Rabu, 5 September 2018
1 KORINTUS 3:1-9
MAZMUR 33:12-15, 20-21
LUKAS 4:38-44
Lukas 4:43-44
Yesus berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku
harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus."
Dan Ia memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat di Yudea.
Bacaan Injil Lukas hari ini terdiri
dari dua perikop, yaitu :
Perikop pertama melanjutkan
bacaan kemarin yang berbicara mengenai kuasa Yesus yang menghardik iblis,
membuat Iblis gentar dan takut.
Hari ini dikisahkan bagaimana Yesus menghardik
penyakit, menyembuhkan penyakit ibu mertua Petrus.
Lukas 4:38-39
Kemudian Ia meninggalkan rumah ibadat itu dan
pergi ke rumah Simon. Adapun ibu mertua Simon demam keras dan mereka meminta
kepada Yesus supaya menolong dia. Maka Ia berdiri di sisi perempuan itu, lalu
menghardik demam itu, dan penyakit itupun meninggalkan dia. Perempuan itu
segera bangun dan melayani mereka.
Perikop kedua
Yesus mengajar dan memberitakan Injil di
Yudea. Yesus menekankan bahwa Ia harus memberitakan Injil Kerajaan
Allah sebab untuk itulah Yesus diutus.
Kita semua tahu bahwa tugas perutusan kita
adalah memberitakan Injil (=kabar sukacita Ilahi).
Dunia saat ini memporak-porandakan sukacita;
banyak orang kehilangan kegembiraan. Hari-hari dilalui dengan kegetiran hati
memikirkan keadaan hidup yang semakin berat menanggung derita.
masalah keuangan menjadi sumber masalah hidup
dan hanya sebagian kecil saja yang hidupnya tidak dibelit masalah
keuangan. Di jaman Yesus berkarya, situasi masyarakat juga mengalami
masalah keuangan.
Jika kita simak isi kitab injil dan kitab2
perjanjian baru menjelaskan tentang pelayanan yang Yesus lakukan, berkisar
mengenai :
1. pengajaran dan pewartaan
2. menyembuhkan penyakit
3. memgusir setan dan sejenisnya
4. memberi makan banyak orang
Sungguh memperihatinkan situasi kehidupan
manusia dari jaman ke jaman, dari satu generasi ke generasi berikutnya ternyata
tidak berubah situasi kehidupannya.
Yang hidup kekurangan mengais-ngais
makanan, kesulitan mencari nafkah
yang hidup berkelebihan mengeruk kekayaan,
kurang peduli pada orang lain.
Akibatnya banyak terjadi kelaparan, sakit
penyakit, rusaknya hubungan sesama, kecanduan & keterikatan, penindasan,
penganiayaan, kesepian, luka batin, dan sebagainya.
Pemberitaan Injil mutlak diperlukan untuk
memberikan harapan, memberi semangat hidup kepada mereka yang kehilangan
pengharapan.
Sungguh disayangkan, tidak banyak orang
tertarik terlibat dalam pelayanan, tidak bersedia menginjili karena berpendapat
itu bukan tanggung jawabnya, itu tugas pastor, tugas rohaniwan.
Kita bisa belajar meneladani Yesus yang rela
berkorban, tulus melayani, tak pernah lelah, dengan satu tujuan menolong dan
melepaskan mereka dari penderitaan hidupnya.
Bagaimana dengan kita?
Melayani dengan tulus menjadi sesuatu hal yang
tidak populer, tidak menarik perhatian banyak orang.
Segala sesuatu didunia ini sepertinya harus ada
timbal balik, istilahnya take dan give. apa yang saya terima jika saya
memberi !
Pada bacaan pertama, Rasul Paulus mengkritik
sikap jemaat Korintus yang berselisih tentang masing2 golongan yang menunjukkan
ketidak-dewasaan rohani mereka.
1 Korintus 3:4
Jika yang seorang berkata: "Aku dari
golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan
Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang
bukan rohani?
Keadaan tersebut sepertinya masih terjadi
sampai saat ini di kalangan orang beriman yang melayani dalam kelompok
masing-masing di paroki.
Suatu komunitas akan bertumbuh jika motivasi
team pengurus sesuai visi misi yang bersandar pada kasih Yesus.
Sering terjadi suatu komunitas rohani mandeg
atau tak bertumbuh disebabkan pengelompokan pengurus dimana mau terlibat dalam
pelayanan asalkan bersama kelompoknya.
Motivasi pelayanan sangat menentukan kemana
arah komunitas pelayanan itu dibawa, apakah mengikuti petunjuk Tuhan atau
mengikuti kemauan segelintir team inti (baca: pengurus inti).
Mengapa bisa terjadi perselisihan bahkan
pertengkaran sesama jemaat yang melayani tugas2 perutusan?
Perselisihan terjadi karena motivasi mereka
membawa kepentingan diri sendiri dan kelompok masing-masing.
Bukankah kita mengaku sebagai pelayan-pelayan
Tuhan namun sering bertindak sebagai atasan/bos yang memerintah kepada
bawahan.
Siapa bos kita sebenarnya jika kita mengaku
pelayan Tuhan ?
Menjadi pelayan Tuhan berarti kita melaksanakan
tugas pelayanan sesuai apa yang disuruh Tuhan.
Itu sebabnya,
Rasul Paulus menekankan bahwa tidaklah penting siapa
yang menanam siapa yang menyiram sebab masing2 akan menerima upahnya; yang
terpenting adalah Allah sendiri yang memberi pertumbuhan (1 Korintus
3:7-8).
MAKNA RENUNGAN HARI INI
Kita seharusnya memberitakan Injil,
memberitakan kabar sukacita yang merupakan
tugas perutusan kita.
Menginjili tidak tak terbatas pada pewartaan
tetapi bisa melalui sikap hidup kita yang mau melayani sesama yang mencerminkan
kasih seperti yang Yesus lakukan.
Melayani berarti memberi diri untuk menolong
orang lain tanpa pamrih demi kepentingan banyak orang, misalnya mendoakan orang
sakit, memberi bantuan kepada sesama.
Melayani bisa dimana saja dimana kita
ber-aktifitas sehari-hari, ditempat kita bekerja. Melayani tidak harus keluar
rumah, ibu2 melayani dirumah; mengurus rumah dan anak-anaknya.
Yang penting essensi melayani adalah dengan
tulus hati dan gembira bukan untuk kepentingan sendiri.
Semoga sepanjang hari ini, apa yang kita
kerjakan merupakan bagian penginjilan dan pelayanan yang tulus dan memberi
dampak sukacita bagi orang lain.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com