Senin, 7 November 2016
Yesus berkata kepada murid-muridNya:
tidak mungkin tidak akan ada penyesatan tetapi celakalah orang yang
mengadakannya.
(Lukas 17:1)
Perkataan Yesus ini menjelaskan bahwa
di dunia ini akan ada penyesatan yang dilakukan oleh orang tertentu dan tidak
aneh bila sampai saat ini hal itu terjadi.
Penyesatan bisa terjadi di segala
bidang kehidupan, terutama penyesatan ajaran agama berdasarkan kepentingan
orang yang mengadakan penyesatan tersebut.
Menurut Yesus, orang ini akan celaka
hidupnya sebab ia membawa orang lain ikut ke dalam ajaran yang
menyesatkan.
Menurut kitab Amsal, banyak orang yang
tertipu sebab dikiranya jalannya benar tetapi kemudian hari baru ia sadar telah
salah dan biasanya orang gengsi akui kesalahannya sehingga diteruskan saja dan
akhirnya dirinya ditelan alam maut.
Amsal 16:25
Ada jalan yang disangka lurus, tetapi
ujungnya menuju maut.
Seringkali penyebab terjadi penyesatan
karena keinginan menjadi terkenal dan diakui sebagai orang hebat.
Dibidang kerohanian, penyesatan terjadi
karena keyakinan berlebihan atas apa yang menurut pemikiran / pemahaman ajaran
yang dikuasainya adalah yang paling benar dan orang ini biasanya mengklaim
mendapat Wahyu Tuhan yang menyuruhnya mengajarkan ajaran yang diyakininya itu
kepada orang lain.
Ada keangkuhan dirinya yang merasa
menjadi juruselamat bagi orang lain sebab ia yakin dirinya utusan Tuhan.
Dia yakin ajarannya menjadi prototipe
atau standar ajaran yang benar yang Tuhan kehendaki agar orang lain tunduk pada
ajarannya.
Wah...sudah banyak contoh penyesatan
yang terjadi namun herannya masih saja ada orang yang melakukan penyesatan dan
ada juga orang dibutakan rohaninya mau menjadi pengikut ajaran sesat.
Faktor ekonomi keuangan dan ambisi
mencari popularitas menjadi alasan utama yang menyebabkan orang tergiur
mengikuti ajaran sesat maupun yang sengaja menciptakan ajaran sesat.
Galatia 1:9
Seperti yang telah kami katakan dahulu,
sekarang kukatakan sekali lagi: jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu
suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah
dia.
Timbul suatu perdebatan; bagaimana kita
mengetahui sesuatu ajaran sesat?
Gereja Katolik mengantisipasi ajaran
sesat dengan menetapkan peraturan Magisterium atau wewenang mengajar diserahkan
kepada Paus dan kepada para Uskup berdasarkan Dei Verbum 10.
Wewenang mengajar itu tidak berarti
berada diatas Sabda Allah melainkan hanya menafsikan dan mendefinisikan Sabda
Allah menurut Katekismus Gereja Katolik (=KGK) No.85, 86, 88, 100.
Penafsiran dan pendefinisian Sabda
Allah aau Firman Allah ditetapkan oleh Paus atau para Uskup dan menjadi
acuan/standarisasi untuk menentukan suatu ajaran itu menyimpang / sesat.
Lalu muncul pertanyaan :
Apakah Magisterium ini PASTI betul dan
sesuai dengan yang kehendak Tuhan?
Menurut KGK No.88 dikatakan bahwa
wewenang mengajar Gereja Katolik menggunakan secara oenuh otoritas yang
diterimanya dari Kristus apabila ia mendefinisikan dogma-dogma yang wajib
dipatuhi oleh umat.
Silahkan baca dokumen Gereja Katolik
dan menarik untuk diketahui.
Terjemahan dalam bahasa Indonesia
di
Gereja Katolik sangat teliti menetapkan
suatu peraturan dan ada rambu-rambu menjadi petunjuk agar kita umat kristiani
tidak salah mengikuti ajaran sesat.
Termasuk pemilihan pengurus gereja
diatur sedemikian rupa dan berdasarkan ajaran para Rasul.
Titus 1:5-6
Aku telah meninggalkan engkau di Kreta
dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan
supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah
kupesankan kepadamu yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai
hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh
karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib.
Misalnya :
Kriteria menetapkan seorang Panatua
atau pengurus gereja, sebagai berikut:
Sebab sebagai pengatur rumah Allah
seorang penilik jemaat harus :
1) tidak bercacat
2) tidak angkuh
3) bukan pemberang, bukan pemarah
4) bukan peminum
5) tidak serakah
6) suka memberi tumpangan
7) suka akan yang baik, bijaksana
suka akan yang
adil, saleh
8) dapat menguasai diri
9) berpegang kepada perkataan yang
benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang
berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya. (Titus
1:7-9)
Hal ini untuk menghindari kesalahan
dalam pemilihan pengurus gereja atau pengurus komunitas rohani lainnya sebab
pemimpin yang baik mengayomi kepengurusannya dengan bijaksana.
Sering terjadi pemimpin berpotensi
arogan dan bisa mempengaruhi anggota kearah yang diinginkannya; apalagi bila
hal ini menyangkut ajaran yang tidak sesuai dengan peraturan gereja.
Penyesatan dimulai pada saat seseorang
berambisi mendapatkan pengakuan atas apa yang dilakukannya adalah suatu
kebenaran absolut dan memaksakan orang lain mengikutinya.
Semoga kita menyadari bahwa tunduk pada
peraturan gereja adalah sebagai bagian dari penundukkan diri kepada Tuhan sebab
bagaimanapun juga gereja merupakan pengurus yang ditetapkan Tuhan untuk
mengatur kehidupan rohani setiap umat kristiani.
Tentu kita masih ingat perkataan Yesus
kepada Petrus saat memberikan tugas dan tanggung-jawab menggembalakan umat.
(baca Yohanes 21:15-18)
Matius 16:18-19
Akupun berkata kepadamu:
Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini Aku akan mendirikan jemaatKu dan alam maut tidak
akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang
kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia
ini akan terlepas di sorga.
REFLEKSI DIRI
Apakah aku tunduk kepada gereja dan
mengakui gereja sebagai bagian dari penundukan diriku kepada Tuhan agar hidupku
berjalan di jalan yang benar dan tidak tersesat ke jalan lain?
Salam Kasih,
Surya Darma
============= ☆☆☆ ============
Kalender Liturgi Katolik
Pesta semua orang Kudus Tarekat
Warna Liturgi : Hijau
Titus 1:1-9
Mazmur 24:1-6
Lukas 17:1-6
BcO : 1 Makabe 1:41-64
============= ☆☆☆ ============
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com