Jumat,
3 Mei 2019
1
KORINTUS 15:1-8
MAZMUR
19;2-5
YOHANES
14:6-14
Yohanes
14:6
Kata
Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup". Tidak ada
seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Banyak
jalan menuju Roma, ungkapan yang biasa dikatakan banyak orang untuk menjelaskan
bahwa ada banyak pilihan alternatif yang bisa diputuskan menurut pemikiran
masing-masing.
Saking
banyaknya pilihan maka bisa saja menimbulkan konflik sebab merasa pilihan yang
dipilihnya adalah yang terbaik dibandingkan pilihan orang lain.
Agama
adalah salah satu alternatif yang berpotensi merusak hubungan sesama manusia
sebab keyakinan iman setiap orang berbeda-beda tergantung situasi dan kondisi
yang melatar-belakangi keputusannya untuk percaya kepada suatu agama
tertentu.
Ada
sebuah kesaksian dimana tadinya ia beribadah kepada agama 'X' namun saat
didoakan oleh seorang umat kristiani, penyakit yang dideritanya disembuhkan dan
menggugah hatinya menjadi percaya kepada Yesus, lalu dibaptis.
Sebaliknya
bisa terjadi pada seorang umat katolik yang melepaskan iman percaya kepada
Yesus karena menikah dengan pasangannya yang beragama non katolik.
Pertanyaannya
adalah :
apakah
orang tersebut divonis sebagai pengkhianat atau murtad oleh agama semula yang
dipercayainya dan dipuji oleh agama yang baru ia akui percaya?
Bacaan
Injil hari ini, Yesus mengatakan bahwa diriNya adalah Jalan, Kebenaran, dan
hidup bagi orang yang mau percaya kepadaNya sebab hanya melalui diriNya maka
orang tersebut akan mengenal Bapa dan memperoleh hidup kekal di rumah Bapa di
Surga.
Kita
tidak perlu repot2 mempersoalkan apakah perkataan Yesus ini terkesan arogan dan
berlebihan sebab agama lain yang non kristiani, tidak ada yang berani mengatakan
pernyataan seperti yang Yesus deklarasikan.
Kita
fokus mau merenungkan dari sisi iman kristiani atau khususnya dari sisi iman
katolik yang kita imani.
Kita mau
percaya pada perkataan Yesus dengan iman teguh tanpa ragu-ragu sebab kita yakin
hanya melalui Yesus maka kita diselamatkan dari kematian kekal di alam maut dan
memperoleh kehidupan kekal di Surga.
1
Korintus 15:2
Oleh
Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang
telah kuberitakan kepadamu — kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi
percaya.
Ini dasar
iman percaya kita pada Yesus dan jangan sampai tergoyahkan oleh karena penderitaan
hidup yang dialami saat ini sehingga menjadi tawar hati, kemudian berbalik arah
meninggalkan iman percaya kepada Yesus.
Seperti
bangsa Israel yang mudah sekali goyah di saat keinginan mereka belum dikabulkan
oleh Allah.
Sudah
terlalu sering kita dengar dan sampai hafal merenungkan perkataan Yesus
mengenai jalan, kebenaran, hidup, terlebih lagi pada ayat dibawah sangat
diharapkan terealisasi dalam hidup kita.
Yohanes 14:14
Jika kamu
meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu, Aku akan melakukannya
Kita
harus mengenal cara kerja Tuhan dari Alkitab dan dari mukjijat yang kita alami
atau dari kesaksian orang lain.
Terlebih
penting lagi dari hubungan kita dengan Tuhan di dalam doa dan relasi intim
bersaat teduh bersamaNya.
Contohnya
kita bisa memetik pelajaran dari yang dialami raja Hizkia dimana jalan Tuhan
menetapkan bahwa ia akan mati.
2 Raja
20:1
Pada
hari-hari itu Hizkia jatuh sakit dan hampir mati. Lalu datanglah nabi Yesaya
bin Amos, dan berkata kepadanya: "Beginilah firman Tuhan: Sampaikanlah
pesan terakhir kepada keluargamu, sebab engkau akan mati, tidak akan sembuh
lagi
Tetapi
Hizkia memohon agar diberi umur yang panjang karena Hizkia protes pada Tuhan
karena merasa telah berbuat kebaikan dan telah hidup dengan setia.
2 Raja 20:2-3
Lalu
Hizkia memalingkan mukanya ke arah dinding dan ia berdoa kepada Tuhan: "Ah
Tuhan, ingatlah kiranya, bahwa aku telah hidup di hadapan-Mu dengan setia dan
dengan tulus hati dan bahwa aku telah melakukan apa yang baik di mataMu."
Kemudian menangislah Hizkia dengan sangat.
Hizkia
menangis dengan sangat, dapat diartikan ia merasa Tuhan tidak adil terhadap
dirinya yang ia klaim sudah hidup di dalam kebenaran Tuhan dan selayaknya ia
diberi kesempatan hidup.
Kita
lihat disini, Hizkia berpandangan berbeda dengan Tuhan mengenai jalan,
kebenaran, dan hidup.
Jalan =
ia merasa sudah di jalan Tuhan
Kebenaran
= sudah hidup setia & tulus
Hidup =
ia menuntut hidup lebih lama
Akhirnya
Tuhan menuruti keinginan Hizkia umurnya diperpanjang 15 tahun lagi.
2 Raja
20:5-6
Baliklah
dan katakanlah kepada Hizkia, raja umatKu: Beginilah firman Tuhan, Allah Daud,
bapa leluhurmu: Telah Kudengar doamu dan telah Kulihat air matamu; sesungguhnya
Aku akan menyembuhkan engkau; pada hari yang ketiga engkau akan pergi ke rumah
Tuhan. Aku akan memperpanjang hidupmu lima belas tahun lagi dan Aku akan
melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur; Aku akan memagari kota
ini oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hambaKu.
Bukankah
kita seringkali tidak terima keputusan Tuhan yang telah mengatur jalan,
kebenaran, dan hidup kita, seperti yang Hizkia lakukan.
Tuhan
ijinkan keinginan kita diturutinya tetapi kita harus menanggung akibatnya sebab
IA adalah Tuhan atas hidup kita.
IA sudah
tahu apa yang akan terjadi pada hidup kita sekian tahun ke depan dan kita hanya
tahu hidup masa lalu sampai hidup hari ini, hidup saat ini.
Tahukah
anda bahwa akibat Hizkia protes tidak mau menerima keputusan Tuhan maka setelah
ia mati 15 tahun kemudian, ia digantikan anaknya bernama Manasye sebagai raja
Yehuda.
Manasye
lahir pada masa umur Hizkia diperpanjang 15 tahun sebab ia menjadi raja
menggantikan Hizkia, ayahnya pada saat Manasye berusia 12 tahun; ternyata
Manasye semasa memerintah Yehuda telah berbuat jahat.
2 Raja
21:1-2
Manasye
berumur dua belas tahun pada waktu ia menjadi raja dan lima puluh lima tahun
lamanya memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Hefzibah. Manaaye
melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, sesuai dengan perbuatan keji
bangsa-bangsa yang telah dihalau Tuhan dari depan orang Israel.
Tragis
sekali akibat kesalahan Hizkia maka anaknya dan keturunan berikutnya berbuat
serupa dengan Manasye, artinya mereka telah melakukan perbuatan yang jahat
(baca 2 Raja 21:1-18).
Dari
peristiwa Hizkia ini maka kita akan berhati-hati bila mau komplain kepada Tuhan
atau mau mengambil jalan sendiri dan tidak mau mengikuti jalan Tuhan.
Demikian
juga kita agar tidak gegabah mengakui kebenaran menurut pendapat dan pemikiran
diri sendiri.
Hendaknya
hdup yang kita jalani sekarang ini akan terus berada di dalam koridor hidup
sesuai jalan dan kebenaran Tuhan.
Apakah
kita telah menyelaraskan jalan, kebenaran, dan hidup sesuai dengan yang Tuhan
kehendaki dan aku tidak berontak menurut kemauanku sendiri?
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com