Kamis,
19 September 2019
1
TIMOTIUS 4:12-16
MAZMUR
111:7-10
LUKAS
7:36-50
Lukas
7:37-38
Di
kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa.
Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi
itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil
menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kakiNya, lalu membasahi
kakiNya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia
mencium kakiNya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.
Orang
yang menyesali dosa-dosanya menangis tersedu-sedu dan biasanya ia bertobat
sungguh-sungguh dan tidak mau mengulangi lagi dosanya.
Hal
itu terjadi pada seorang perempuan berdosa yang menangis di kaki Yesus seraya
meminyaki kaki Yesus.
Bagaimana
dengan kita?
Apa
yang kita lakukan setelah berbuat dosa? Apakah kita bertobat karena takut akan
akibat dosa ataukah kita bertobat karena menyesal telah melukai Hati Kudus
Yesus yang mengasihi kita?
Jika
kita bersikap seperti perempuan berdosa itu maka kita bertobat karena kita
menyesal telah melukai Hati Kudus Yesus sehingga kita akan bersimpuh di kaki
Yesus, artinya kita perbaiki relasi dengan Yesus agar semakin intim dan tidak
mau mengulangi dosa lagi.
Kita
sadar akan kelemahan diri kita yang mudah sekali jatuh ke dalam dosa.
Maka
dari itu kita mesti sungguh-sungguh mengendalikan hawa nafsu kedagingan dan
senantiasa intropeksi diri agar makin hari makin semakin dekat dengan Tuhan
agar jalan hidup kita dituntun olehNya.
Galatia
5:24
Barangsiapa
menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa
nafsu dan keinginannya.
Setiap
orang tidak sama kelemahannya dan sebaiknya kita mesti tahu di bagian mana diri
kita yang lemah dan berpotensi berdosa. Selain itu kita telusuri hal-hal apa
saja yang membuat kita berdosa.
Secara
umum, keinginan hawa nafsu kedagingan menjadi penyebab utama orang berbuat
dosa.
Oleh
sebab itu fokuskanlah diri kita akan hal-hal rohani dan kendalikan hal duniawi
agar tidak menguasai diri kita.
Kolose
3:2,5-6
Pikirkanlah
perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Karena itu matikanlah dalam dirimu
segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa
nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
semuanya itu mendatangkan murka Allah
Tidak
mudah sebab terbiasa menuruti keinginan daging sehingga perlu tekad yang kuat
untuk melangkah menjauhi keterikatan keinginan daging yang selalu saja terus
menerus maunya dituruti.
Isilah
pikiran kita sebanyak-banyaknya pengetahuan Firman Tuhan untuk atasi
pikiran-pikiran dunia yang cenderung mau menguasai pikiran kita.
Sebab
di pikiran kita ini adalah tempat peperangan antara hal-hal rohani dan hal-hal
duniawi.
Baik
pikiran rohani dan pikiran duniawi maka akan menguasai seluruh pikiran kita dan
sangat besar mempengaruhi sikap dan perbuatan kita.
Dosa
itu bukan dari perbuatan saja tetapi mulai dari pikiran, dosa telah
terjadi.
Dengan
membangun relasi intim dengan Tuhan maka pikiran, perasaan, keinginan kita
serahkan kepada Tuhan supaya jalan kita sesuai berada di JalanNya Tuhan.
Inilah
sikap pertobatan yang seharusnya kita lakukan sebab kita sadari bahwa dosa
selalu menngintai di bagian lemah diri kita maka hendaknya kita mendekat terus
kepada Tuhan untuk melawan dosa
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com