Jumat,
6 September 2019
KOLOSE
1:15-20
MAZMUR
100:2-5
LUKAS
5:33-39
Lukas
5:33-34
Orang-orang
Farisi itu berkata pula kepada Yesus: "Murid-murid Yohanes sering berpuasa
dan sembahyang, demikian juga murid-murid orang Farisi, tetapi murid-muridMu
makan dan minum." Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat
mempelai laki-laki disuruh berpuasa, sedang mempelai itu bersama mereka?
Setelah
Yesus wafat, bangkit, dan naik ke Sorga maka mempelai laki-laki dapat kita
artikan adalah Yesus sendiri sedangkan sahabat mempelai laki-laki adalah orang
yanh percaya dan beriman kepada Yesus.
Lukas
5:33-34 artinya orang percaya pada Yesus akan berpuasa setelah Yesus
meninggalkan dunia dan naik ke Sorga.
Seperti
biasa, Yesus menjelaskan dengan memakai perumpamaan:
Perumpamaan
Pertama
Lukas
5:36
Tidak
seorangpun mengoyakkan secarik kain dari baju yang baru untuk menambalkannya
pada baju yang tua. Jika demikian, yang baru itu juga akan koyak dan pada yang
tua itu tidak akan cocok kain penambal yang dikoyakkan dari yang baru
itu.
Perumpamaan
Kedua
Lukas
5:37-38
Demikian
juga tidak seorangpun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang
tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu
dan anggur itu akan terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru
harus disimpan dalam kantong yang baru pula.
*
baju baru = anggur baru = ajaran Yesus yang menonjolkan kasih
*
baju lama= anggur lama = ajaran Taurat orang-orang Farisi
*
kantong kulit yang baru = hati/pikiran yang telah diperbaharui oleh Firman
Allah
*
kantong kulit yang lama = hati/pikiran yang dikuasai oleh prinsip dunia
Lukas
5:39
Dan
tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru,
sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik
anggur
tua = mengalami kasih Tuhan
anggur
baru = mengalami kasih dunia
Menurut
orang yang biasa minum anggur mengatakan bahwa anggur tua itu lebih nikmat
daripada anggur yang baru sebab kandungan alkohol anggur baru masih rendah
dibandingkan kadar alkohol dari anggur tua yang sudah lama disimpan.
Artinya:
orang
yang sudah mengalami Kasih Allah seharusnya ia tahu perbedaan dengan kasih yang
diberikan oleh dunia.
Kasih
dunia ada syaratnya; jika seseorang mau dikasihi orang lain maka seseorang itu
harus terlebih dahulu mengasihi orang lain supaya ia mendapat balasan kasih.
Kasih
dunia cepat sekali luntur/hilang bila salahsatu orang yang dikasihi tidak lagi
memberikan kasih kepada dirinya.
Kasih
Tuhan tanpa syarat; Tuhan selalu mau mengasihi kita manusia dalam segala
situasi dan keadaan hidup kita.
Mazmur
100:5
Sebab
Tuhan itu baik, kasih setiaNya untuk selama-lamanya, dan kesetiaanNya tetap
turun temurun.
Semakin
kita berdosa, Tuhan semakin mengasihi agar kita segera bertobat dan kembali ke
pelukan Tuhan.
Roma
5:20b-21
di
mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah,
supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan
berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan
kita.
Tetapi
tidak boleh diartikan bahwa kalau begitu banyak berbuat dosa saja supaya makin
dikasihi Tuhan (Roma 6:1-14).
Maksud
dari kedua perumpamaan yang diutarakan Yesus bertujuan agar setiap orang
menjalani hidup sesuai dengan ajaran Yesus dengan cara melepaskan ajaran lama
bukan berasal dari Yesus.
Hal-hal
yang kita lepaskan/tinggalkan:
Pertama
Ajaran
leluhur dan adat-istiadat leluhur yang serigkali bertentangan dengan ajaran
Yesus.
Markus
7:7-9
Percuma
mereka beribadah kepadaKu, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah
manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat
manusia. Yesus berkata pula kepada mereka: "Sungguh pandai kamu
mengesampingkan perintah Allah, supaya kamu dapat memelihara adat istiadatmu
sendiri.
Kedua
Melepaskan
sikap hidup, prinsip hidup yang lama yang tidak sesuai dengan prinsip kebenaran
Allah
2
Korintus 10:5
Kami
mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh
keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala
pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus
Ibaratnya
botol air yang penuh, tidak bisa ditambahkan air karena akan tumpah.
Prinsip
hidup yang melekat di pikiran kita dan sifat/karakter/sikap hidup kita yang
bercokol di dalam diri kita, yang tidak sesuai yang dikehendaki Allah maka
haruslah keluarkan dari dalam diri kita.
Jika
tidak dilepaskan, maka prinsip kebenaran Allah tidak dapat masuk di pikiran dan
di dalam keseluruhan diri kita.
Ketiga
Kita
harus lepaskan kendali atas hidup kita dan menyerahkan diri kepada Tuhan
Mazmur
37:5-6
Serahkanlah
hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepadaNya, dan Ia akan bertindak; Ia akan
memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.
Yesus
yang berjalan di depan dan kita berjalan di belakang Yesus.
Jadikan
Tuhan sebagai pusat hidup kita di dalam segala aspek kehidupan kita.
Dengan
melepaskan keakuan dan prinsip hidup dunia yang sekian lama menguasai pikiran
dan hati maka kita bisa menerima prinsip kebenaran Tuhan.
J
A D I
Setelah
kita hidup di dalam kebenaran Tuhan maka sikap dan tindakan kita terhadap orang
akan berubah dari cara dunia beralih kepada cara rohani.
Seperti
misalnya persoalan puasa atau tidak puasa, tidak lagi jadi masalah atau
menuntut orang lain harus berpuasa karena kita berpuasa dengan memakai ayat
Firman Tuhan untuk memaksa dan menghakimi orang lain.
Janganlah
kita bertindak seperti orang Farisi dan ahli Taurat yang menuntut orang lain
harus melakukan hukum Taurat dan menghakimi orang lain menurut sudut pandang
mereka.
Hal
serupa bisa terjadi di pelayanan, jika orang lain belum mau lakukan pelayanan
seperti kita yang sudah melayani maka kita tidak boleh memaksa orang tersebut
untuk ikut dalam pelayanan.
Jika
kita rajin pelayanan dan orang lain tidak rajin pelayanan seperti kita maka
tidak boleh kita menuntut orang itu agar rajin seperti kita dan jika ia tidak
menurut maka kita tidak boleh menghakiminya.
Mungkin
saja dia terlibat di pelayanan lain yang tidak sama dengan pelayanan yang kita
lakukan sebab panggilan pelayanan setiap orang berbeda-beda sesuai yang
diperintahkan Tuhan kepadanya.
Segala
sesuatu ada waktunya.
Bila
seseorang belum terlibat dalam pelayanan atau belum rajin pelayanan maka tugas
kita adalah mendoakan orang tersebut dan isi doa kita bukan melulu minta Tuhan
agar gerakkan hatinya untuk pelayanan tetapi doakan agar Tuhan memberkati
hidupnya.
Dalam
segala bidang kehidupan ini, kita hendaknya bersandar pada Hikmat Tuhan supaya
tidak buru-buru menilai sesuatu masalah hidup ini dari sudut pandang dunia
tetapi dari sudut pandang Tuhan.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com