Sabtu,
21 September 2019
1
TIMOTIUS
MAZMUR
19:2-6
MATIUS
9:9-13
Matius
9:13
Jadi
pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan
dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar,
melainkan orang berdosa.
Hari
ini Gereja Katolik memperingati pesta St Matius Rasul dan Penginjil.
Bacaan
Injil hari ini, kembali orang Farisi mengkritik Yesus bergaul dengan orang
berdosa dan pemungut cukai bahkan makan bersama dengan mereka.
Matius
9:10-11
Kemudian
ketika Yesus makan di rumah Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang
berdosa dan makan bersama-sama dengan Dia dan murid-muridNya. Pada waktu orang
Farisi melihat hal itu, berkatalah mereka kepada murid-murid Yesus:
"Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang
berdosa?"
Kita
sudah tahu orang Farisi dan juga ahli Taurat mengklaim diri mereka paling
benar, paling taat, dan paling bersih/suci padahal hanya di permukaan saja
supaya dilihat dan dipuji orang.
Kita
lihat bagaimana Yesus menanggapi kritikan orang Farisi dengan mengatakan:
Matius
9:12
Yesus
mendengarnya dan berkata: bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi
orang sakit.
Siapakah
orang sakit yang dimaksud oleh Yesus? apakah pemungut cukai dan orang berdosa
ataukah orang Farisi?.
Ataukah
berlaku umum yakni siapa saja orang sakit memerlukan tabib/dokter.
Sakit
itu ada yang sakit tubuh jasmaninya dan yang sakit rohaninya. Kita menyoroti
dari sisi orang yang sakit rohani
Sakit
rohani lebih berbahaya daripada sakit tubuh jasmani bahkan bisa terjadi sakit
tubuh jasmani diakibatkan oleh rohaninya sakit.
Sakit
rohani disebabkan rohnya sakit akibat kekurangan asupan makanan dan minuman
rohani.
Mengapa
bisa terjadi demikian?
Karena
imannya tidak bertumbuh bahkan ada yang imannya mati.
Tubuh
jasmani mengandalkan nafas dan makanan-minuman jasmani sedangkan rohani
mengandalkan nafas rohani dan makanan-minuman rohani.
Nafas
rohani berupa doa dan saat teduh dengan Tuhan dan makanan rohani berupa
Sabda/Firman Tuhan tertulis di kitabsuci dan yang tidak tertulis tetapi
langsung dinyatakan secara pribadi.
Sakit
rohani mempengaruhi jiwa kita seperti misalnya iri hati, dendam, benci, congkak
hati/sombong, dsbnya.
Orang
yang sakit rohaninya,
sesungguhnya
patut dikasihani sebab ia merasa dirinya baik-baik saja padahal telah dalam
dirinya jatuh ke jurang maut akibat dosanya yang tidak disadarinya telah
berbuat dosa.
Orang
Farisi dan ahli Taurat tidak sadar dirinya berdosa karena merasa dirinya tidak
berdosa bahkan menilai orang lain telah berdosa seperti pemungut cukai.
Bukan
hanya menilai orang lain berdosa tetapi mereka bertindak sebagai hakim yang
memutuskan orang berdosa harus dihukum mati.
Bagaimana
dengan kita, apakah kita merasa diri kita bersih tanpa dosa dan menilai serta
menghakimi orang lain yang kita vonis sebagai orang jahat?
Justru
Yesus mengajarkan kepada kita agar berbelas kasihan kepada orang lain termasuk
orang yang telah berbuat dosa dan bukan menghakimi atau menjauhkan diri dari
orang tersebut.
Siapa
sih yang tidak berdosa?
Kita
semua orang berdosa ( Roma 3:23) dan kita bersyukur mendapat Anugerah Tuhan
mengampuni dosa-dosa kita.
1
Yohanes 1:9
Jika
kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan
mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Oleh
sebab itu hendaknya kita menolong orang lain yang kesulitan melepaskan diri
dari belenggu dosa dengan mewartakan bahwa Tuhan mengampuni dosa kita karena
Tuhan mengasihi kita manusia.
Hendaknya
kita berbelas kasihan kepada orang lain yang hidup menderita; apakah menderita
sakit, menderita kelaparan dan penderitaan hidup lainnya.
Berulangkali
kita dingatkan agar miliki hati yang berbelas kasihan kepada orang lain seperti
Hati Yesus yang berbelas kasihan kepada kita manusia.
Semoga
hati kita selalu digerakkan oleh hati yang berbelas kasihan secara nyata
melalui tindakan dan perbuatan kita.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com