Sabtu,
7 September 2019
KOLOSE
1:21-23
MAZMUR
54:3-4,6,8
LUKAS
6:1-5
Lukas
6:5
Kata
Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari
Sabat."
Kembali
kita menyaksikan tingkah laku orang Farisi yang mengkritik Yesus tidak mentaati
peraturan hari Sabat karena murid-muridNya memetik bulir gandum.
Lukas
6:1-2
Pada
suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-muridNya
memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan
tangannya. Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat
sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
Kita
sudah tahu sikap orang Farisi dan juga ahli Taurat mengklaim diri mereka benar
dan orang lain salah bahkan lebih dari itu dimana mereka beranggapan diri
mereka suci karena mentaati hukum Taurat dan merasa berhak menghukum orang lain
yang tidak mentaati Taurat menurut pemahaman mereka.
Yesus
mengingatkan orang Farisi tentang hari Sabat yang Allah perintahkan kepada
bangsa Israel untuk melaksanakan dan mentaatinya.
Karena
mereka tidak mengakui Yesus adalah Mesias maka mereka gagal untuk memahami
bahwa yang mereka tegur itu adalah Mesias.
Itu
sebabnya Yesus katakan:
"Anak
Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat." yaitu diriNya adalah Anak Manusia
Hari
Sabat ditetapkan agar manusia itu sadar diri bahwa ada Allah yang harus mereka
sembah dan agungkan.
Bukan
setiap hari kerja dan terlibat pada urusan dunia sehingga melupakan Allah
tetapi hendaklah mata hati , mata iman mereka fokus hanya kepada Allah
saja.
Tuhan
Allah sangat mengasihi manusia sehingga selalu mau menolong manusia yang
mengalami kesulitan hidup karena telah melakukan perbuatan salah dan jatuh ke
dalam dosa.
Mazmur
54:6
Sesungguhnya,
Allah adalah penolongku; Tuhanlah yang menopang aku.
Penetapan
hari Sabat adalah salahsatu cara mengingatkan manusia agar fokus kepada Allah
yaitu beribadahlah kepada Tuhan Allah di hari Sabat.
Sesungguhnya
bukan hanya hari Sabat saja untuk fokus kepada Allah tetapi lebih jauh dari itu
yang seharusnya dipahami bahwa manusia hendaklah saling mengasihi satu dengan
lainnya seperti Tuhan Allah mengasihi manusia.
Dalam
hal murid-murid Yesus memetik bulir gandum di hari Sabat hendaknya dilihat dari
sudut pandang bahwa mereka lapar butuh makanan seperti halnya Daud memakan roti
sajian khusus untuk imam.
Lukas
6:3-4
Lalu
Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud,
ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam
Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada
pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?"
Orang
Farisi tidak memahami tujuan ditetapkan hari Sabat yang seharusnya yang
terpenting adalah menolong sesama harus didahulukan dari ketentuan hari Sabat
yang tidak boleh melakukan segala aktifitas/bekerja.
Memang
peraturan hari Sabat tetap harus ditaati tetapi ada kondisi khusus/tertentu
diperbolehkan untuk tidak dilaksanakan yang berhubungan dengan hal kebaikan
menolong orang lain.
Demikian
juga di kehidupan kita sekarang di jaman modern ini, ada begitu banyak orang
kelaparan yang membutuhkan pertolongan dalam segala bentuk.
Bisa
berupa makanan/minuman, obat-obatan, juga menyangkut kerohanian yang perlu
ditangani agar tidak timbul sakit rohani yang dampaknya menjauhkan seseorang
dari Tuhan Allah.
Menolong
orang ada dua aspek yang harus kita perhatikan yaitu menolongnya dari sisi
kebutuhan tubuh jasmani dan dari sisi jiwa dan rohaninya.
Yang
paling sulit adalah menolong dari sisi jiwa dan rohani sebab berhubungan dengan
imannya.
Kekuatan
iman seseorang menentukan jalan kehidupannya; apakah menuju pada kematian kekal
atau kehidupan kekal.
Ulangan
28:2,15
Segala
berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan
suara Tuhan, Allahmu: Tetapi jika engkau tidak mendengarkan suara Tuhan,
Allahmu, dan tidak melakukan dengan setia segala perintah dan ketetapanNya,
yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, maka segala kutuk ini akan datang
kepadamu dan mencapai engkau
Jangan
pernah meremehkan apalagi mengabaikan iman tetapi hendaklah kita menumbuhkan
iman semakin kokoh
Kolose
1:23
Sebab
itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan
jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu
dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku
ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.
Dengan
iman yang kuat, kita akan mampu bertindak bijaksana karena Hikmat Allah yang
kita pegang sebagai pedoman hidup sehingga bertindak hati-hati di setiap
langkah kita mengarungi kehidupan ini.
Kita
tidak akan menghakimi orang lain tetapi kita akan menasehati orang lain dengan
sabar, dengan kasih karena kita menolongnya dan mengajaknya supaya mendekat
kepada Tuhan Allah.
Menghakimi
seperti orang Farisi adalah tujuannya menjatuhkan orang lain dan bukan menolong
orang lain agar bertobat dan kembali bersandar kepada Allah.
JADI
Tuhan
Allah menetapkan peraturan dan perintah kepada manusia adalah dengan tujuan
untuk kebaikan manusia.
Hari
Sabat adalah salahsatu contoh yang Tuhan Allah tetapkan untuk kebaikan
orang-orang Israel di jaman itu dan juga berlaku kepada setiap umat
kristiani.
Orang
Farisi hanya melihat dari satu sisi yakni pelaksanaan hari Sabat dan tidak
melihat dari sisi utama dari ditetapkan hari Sabat oleh Tuhan Allah.
Tuhan
atas hari Sabat,
Ibaratnya
seseorang mengajari seorang guru dengan sesuatu pelajaran yang diajarkan guru
tersebut kepada dirinya.
Salam Kasih,
Surya Darma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan ketik komentar Anda atau mungkin membutuhkan doa dan konseling, ke alamat email saya : surya.pdkk@gmail.com