperti seorang hamba
harus tunduk dan tidak bisa menuntut tuannya.
Rasul Petrus juga mengingatkan siapa
diri kita ini yang telah ditebus oleh Darah Yesus dan telah menjadi MilikNya
dimana kita hanya bisa menurut dan setia kepadaNya.
1 Petrus 1:18-19
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah
ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu
bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan
dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba
yang tak bernoda dan tak bercacat.
Seharusnya kita terus-menerus ingat
akan hal ini bahwa kita ini hanya debu tanah yang tidak ada apa-apanya dan
telah mendapat Anugerah menjadi anak anak Allah karena penebusan Yesus supaya
kita tidak berbuat dosa lagi dan tidak menjadi angkuh/sombong disaat harta kekayaan
dunia berhasil dikuasai dan popularitas melambung tinggi.
INGAT !!!
Kita ini hamba dan istilah kerennya
kita ini hamba Allah karena majikan/boss kita adalah Tuhan Allah.
Jadi ajudan boss saja sudah bangga dan
hormat kepada boss, apalagi menjadi hamba Allah harusnya lebih bangga lagi dan
lebih menghormatiNya.
Kepada boss saja kita tunduk pada
perintahNya dan berusaha senangkan hati boss supaya gaji dinaikkan.
Lalu kenapa kepada Tuhan Allah tidak
tunduk pada perintahNya???
Kagak perlu banyak alasan dan berdalih
tidak tahu atau tidak mengerti apa sih perintah Tuhan dan apa sih kehendak
Tuhan?
Dibilangin baca baca baca baca firman
Tuhan di Alkitab saja kagak mau padahal kupingnya nornal kagak budek dan
otaknya pinter terbukti sukses tapi belagak tidak mengerti firman Tuhan; dengan
alasan sulit dimengerti.
Coba kalo perintah boss tidak
dijalankan pasti ditegor dan dimarahin bahkan bisa dipecat namun jika ditegor,
dimarahin Tuhan Allah, eh balas marah, ngambek, dan membelot tidak mau percaya
lagi kepada Tuhan Allah dan pergi ke dukun, paranormal yang katanya sakti atau
lari ke kuasa gelap alias kuasa Iblis.
SUNGGUH KETERLALUAN KITA INI SEBAGAI
MANUSIA TIDAK TAHU DIRI !!!
Untung saja Tuhan Allah itu super super
baik hati dan sangat sayang kepada kita sebab kalau tidak, habislah kita
manusia
J A D I
Hendaklah kita hidup bijaksana dan mau
hidup diatur oleh Tuhan Allah.
Mazmur 37:23
Tuhan menetapkan langkah-langkah orang
yang hidupnya berkenan kepadaNya.
Titus 2:12
Ia mendidik kita supaya kita
meninggalkan kefasikan dan keinginan-keinginan duniawi dan supaya kita hidup
bijaksana, adil dan beribadah di dalam dunia sekarang ini.
Cukup sekian saja renungan hari ini
sebab kita sudah tahu koq nasehat ini, cuman belagak ga ngerti atau merasa
sombong diri karena situasi hidupnya saat ini nyaman-nyaman saja, lagi
hepi.
Ntar, kalo dijewer, ditegor
Tuhan,
baru deh teriak-teriak dan tiba-tiba
jadi anak penurut, mendadak jadi rajin doa, dan mulutnya keluar untaian kata
indah.
Ujiannya : apakah betul bertobat dan
tulus hati mau mentaati dan setia pada Tuhan Allah?
Ada dua ujian yakni :
Pertama
Doa-doamu dijawab Tuhan bahkan lebih
dari yang diminta.
Tuhan Allah mau lihat cara kita memakai
Berkat-BerkatNya; apakah dihabiskan atau sebagian besar digunakan untuk diri
sendiri dan tidak mau berbagi atau tidak mau peduli kepada orang lain?
Bacalah 2 Korintus 9:6-15 supaya
ngerti bahwa prinsip tabur-tuai berlaku di sepanjang hidup kita di bumi
ini.
Kejadian 8:22
Selama bumi masih ada, takkan
berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan,
siang dan malam.
Kedua
Persoalan hidupmu belum berhasil
diatasi bahkan timbul masalah hidup yang lain semakin menambah beban
kesusahanmu.
Tuhan Allah mau lihat sampai sejauh
mana ketaatan kita menanggung beban kesusahan hidup; apakah menggerutu,
komplain sana-sini, ngambek, ataukah bahkan tidak mau percaya lagi kepada Tuhan
dan melakukan perbuatan dosa?
Silahkan baca keseluruhan kitab Ayub
dan cobalah gali maknanya supaya menemukan cara Tuhan menguji ketaatan dan
kesetian manusia.
Seharusnya kita mau belajar dari kedua
hal ujian ini supaya kita dengan senang hati menjalani ujian iman dan hidup
kita tidak kehilangan kegembiraan disaat kesesakan hidup sedang menimpa
kita.
Satu hal yang harus kita jaga agar
tidak berbuat kejahatan agar segera keluar dari segala permasalahan hidup
kita.
Mazmur 37:27
Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang
baik, maka engkau akan tetap tinggal untuk selama-lamanya.
Dengan demikian Tuhan berkenan dan
melimpahkan kasihNya kepada kita melebihi kasih dunia.
Mazmur 37:4
Bergembiralah karena Tuhan; maka Ia
akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.
REFLEKSI DIRI
Apakah aku menghormati Tuhan dengan
melakukan apa yang dikehendakiNya?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
Pekan Biasa ke XXXII
Warna Liturgi : Hijau
Titus 2:1-8,11-14
Mazmur 37:3-4,18,23,27,29
Lukas 17:7-10
BcO : 2 Makabe 6:12-31
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com