Rabu, 19 September 2018
1 KORINTUS 12:31-13:13
MAZMUR 33:2-5,12,22
LUKAS 7:31-35
Lukas 7:32
Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang
saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami
menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.
Injil Lukas hari ini kembali
berbicara mengenai orang-orang farisi dan ahli taurat yang selalu menyalahkan
apa saja yang dilakukan Yesus.
Kali ini mereka menolak baptisan dari Yohanes (Lukas 7:30) dan menyalahkan Yesus makan-minum bersama pemungut cukai dan orang berdosa! (Lukas 7:34).
Orang farisi dan ahli taurat adalah kelompok elite yang mempunyai intelektual tinggi dan pengaruh sangat besar di masyarakat Yahudi saat itu.
Kali ini mereka menolak baptisan dari Yohanes (Lukas 7:30) dan menyalahkan Yesus makan-minum bersama pemungut cukai dan orang berdosa! (Lukas 7:34).
Orang farisi dan ahli taurat adalah kelompok elite yang mempunyai intelektual tinggi dan pengaruh sangat besar di masyarakat Yahudi saat itu.
Ketika ada orang lain datang yakni Yohanes Pembaptis dan Yesus dengan membawa pembaharuan dan ajaran baru menarik perhatian masyarakat Yahudi maka mereka iri dan merasa tersaingi.
Mulailah mereka mencari-cari sesuatu untuk dipersalahkan sehingga apa saja yang dilakukan Yohanes Pembaptis terlebih yang dilakukan Yesus, dinyatakan telah menyalahi aturan yang berlaku.tujuan mereka supaya Yesus dapat disingkirkan bahkan dibinasakan agar kedudukan mereka tetap eksis.
Sikap orang farisi dan ahli taurat yang TIDAK MAU alias MENOLAK semua yang dilakukan Yesus meski mereka lihat betapa banyak pemulihan dan mukjijat terjadi karena mereka menganggap semua itu TIDAK BENAR, tidak sesuai dgn kitab taurat yang mereka pegang teguh tetapi tidak melakukannya.
Situasi yang terjadi di negeri kita saat ini ternyata tak berbeda jauh dengan situasi di jaman Yesus berkarya. Ketika ada tokoh pembaharuan mulai menduduki posisi penting dan strategis maka mereka yang sedang menjabat atau yang ingin menjabat posisi itu berusaha untuk menjatuhkannya sehingga apa saja yang dikerjakan oleh tokoh pembaharuan itu terus menerus dicari-cari kesalahan, selalu dipersalahkan dan menunjukkan diri sendiri yang paling benar dalam membela kepentingan rakyat. (sebetulnya rakyat yang mana ya?).
Mereka menolak kehadiran Yesus (setelah berhasil membinasakan Yohanes Pembaptis) yang berarti menolak rahmat dan Anugerah Allah terhadap diri mereka sehingga mereka tidak mengalami kehidupan baru dalam kedamaian Allah.
Ironi sekali; dengan menerima Yesus, seorang janda mengalami mukjijat dimana anaknya hidup kembali (bacaan Injil Lukas kemarin) tetapi lihat apa yang terjadi pada orang farisi dan ahli taurat.
Mereka tidak mengalami mukjijat, tidak
mengalami jamahan Allah, tidak mengalami sukacita Allah sehingga kehidupan
mereka penuh diwarnai pemahaman diri sendiri dan tidak mau menerima pemahaman
dari orang lain.
Sampai hari ini kita lihat bangsa Israel,
mereka angkuh menganggap mereka yang paling benar sehingga mereka tidak bisa
menerima kehadiran bangsa Palestina, akibatnya mereka mau menghancurkan Palestina.
Demikian pula akan terjadi pada diri kita, yach
pada diri setiap individu, tidak mau menerima sesuatu yang baru dan terbukti
telah mendatangkan kebaikan, namun tetap kukuh pada prinsipnya yang mana telah
membuat dirinya mengalami banyak kesulitan dalam hidupnya.
Manusia memang cenderung menolak sesuatu hal
yang baru namun jika mau membuka hati seraya memohon hikmat Allah Roh Kudus
maka akan terjadi pemulihan dan mukjijat Allah yang akan membawa manusia kepada
kehidupan yang kekal.
Memang paling sulit berinteraksi dengan orang yang
memiliki intelektual yang tinggi atau yang pengalamannya banyak terbukti sukses
atau orang yang terkenal yang sering mendapat medali dan pujian sanjungan
banyak orang.
Orang seperti ini, biasanya cendrung memiliki
konsep diri yang berlebihan seakan-akan kesuksesan/keberhasilan akan terjadi
jika orang lain mencontoh dan menggunakan konsep keberhasilan dirinya.
Seringkali konsep keberhasilan yang diagungkan
tersebut adalah konsep keberhasilan menurut pandangan dunia, yang tentu saja
berlawanan dengan konsep keberhasilan menurut pandangan Tuhan.
Menurut konsep Yesus bahwa orang yang berhasil
itu adalah :
Matius 6:33
Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Realita yang terjadi justru sebaliknya:
mencari kesuksesan dan kekayaan dunia lebih
dahulu, baru hal bersifat rohani sebagai keseimbangan hidup dan ini
terlihat jelas beda penekanan porsi utama yang dicari.
Terkadang ada yang berdalih begini :
kita mah orang awam ga perlu fanatik amat sih... hal
rohani biar saja rohaniwan seperti romo/pastor, bruder, suster, pendeta yang
menggelutinya sedangkan kita mah umat biasa tidak perlu sampe mendalami firman
Tuhan.
Yang penting kita ke gereja saban hari minggu,
berdoa pagi dan malam, doa bapa kami, salam maria, kemuliaan cukuplah, kolekte
agak gedean dikit kita kasih, kalo diminta sumbangan buat bangun gereja
bolehlah ...yach itung-itung buat amal deh. daripada cuman omong doang
berbuat kagak...
Kasihan, jika konsep hidup sebatas mencari
kepuasan dan kekayaan duniawi dengan meremehkan sikap hidup fokus pada Kerajaan
Allah dan kebenaranNya.
Itu yang terjadi pada sikap hidup orang farisi
dan ahli taurat yang tidak tertarik pada kebenaran yang Yesus sampaikan karena
lebih memegang prinsip hidup yang mereka anggap yang terbaik.
Mereka tidak mengerti mana yang lebih penting
yang harus dilakukan karena tertutupi sikap angkuh pada kepercayaan diri yang
berlebihan dan tidak mau membuka hati belajar menerima tawaran ajaran
Yesus.
Yesus mengumpamakan kelakuan orang farisi dan
ahli taurat itu seperti dalam
Lukas 7:32
Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di
pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu
tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.
Dalam bacaan pertama dari korintus dimana
menekankan pada kasih Allah
sebagai dasar segala perbuatan yang kita
lakukan dalam kehidupan ini, bukan fokus pada kepentingan sendiri.
1 Korintus 13:13
1 Korintus 13:13
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman,
pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.
MAKNA RENUNGAN HARI INI
Pelajaran berharga bagi kita setelah membaca
dan merenungkan Injil hari ini yang mengingatkan agar kita tidak bersikap
seperti orang farisi dan ahli taurat melainkan agar kita :
Bersikap rendah hati agar supaya dapat menerima rahmat dan Anugerah Allah.
Ciri-ciri orang yang bersikap rendah hati:
1) mau menerima masukan orang lain
2) mau merubah prinsipnya setelah ia mempelajari masukan orang lain yang terbukti berhasil
3) tidak haus pujian orang lain dan cenderung tidak mau orang lain membicarakan prestasi dirinya karena baginya pujian dari Allah lebih mulia dari pujian sesama
yang seringkali tidak tulus hati
4) cenderung mengalah dan hindari perbantahan dan pertentangan
Intinya kerendahan hati seseorang terlihat dari buah-buah roh.
Intinya kerendahan hati seseorang terlihat dari buah-buah roh.
Galatia 5:22-23
Buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan,
penguasaan diri.
Terpancar keluar dari sikap hidupnya yang dapat
dilihat dan dirasakan orang lain yang berhubungan dengannya.
Semoga sepanjang hari ini sikap kita tetap
menunjukkan kerendahan hati dan semoga kehadiran kita membawa kebaikan dan
kegembiraan bagi orang yang kita jumpai.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com