Kamis, 20 September 2018
1 KORINTUS 15:1-11
MAZMUR 118:1-2,16-17,28
LUKAS 7:36-50
Lukas 7:47
Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah
diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit
diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih.
Bacaan hari ini, baik dari Injil maupun dari
surat Rasul Paulus pada umat di Korintus, sama-sama menjelaskan bahwa orang
yang mengakui dirinya berdosa, merasa dirinya hina dan tidak layak menerima
pengampunan, justru banyak berbuat kasih karena sebagai ungkapan syukur telah
diampuni oleh Tuhan Yesus.
1 Korintus 15:9-10
Karena aku adalah yang paling hina dari semua
rasul, sebab aku telah menganiaya Jemaat Allah. Tetapi karena kasih
karunia Allah aku adalah sebagaimana aku ada sekarang, dan kasih karunia yang
dianugerahkan-Nya kepadaku tidak sia-sia. Sebaliknya, aku telah bekerja lebih
keras dari pada mereka semua; tetapi bukannya aku, melainkan kasih karunia
Allah yang menyertai aku.
Mengapa bisa terjadi demikian?
Tentu saja sebagai manusia normal bila masalah
hidupnya yang berat itu ditolong oleh seseorang maka ia akan berusaha keras
menyenangkan hati si penolongnya apalagi penolongnya itu adalah
Tuhan.
Orang yang telah mengalami jamahan Tuhan
(=hadirat Tuhan) biasanya hatinya dipenuhi sukacita dan mau membagikan
pengalaman imannya kepada banyak orang agar mereka mengalami seperti yang
dialaminya.
Terlebih bila dosa kita yang bejibun buanyaknya
telah diampuni Tuhan maka semakin hati kita gembira dan penuh sukacita, itu
sebabnya dalam kitab Roma disebut orang bahagia.
Roma 4:7-8
Berbahagialah orang yang diampuni pelanggaran-pelanggarannya,
dan yang ditutupi dosa-dosanya dan yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan
kepadanya.
Namun bukan berarti, lebih baik dosa banyak
supaya kasih karunia Tuhan semakin berlimpah dalam diri kita. Tidak demikian, sebab jamahan Tuhan lewat Roh
Kudus akan merubah hati kita yang dipenuhi oleh kasih Allah sehingga kita tidak
mau berbuat dosa yang berarti menyakiti hati Tuhan.
1 Yohanes 3:6
Karena itu setiap orang yang tetap berada di
dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak
melihat dan tidak mengenal Dia.
Sering terjadi setelah bertobat, kemudian hari ada potensi mengulangi dosa yang sama karena pertobatannya belum tuntas dan masih menyimpan sesuatu yang belum sepenuhnya diungkapkan dan diakuinya di hadapan Tuhan. Kedagingannya masih melekat pada dosa meskipun keinginan rohnya mau bertobat dan tidak mau mengulangi dosa lagi.
Sering terjadi setelah bertobat, kemudian hari ada potensi mengulangi dosa yang sama karena pertobatannya belum tuntas dan masih menyimpan sesuatu yang belum sepenuhnya diungkapkan dan diakuinya di hadapan Tuhan. Kedagingannya masih melekat pada dosa meskipun keinginan rohnya mau bertobat dan tidak mau mengulangi dosa lagi.
Pertobatan itu seharusnya mencakup:
Pertama : Kejujuran
Dalam perumpamaan anak yang hilang, dimana si
anak bungsu menyadari bahwa dirinya telah berdosa kepada bapanya.
Dia mau mengakui keadaannya tidak beres setelah
habiskan uang warisan yang ia paksa bapanya berikan padanya.
Lukas 15:17
Lalu ia menyadari keadaannya, katanya:
Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi
aku di sini mati kelaparan.
Daud juga menyadari kesalahannya telah berzinah dengan Batsyeba
dan telah membunuh suami Batsyeba melalui tentaranya.
Mazmur 51:5
Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku, aku senantiasa
bergumul dengan dosaku.
Kedua : kerendahan hati
Kemauan untuk berubah dan kesadaran bahwa kita
memerlukan bantuan Allah sebab menurut Firman Tuhan :
Markus 14:38
Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam
pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah
Si anak bungsu mengakui dirinya telah bersalah terhadap
bapanya.
Lukas 15:18-19
Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya:
Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi
disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
Ketiga : Penyangkalan Diri
Meninggalkan segala perbuatan salah yang tidak
baik dan bertentang dengan kehendak Tuhan, kemudian memutuskan untuk tidak
melakukan dosa lagi.
Si anak bungsu memutuskan kembali ke bapanya dan siap menanggung
akibat dari perbuatannya (Lukas 15:20a).
Keempat : Mohon Ampun
Mazmur 51:3-4
Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setiaMu, hapuskanlah
pelanggaranku menurut rahmatMu yang besar! Bersihkanlah aku seluruhnya dari
kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
Si anak bungsu mohon ampun kepada bapanya atas segala
dosanya.
Lukas 15:20
Kata anak itu kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga
dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.
MAKNA RENUNGAN HARI INI
Sebagai anak-anak Allah, hendaknya kita
mengenal Allah; apa yang disukaiNya dan apa yang tidak disukaiNya agar supaya kita
tidak sampai hati melukai perasaanNya karena kita telah merasakan betapa
KasihNya kepada diri kita.
Semoga sepanjang hari ini perbuatan kita tidak
melanggar ketentuan Allah dan mau hidup dalam kebenaranNya.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com